Ekonomi Negeri : Sejarah dan Pengaruhnya Hingga Kini

Di era globalisasi ini, suatu hal yang tentunya sangat berpengaruh pada kehidupan manusia adalah IPTEK (Teknologi). Sesuai dengan definisi globalisasi, kehadiran alat-alat atau benda-benda modern seperti teknologi, telekomunikasi, dan transportasi dapat membuat seluruh belahan dunia saling terhubung dan berkaitan seolah tidak memiliki batasan.

2023-04-04 21:46:04 - M. Rifkyy

Perkembangan dan kemajuan daripada IPTEK ini berdampak pula pada kemajuan sektor-sektor penting lain dalam negeri, seperti pendidikan, komunikasi, sosial-budaya, hingga sektor ekonomi negeri. 

Berbicara tentang ekonomi dalam negeri, tentu ada banyak sudut pandang berbeda yang akan menilai apakah kita termasuk negara dengan tingkat ekonomi rendah, sedang, atau tinggi. Saat ini, setelah melalui berbagai macam rintangan dan masalah di bidang ekonomi sejak kemerdekaan Indonesia 77 tahun lalu, bisa dikatakan ekonomi kita saat ini sedang menuju tahap tinggi, bahkan Indonesia merupakan negara dengan tingkat ekonomi tertinggi di Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari IMF (International Monetary Fund). Per November 2022, Indonesia menempati urutan ke-17 di posisi negara dengan PDB tertinggi di dunia. Dan menempati urutan ke-115 negara terkaya di dunia dengan pendapatan per kapita sebesar US$5.083. Ini membuktikan bahwa perekonomian negeri kita sudah berkembang cukup pesat beberapa tahun terakhir, ditambah lagi Indonesia bisa mendapatkan penghargaan swasembada pangan tahun lalu setelah terakhir kali kita dapat meraihnya hampir 40 tahun lalu atau tepatnya pada 1984. 

Flashback

Apabila kita mencoba flashback sejenak, Indonesia pernah mengalami dua masa-masa ekonomi tersulit setelah kemerdekaan. Dua-duanya pula terjadi karena masalah politik yang kian panas dan tak terkendali. Dampaknya tentu saja besar, terutama di bidang ekonomi. Pada awal 1950 dan 1960an, kondisi perekonomian negeri sempat stabil setelah ORI (Oeang Republik Indonesia) dibentuk. Hingga beberapa tahun berselang, datanglah sebuah inflasi yang cukup besar hingga menggemparkan seluruh negeri. Puncaknya, ketika inflasi tersebut sudah mencapai 635,3% (HIPERINFLASI). Masalah pelik ini pun kemudian diatasi dengan kebijakan sanering oleh Presiden Soekarno saat itu. Namun, kebijakan itu terkesan tidak cukup mempan menghadapi inflasi parah tersebut. Hingga akhirnya masalah itu pun diselesaikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1969 setelah tingkat inflasi tersebut turun signifikan menjadi hanya sekitar 9.9%. 

Sama halnya dengan krisis moneter, inflasi, dan depresiasi besar lain yang terjadi menjelang berakhirnya Orde Baru, ketika kurs rupiah menurun drastis menjadi kisaran Rp.16,000 per US$. Setelah masuk era Presiden BJ Habibie, kurs rupiah terhadap dollar ini pun akhirnya mampu diturunkan menjadi sekitar Rp.7,500 per US$. 

Dengan adanya hal-hal seperti ini, itu membuktikan bahwa perekonomian negara kita telah mengalami fluktuasi atau naik-turun sepanjang tahun. Namun, belakangan ini, perekonomian Indonesia terbukti meningkat secara konsisten. 

Kesimpulan dan Tantangan

Saat ini, setelah melewati sejumlah krisis mengkhawatirkan, Indonesia akhirnya mulai bisa bersaing secara ekonomi di pasar global. Bahkan, tak sedikit produk lokal kita yang laris manis di Eropa atau Amerika sana. Ini artinya, untuk dapat membuat Produk Domestik Bruto atau devisa terus mengalir, dibutuhkan kreativitas masyarakat dalam negeri dalam menciptakan dan melestarikan produk lokal serta kebijakan perdagangan internasional dan ekspor-impor yang baik.

Setelah G20 sukses dilaksanakan di Bali beberapa bulan lalu, Indonesia resmi berstatus “Negara Menuju Maju”. Hal tersebut seakan memberi kita pertanyaan tentang sejauh mana ekonomi negeri kita telah berjalan? Di samping meningkatkan dan memajukan kesejahteraan masyarakat, dapatkah bangsa kita secara konsisten mempertahankan berbagai prestasi yang telah diraih di sektor ekonomi selama ini? 

Dan mampukah produk-produk dan komoditas negara kita untuk bisa terus bersaing dengan baik di pasar internasional? Inilah salah satu tantangan terbesar terutama bagi generasi muda saat ini.

More Posts