Kisah pelatih Timnas yang dikhianati oleh timnya sendiri
Antun Pogacnik
2024-11-18 09:52:33 - Галих Аджие Састражендра
Tahukah kamu bahwa dalam sejarah timnas Indonesia pernah memiliki pelatih yang merupakan dibalik kesuksesan timnas pada era 1950 an, dia adalah Antun Pogacnik. Pogacnik lahir di Sarajevo Austria Hungaria atau sekarang merupakan ibukota Bosnia dan Herzegovina pada 6 januari 1913. Sebelum menjadi pelatih Pogacnik pernah bermain untuk timnas Kroasia dan Yugoslavia. Pogacnik mulai melatih Timnas Indonesia pada tahun 1954 dan saat Asian Games tahun 1954 Timnas Indonesia mampu mencapai semifinal meski akhirnya gagal mendapatkan medali perunggu ia bisa menaikkan gairah persepakbolaan di Indonesia mengingat pada waktu itu nasionalisme di Indonesia sedang bergelora karena negara Indonesia baru seumur jagung.
Pada olimpiade musim panas tahun 1956 yang diadakan di Melbourne Australia Indonesia menghadapi salah satu tim dunia terbaik saat itu Uni Soviet ( Sekarang Rusia ) yang dikapteni oleh kiper legendaris Soviet dan dunia serta satu satunya kiper yang mampu mendapatkan Ballon D or yakni Lev Yashin pada perempat final dan ditangan Pogacnik Indonesia mampu menahan Soviet dengan skor 0 - 0. Sayang pada pertandingan ulang Indonesia harus mengakui keunggulan Soviet dengan skor 4 - 0.
Timnas Indonesia akhirnya menyabet medali pada Asian Games 1958 di Tokyo Jepang, pada waktu itu Indonesia tergabung dalam grup B bersama India dan Burma ( Myanmar ) dan timnas berhasil menyapu bersih semua pertandingan dan membalaskan kekalahan menyakitkan terhadap Burma pada edisi sebelumnya dengan Skor 4-2. Pada perempat final Indonesia mengalahkan Filipina dengan skor 5-2 dengan permainan cantik yang diterapkan oleh Pogacnik, sayang untuk kedua kalinya karena pada semifinal Indonesia harus kalah tipis dari Taiwan dengan skor tipis 1-0. Pada perebutan juara ke 3 Indonesia mengalahkan India dengan skor 4-1 dan mendapatkan medali perunggu.
Sayang kebahagian itu semua harus berakhir, pada Asian Games 1962 Indonesia menjadi tuan rumah dan Pogacnik dibebani target untuk juara. Skandal senayan 1962 mengakhiri semua kisah indah dan Pogacnik pergi dari Indonesia dengan kondisi tak mengenakan, kasus match fixing menjerat sejumlah beberapa pemain pilar timnas Indonesia dan mulai terkuak sejak januari 1962 hingga puncaknya 19 februari 1962 saat uji coba melawan Vietnam Selatan. Setelah penyelidikan pertandingan yang mengalami match fixing antara lain adalah melawan Malmo ( Swedia ), Thailand, Yugoslavia, dan Cekoslowakia, dan ternyata alasan dibalik ini semua adalah masalah finansial. Setengah pemain timnas Indonesia rela menggadaikan nasionalisme nya demi uang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Salah satu pemain yang mengaku adalah Wowo menceritakan bahwa sulit bagi ia dan rekan rekannya untuk menerima uang dari bandar judi, bahkan uang gaji mereka hanya cukup membeli dua butir telur atau sabun saja.
Pogacnik yang mengetahui semua hal itu merasa gagal dan hancur sehancurnya semua perasaan marah, bingung, dan sedih campur aduk di dalam dirinya. Ia sempat mengajukan surat untuk mengundurkan diri namun ditolak, akhirnya permintaan mengundurkan dirinya diterima setelah ia mengalami cedera lutut. Perjuangan ia bertahun tahun membangun timnas berakhir sia sia, padahal ia seringkali mengingatkan kepada pemainnya agar jujur dan menerapkan perilaku terpuji serta tidak curang. Pogacnik menangis sejadi jadinya di kantor polisi pada saat proses penyelidikan. Pogacnik wafat di Bali pada 21 mei 1978.
Melihat kondisi timnas kita sekarang yang sedang membangun kembali kejayaan seperti dulu hingga dijuluki macan Asia pada era Pogacnik saya berharap kejadian ini tak terulang kembali. Di Bawah pelatih timnas Indonesia saat ini Shin Tae Yong saya berharap untuk kembali bersinar di kancah Internasional.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bola.com/indonesia/read/4241301/pengkhianatan-timnas-indonesia-kepada-antun-pogacnik
https://bola.kompas.com/read/2020/12/22/19200038/kisah-tentang-antun-pogacnik-bapak-sepak-bola-modern-indonesia?page=all