Rebranding X
Menganalisis dan mempelajari teknik pemasaran yang digunakan oleh Elon Musk.
2023-08-08 06:29:14 - printoutln("Kaka")
Akhir-akhir ini, dunia maya sedang digemparkan oleh pergantian nama sosial media Twitter menjadi X. Hal ini dilatarbelakangi oleh niat Elon Musk menjadikan Twitter menjadi salah satu SaaS (Software as a Service) yang menyediakan banyak fitur menarik, namun berbayar. Sehingga jika kita mengunjungi domain x.com, kita akan diarahkan ke halaman twitter.com. X atau Twitter juga telah bergerak cepat membuat sebuah proyek kecerdasan buatan (AI atau Artificial Intelligence) yang dipelopori oleh CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk.
Hal ini dinamakan sebuah teknik rebranding sebuah perusahaan untuk mengenalkan kembali atau memodernisasi sistem perusahaan di dalam maupun luar dari sebuah perusahaan tersebut. Rebranding merupakan salah satu cara transformasi terbaik sebuah perusahaan untuk mengikuti perubahan zaman. Sudah banyak perusahaan zaman sekarang yang telah melakukan teknik rebranding ini. Bahkan, perusahaan besar seperti Facebook telah mengubah namanya menjadi Meta, meski masih banyak orang yang menyebutnya Facebook. Tentunya, sebuah keputusan untuk melakukan rebranding sebuah perusahaan pasti sudah dipertimbangkan dan didiskusikan oleh para petinggi perusahaan.
Di samping itu, banyak risiko yang harus kita pertaruhkan dan kita pertimbangkan untuk melakukan sebuah rebranding perusahaan. Entah pergantian logo, nama, atau apa pun itu. Contohnya adalah X atau Twitter (kita sebut saja X mulai sekarang, agar lebih mudah). Banyak pengguna twitter yang kontra dengan keputusan Elon Musk sehingga banyak orang yang berpindah ke aplikasi Threads dari Instagram waktu itu. Meski sekarang sudah tidak banyak lagi yang menggunakan aplikasi Threads tersebut. Anak muda menyebut orang-orang yang tidak mau ketinggalan dengan tren aplikasi Threads dengan sebutan fomo (fear of missing out).
Namun, dari data gambar yang pernah Elon Musk upload di X, menunjukkan bahwa X mendapatkan banyak kunjungan ke situs webnya setelah nama Twitter diganti menjadi X. Hal ini disebabkan karena terobosan Elon Musk untuk menjadikan X sebagai aplikasi yang bisa digunakan untuk berbelanja (seperti Amazon), mendengarkan podcast (seperti Spotify), dan juga menonton video (seperti YouTube). Namun, aplikasi super-app seperti yang direncanakan oleh Elon Musk tentu membutuhkan penyimpanan yang besar dan juga membuat cache aplikasi tersebut cepat memakan penyimpanan memori ponsel.
Memang, semua keputusan mempunyai keuntungan dan risikonya. Sehingga, jika kita dilema oleh beberapa pilihan, sudah seharusnya kita menimbang-nimbang hal tersebut oleh diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Apa risiko-risikonya dan cara mengatasinya, kemudian keuntungan yang bisa kita dapatkan dan apa dampak bagi kita dan orang-orang di sekitar kita.
Written and Idea by Me