Digital no Kokoro

Bagian IV

_________________________________________________________

Perjalanan yang justru membuat Kazuto semakin ingin tahu kediaman Miyuki. Kenapa aku tidak pernah menanyakan hal ini? Kazuto yang sedang duduk di atas kasurnya sembari memegang ponsel kini sibuk mengacak-acak rambutnya, sudah berkali-kali Miyuki tidak bisa dihubungi. Telepon genggam juga tidak ia angkat. Kenapa tiba-tiba? Hanya itu yang ada di benaknya kini.

Sembari merebahkan badannya di kasur, ia teringat bahwa saat pertama kali masuk kampus setiap data siswa akan dikumpulkan dalam satu file. Bisa jadi di sana ada data kesehatan Miyuki? Bisa saja Miyuki meminta kampus untuk menutupinya? Ini sudah hari kedua Kazuto berusaha mencari cara untuk mengembalikan sikap Miyuki yang dulu. Dengan masker putih yang terpasang di hidungnya dan kaos putih dengan kemeja biru langit serta celana jeans relaxed ia segera berangkat ke tempat administrasi kampus.

“Renji-kun? Halo?” tanya Kazuto lewat telepon. Itu adalah adik tingkat Kazuto yang ikut serta dalam memegang dan menjaga data administrasi. Setelah memberitahu lewat telpon bahwa Kazuto akan pergi ke bagian administrasi untuk melihat data Miyuki, Renjipun bersedia menemani. Tanpa membuang waktu, Kazuto menjalankan sepeda dengan sangat cepat.

“Ohayo!” ucap Renji di depan pintu administrasi sambil membungkuk 30 derajat.

“Ohayo!” balas Kazuto.

Kazuto segera meminta izin untuk membuka segala file yang ada di sana, mulai dari file berupa kertas hingga yang berada di komputer, Renji dengan sigap memberitahu di bagian mana seharusnya file yang ingin Kazuto lihat seharusnya berada. Setelah membiarkan rasa penasaran Kazuto hilang terhadap berkas yang ada di dalam kertas. Renji segera menunjukkan data-data yang tersedia dalam komputer.

Drrtttt…!

“Bisakah aku tingggal sebentar?” kata Renji, itu adalah suara telpon Renji.

Kazuto mengangguk, dengan segala kelincahan jarinya, ia sibuk mengetik sana-sini demi mendapatkan jejak data Miyuki yang ia inginkan. Miyuki? Di mana Miyuki? Kazuto tampak heran, mana mungkin kampus sengaja menghapus data seseorang? Bisa saja sebenarnya, tapi…. kenapa hanya nama Miyuki yang tidak ada, kalaupun terjadi kesalahan dalam penyimpanan, harusnya ada beberapa nama yang juga hilang. Kazuto hanya bisa berbicara dalam batinnya.

Renji yang baru selesai bicara lewat teleponnya dan hendak membuka pintu, seketika Kazuto lebih dulu mendorong pintu dan berhasil membuat Renji terkejut.

“Arigatou gozaimasu, jangan lupa dilihat kembali datanya,” Teriak Kazuto sambil berlari.

“Lho? Kazuto-san?!” Balas Renji berteriak, Kazuto hanya membalas dengan melambaikan tangan.

Krrrtt, suara pintu dibuka pelan oleh Kazuto, ia dengan cepat mengambil laptopnya dan segera menuliskan nama Miyuki di menu pencarian Looksy (*seperti Google). Walaupun hasil menunjukkan banyak sekali profile yang menggunakan nama Miyuki, tapi Kazuto tidak menyerah. Ia hanya ingin tahu bagaimana kondisi Miyuki. Apakah aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa?

Lelah mencari-cari informasi kesana kemari dengan hasil Miyuki yang tetap tidak bisa dihubungi, Kazuto hanya bisa terduduk di meja belajarnya yang menghadap jendela sembari melihat matahari yang mulai terbenam. Ternyata sampai lupa waktu demi Miyuki. Kenapa aku tidak membiarkan dia beristirahat? Kenapa aku sangat ingin tahu apa yang ia rasakan? Bukankah wajar jika seseorang tidak menceritakan sesuatu? Kenapa aku ingin tahu? Apa sebaiknya aku biarkan saja? Tapi….rasanya….. Hari itu pun Kazuto tidak berhasil mendapatkan apa-apa. Saking tidak berdayanya, ia hanya sibuk memainkan aplikasi FrameUp-nya (*semacam Instagram) hingga malam tiba dan kembali tidur.