Langit Senja di Puncak Harapan (Bagian I)

Cerita.

 Di sebuah sekolah yang ramai dan penuh dengan murid-murid berprestasi, saat itu, di bangku sekolah kelas sebelas, terdapat dua sahabat sejati bernama Leo dan Peter. Mereka berdua ingin sekali menempuh perguruan tinggi di universitas yang besar, mereka tahu mimpi yang besar harus dimulai dari langkah yang penuh dengan semangat. 

Di malam hari, Peter memikirkan bagaimana dia bisa masuk perguruan tinggi di universitas yang besar.. akhirnya hingga larut malam Peter mendapat ide bagaimana cara ia masuk universitas yang besar, dengan cara mengikuti lomba untuk mendapat prestasi yang banyak dan bimbel. Peter mengetahui bahwa dia mempunyai dua kesempatan ketika ingin masuk ke universitas, dengan menggunakan tes SNBT atau SNBP. Keesokan harinya ketika di sekolah Peter memberitahukan kepada Leo tentang bagaimana caranya masuk universitas.

“ Leo! Aku ingin masuk universitas besar, apakah kamu berminat?” kata Peter dengan antusias. 

“ Aku berminat Peter, mimpiku juga ingin masuk universitas besar di luar negeri” kata Leo dengan semangat

“Oke leo, mari kita mulai perjuangan kita saat sore hari” kata Peter dengan beergembira 

Bel sekolah berbunyi, menandakan sekolah pun berakhir. Leo dan Peter sudah sepakat membincangkan cara untuk masuk ke dalam universitas besar. Mereka berdua bertemu di taman, Peter pun mengusulkan ide nya kepada leo.

“Leo, bagaimana kalau kita ikuti bimbel untuk SNBT dan SNBP? Agar lebih mudah untuk masuk ke dalam universitas” kata Peter dengan semangat.

“Aku setuju dengan idemu Peter” kata Leo dengan gembira.

“Kita harus serius dan pantang menyerah Leo, untuk masa depan kita” ujar Leo dengan serius

“Oke Peter, aku akan serius dan bersungguh-sungguh” ujar leo dengan semangat.

Hari per hari mulai berlalu, hingga mereka berdua sekarang sudah di bangku SMA kelas 12. Mereka berdua senang karena bimbel pertamanya sudah dimulai, karena bimbel pertama sudah mulai mereka berdua menanamkan niat pada dirinya masing-masing bahwa mereka bimbel ingin masuk universitas besar. Motivasi sudah melekat pada diri mereka yaitu “Mimpi yang besar harus dimulai dengan langkah kecil walaupun memulainya dengan langkah yang kecil tetapi dengan istiqomah bisa mendapat apa yang kita inginkan ”. 

Hingga di suatu waktu percobaan berat menghadapi Peter. Di dalam rumah tangga Peter, orang tuanya berpisah karena sebuah masalah Peter pun bingung ingin ikut ayahnya atau ibunya hingga dia frustasi karena masalah tersebut. Dia pun berpikir “ibu yang mengandungku selama 9 bulan dan membesarkan ku selama ini” sedangkan ayahku tidak peduli denganku ia lebih sibuk dengan kehidupannya dan meninggalkan ku. Peter sadar ia sudah berpikir beberapa hari tentang masalah itu dan meninggalkan bimbel yang sudah dijalankannya. 

Di sisi lain Leo mengikuti bimbel dan bingung mengapa sahabatnya tidak ikut bimbel lagi bersamanya, oleh karena itu ia inisiatif untuk pergi kerumahnya. Leo pun bertemu dengan Peter di rumahnya dan ia langsung bertanya

“Peter, ada apa denganmu? Mengapa kamu tidak ikut bimbel lagi?” tanya Leo dengan bingung."

Peter menatap Leo dengan mata berkaca-kaca. "Aku ada sebuah masalah, Leo, yang membuatku sedih," jawabnya dengan suara bergetar.

Akhirnya setelah mereka berdua berbincang-bincang, Peter merasa lebih tenang dan berterima kasih kepada Leo atas dukungannya. Mereka berdua pun melanjutkan bimbelnya untuk memasuki perguruan tinggi. Peter ingin membuktikan bahwa ia bisa menjadi pribadi yang baik karena ia sudah ditinggalkan oleh ayahnya. 

Hari-hari pun berlalu, mereka sudah belajar banyak melalui bimbel, hingga hari yang ditunggu pun tiba, yaitu hari pelaksanaan tes SNBT untuk masuk ke perguruan tinggi. Mereka sudah menanamkan pada diri mereka masing masing “Semoga tes ini berjalan lancar dan hasilnya sesuai dengan harapan. Aamiin." Tes SNBT pun dimulai, Peter terasa gugup saat mengerjakannya karena kurang yakin dengan jawabannya. Peter memikirkan jika ia gagal dan bagaimana kehidupan ia selanjutnya. 

Bersambungg.......