Nabi Muhammad SAW
Kisah Nabi Muhammad SAW
2023-09-09 16:20:52 - gsyya
Nabi Muhammad SAW lahir dalam keadaan sebagai anak yatim di rumah Abu Thalib semasa kecilnya. Selama masa remajanya, Nabi Muhammad selalu menunjukkan perilaku yang baik dan tidak pernah melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Pribadinya yang berakhlak mulia menjadi ciri khasnya. Pada usia 20 tahun, Nabi Muhammad terlibat dalam peristiwa Harbul Fijar, sebuah konflik antara suku Quraisy dengan suku Qais dan Aylan di Makkah.
Ketika dewasa, Nabi Muhammad mulai berbisnis bersama teman dekatnya, Saib bin Abi Saib. Pada usia 25 tahun, ia menjalin kerjasama bisnis dengan seorang wanita kaya bernama Khadijah. Mereka terlibat dalam perdagangan, dan Khadijah membantu membiayai perjalanan dagang dari Makkah ke Suriah, sehingga mereka berbagi keuntungan.
Pernikahan dengan Khadijah
Pernikahan Nabi Muhammad dengan Khadijah bermula ketika Khadijah mengutus sahabatnya, Nafisah, untuk menyampaikan niatnya kepada Nabi Muhammad. Awalnya, Khadijah yang menyatakan ketertarikannya pada Nabi Muhammad. Niat ini kemudian disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada pamannya, Hamzah bin Abdul Muthalib. Namun, Nabi Muhammad tetap ingin melakukan lamaran terlebih dahulu.
Pernikahan antara Nabi Muhammad dan Khadijah akhirnya terjadi ketika Nabi Muhammad berusia 28 tahun. Khadijah adalah pendamping hidup pertama Nabi.
Wahyu Pertama Turun
Sebelum menerima wahyu sebagai Nabi, Nabi Muhammad telah diberikan berbagai tanda istimewa oleh Allah SWT. Salah satunya adalah wajahnya yang bersinar dan bersih, yang menunjukkan keagungan Allah sebagai tanda akan datangnya Nabi terakhir. Wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad datang melalui mimpi di Gua Hira, di samping Jabar Nur. Wahyu tersebut adalah Surah Al-Alaq ayat 1-5.
Dakwah Pertama Rasulullah SAW
Dalam dakwah pertamanya, Nabi Muhammad melakukan dakwah secara diam-diam karena ancaman dari kaum Jahiliyah yang sangat keras, bahkan mengancam nyawanya. Namun, kemudian beliau memulai dakwah secara terang-terangan kepada keluarganya, terutama Bani Hasyim. Pada saat itu, hanya Ali Bin Abu Thalib yang menerima dakwah tersebut. Dakwah terang-terangan ini menghadapi banyak tantangan dan penentangan dari kaum Quraisy. Beberapa orang bahkan mencoba memfitnah Nabi Muhammad dengan melemparkan kotoran kepadanya.