Penyandang Simbol Kesetiaan
Karena menurut Rahwana, cinta sejati itu tak butuh dipaksa.
Kisah Dewi Shinta ini memiliki berbagai versi, mari saya ceritakan salah satu versinya!
Digambarkan dalam kisah wayang purwa, bahwa Dewi Shinta adalah seorang puteri Raja Janaka dari Kerajaan Mantili. Dewi Shinta juga digambarkan memiliki sikap yang lemah lembut dan sifat setianya yang suci trilaksita kepada suaminya, Sri Rama yang merupakan seorang pangeran dari Kerajaan Kolasa. Pada kisahnya, Rama digambarkan sebagai sosok pahlawan.
Rela membakar diri menjadi bukti kesetiaan Dewi Shinta agar sang suaminya percaya bahwa ia masih terjaga kesuciannya setelah ia diculik selama tiga tahun oleh Rahwana.
Selama tiga tahun, Dewi Shinta di sekap dan dibawa pulang ke Alengka oleh Rahwa. Rahwana dikenal sebagai tokoh yang jahat. Namun, selama tiga tahun itu Rahwana tidak pernah memaksa atau bahkan memperkosa Dewi Shinta walaupun dia bisa melakukannya. Rahwana bahkan memperlakukan Dewi Shinta layaknya seorang ratu.
Karena menurut Rahwana, cinta sejati tak butuh dipaksa.
Awal mula Rahwana menculik Dewi Shinta adalah karena menurunnya, Shinta adalah titisan Dewi Widowati, wanita yang sangat dicintainya (diceritakan Shinta adalah reinkarnasi Dewi Setyawati, istri rahwana yang telah meninggal dunia). Pada mulanya, Dewi Shinta menjalani hidupnya di hutan Dandaka sebagai pengembara setelah menikah dengan Rama, disitulah ia dibawa ke taman Argasuka alengkadiraja oleh Rahwana yang dibantu oleh patihnya, Marica. Kesaktiannya raksasa Marica yang menjelma menjadi seekor kijang emas cantik dan licah, sehingga Dewi Shinta pun mendekatinya. Mereka, Rama dan Shinta diasingkan ke hutan karena akal jahat Dewi Kekayi (ibu tiri) Sri Rama, putra mahkota yang syah dari kerajaan Ayodya, diasingkan dari istana ayahandanya Sang Prabu dasarata.
Hari-hari Rawha mendatangi Shinta dengan puisi-puisi romantisnya. Shinta luluh, itu pasti, akan tetapi dia tidak ingin menghianati suaminya, Rama.
"Tidakkah kau juga mencintaiku Sinta? Tidakkah kau mengingatku walau sedikit saja, sebagai pria yg pernah kau cintai sampai mati"
"Sebenarnya aku juga mencintaimu. Namun aku terikat dengan Rama.. Jika kamu mencintaiku, tolong relakanlah aku dan kembalikanlah aku.."
Kata-kata Shinta seperti mantra yang menyihir Rahwana. Sebab, selama hidupnya, hanya kata-kata itulah yang dinanti. Namun bukan kalimat yang berarti ia harus merelakannya.
"Jika itu maumu, sebagai ksatria, aku akan berduel satu lawan satu dengan Rama.
Jika dia bisa mengalahkanku, maka aku akan mengembalikanmu kepadanya"
Ketika Rama datang dengan balatentara wanara dan hanoman, dengan gagah berani Rahwana menyambutnya.
“Aku mencintai Shinta, Rama! Aku akan melakukan apapun untuknya. Aku benar-benar mencintainya, bukan sepertimu yang menikahinya hanya karena berhasil memenangkan sayembara. Semua perbuatanku yang kau sebut ‘mengacau’ sebenarnya adalah usahaku dalam rangka mendapatkan cintaku kembali"
Pertarungan pun terjadilah.
Dengan dibantu Hanoman, Rama berhasil mengalahkan Rahwana dan membunuhnya. Shinta pun kembali jadi miliknya.
Dia lari menghambur ke pelukan Rama.
Namun, sambutan Rama aneh. Rama curiga, jangan-jangan Shinta telah dinodai Rahwana.
Dalam pemerintahan Rama terdengar desas-desus di kalangan rakyat jelata yang meragukan kesucian Shinta di dalam istana Rahwana. Rama merasa tertekan mendengar suara sumbang tersebut. Berkali-kali Shinta menjelaskan bahwa dirinya masih suci.
Rahwana tidak sekalipun pernah menyentuhnya. Tapi Rama tak juga percaya. Hingga akhirnya, Shinta nekat membuktikan kesuciannya dengan menceburkan diri ke bara api.
Karena kesuciannya api tak bisa membunuhnya. Setelah itulah Rama mau menerimanya kembali.
Kemudianlah sukma Rahwana yang menangis sejadinya karena nestapa cinta. Kenapa takdir tidak memilihnya? Andai dia ikut perlombaan pasti Shinta menjadi miliknya, bukankah kesaktian Rama masih jauh di bawahnya.
Kenapa pula Shinta memilih pria yang tidak mempercayainya dengan penuh? Sementara bagi Rahwana, Shinta ternoda atau tidak, cantik atau tidak dia tetap akan mencintainya.
Disisi lain yang tak terlihat. Shinta tersedu pilu karena Rahwana sudah tak ada lagi di dunia yang ditempatinya, tak menghirup lagi udara yang dihirupnya.
Sosok yang mencintainya tanpa tapi.
”Tuhan, jika cintaku pada Shinta terlarang, mengapa kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku?” -Rahwana.
Rama sendiri merupakan manifesto dari Dewa Wisnu, dan Shinta merupakan titisan Dewi Widowati yang di kehidupan lampau merupakan istri dari Dewa Wisnu. Kini, mereka kembali bersama dan hidup bahagia di Ayodya. Dengan Rama, Shinta memiliki dua orang putra bernama Ramabatlawa dan Ramakusiya. Putra yang pertama, Ramabatlawa menurunkan raja-raja Kerajaan Mandura, Basudewa, dan juga putranya yang bernama Kresna.
Say. “Viral Medsos: Cinta Suci Rahwana untuk Shinta, Menculik untuk Mendapatkan Hati Shinta”. Diakses pada 27 Januari. TribunJogja.com, https://jogja.tribunnews.com/2018/03/15/viral-medsos-cinta-suci-rahwana-untuk-shinta-menculik-untuk-mendapatkan-hati-shinta?page=all.
Wikipedia. “Sinta” Diakses pada 27 Januari. Wikipedia.com, https://id.wikipedia.org/wiki/Sinta
Wikipedia. “Kakawin Ramayana” Diakses pada 27 Januari. Wikipedia.com, https://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Ramayana#:~:text=Pada%20akhir%20cerita%2C%20sekembalinya%20Rama,Sita%20hidup%20bersama%20di%20Ayodya.
Boyak, Tambara. “Dewi Shinta, Sebuah Gambaran Keteguhan Seorang Feminis”. Diakses pada 27 Januari. Kumparan.com, https://kumparan.com/tambara-boyak/dewi-shinta-sebuah-gambaran-keteguhan-seorang-feminis-1uOgYujTHly
