Ketika Anak Tidak Sesuai Harapan
Seringkali kita menemukan sebuah permasalahan dalam anak, namun kita juga sering menyalahkan anak karena kesalahan tersebut, jarang sekali kita memikirkan kenapa anak itu berbuat kesalahan atau tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
2022-09-27 14:41:52 - R. Gatot Susilo
Orangtua pasti memiliki harapan yang besar terhadap anak-anaknya. Kebanyakan dari orangtua kita menginginkan bahwa anaknya dapat sukses di bidang akademik, kuat secara karakter dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar di masa depannya.
Akan tetapi, perlu kita pahami bersama bahwa anak dan orangtua memiliki perbedaan di antaranya adalah jenis kelamin, watak, bakat dan generasi. Meski dari beberapa aspek orangtua dan anak terdapat kesamaan di beberapa hal seperti jenis kelaman, atau watak dan bakat. Namun tetap, mereka pasti berada di generasi yang berbeda.
Dengan adanya perbedaan generasi ini, orangtua perlu menyesuaikan pendekatan mereka terhadap anaknya, yang sesuai dengan karakter dan perkembangan zaman. Di sisi yang lain juga, dalam Al Qur’an disebutkan terdapat empat jenis kedudukan anak bagi orangtuanya yang mana sebagai penyejuk hati, perhiasan dunia, ujian atau cobaan dan sebagai musuh. Dari keempat kedudukan tersebut, yang paling kita khawatirkan adalah ketika anak akan menjadi musuh bagi orangtuanya.
Dalam Quran surat At thagabun ayat 14 dijelaskan bagaimana kita harus hati-hati terhadap anak dan istri kita karena mereka bisa jadi musuh bagi kita. Tetapi jika kita maafkan dan ampuni mereka, niscaya Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dengan Kata lain jika kita bersikap memaafkan istri dan anak kita, maka mereka tidak akan menjadi musuh kita. Sebagaimana yang di jelaskan dalam Quran Ali Imran ayat 159
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (Terjemahan QS Ali Imran ayat 159)
Dalam beberapa hal anak kita bisa jadi melakukan kesalahan atau sedang tidak dalam jalur yang benar. Lalu bagaimana kita bersikap? Pertama tama kita harus memahami mengapa anak kita melakukan kesalahan tersebut. Apakah anak kita sedang menarik perhatian kita? Apakah perhatian dan kasih sayang kita dirasa masih kurang? Kemungkinan besar “baterai kasih sayang” yang dipunya anak kita sedang dalam kondisi lemah. Oleh karena itu kita perlu menchargenya dengan melakukan hal-hal berikut; kata-kata pendukung, sentuhan fisik, quality time, pelayanan, menerima hadiah.
Anak mungkin bisa jadi telah melakukan kesalahan atau sedang tidak berada di dalam jalur yang benar, kita sebagai orangtua pun terkadang bingung. Bagaimana seharusnya kita bersikap? Pertama yang kita bisa lakukan adalah memahami mengapa anak kita melakukan kesalahan tersebut. Apakah anak kita sedang menarik perhatian kita? Atau apakah anak kita kekurangan kasih sayang orangtua? Karena kemungkinan besar “Baterai Kasih Sayang” yang dimiliki oleh anak sedang dalam kondisi lemah. Oleh sebab itu kita perlu mengisi “Baterai Kasih Sayang” tersebut dengan berbagai hal.