Saat Isi Gudangmu Dibuka oleh Temanmu

Teman-temanku tuk sekalian, pernah tidak kalian ditolong oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala secara tidak langsung? Dengan cara mengungkap orang-orang yang menjadi musuh dalam selimut dengan menyebarkan aib-aib kalian ke saudara muslim yang lain. Alhamdulillah, dulunya saya memiliki teman yang menurut saya sangat dekat dengan saya, saya bisa cerita apa saja dengannya tapi ternyata ia hanya sebuah 'brankas' yang tidak memiliki sandi. Tak semua teman suka melihat dirimu memiliki image yang bagus, maka dari itu sangat bisa seorang teman memanipulasi diri kita yang boleh jadi sudah terbutakan oleh pertemanan.

Pembaca GIGA rahimakumullah, sebelum menyebarkan aib orang lain alangkah baiknya kita melihat terlebih dulu aib kita sendiri sampai membahas aib orang lain marilah kita berintrospeksi diri dengan cara melihat betapa banyaknya aib kita. Seperti kata Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu

يبصر أحدكم القذاة في أعين أخيه، وينسى الجذل- أو الجذع – في عين نفسه

“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.”

Saya pernah melihat sebuah motivasi di Instagram, yang pada intinya akun tersebut mengatakan: 

“Untuk ketenangan hatimu, jangan biarkan orang tahu terlalu banyak tentang dirimu.”



Benar saja, menurut saya jangan izinkan seseorang yang bukan keluarga, mengetahui apa yang ada di hati atau masa lalu antum. Ini adalah salah satu cara untuk menemukan ketenangan dari dalam lubuk hati kita. Namun, apakah kita harus menegur orang yang membicarakan aib kita? Itu tergantung pada hati teman-teman, jika dirasa tidak nyaman silakan menegurnya. Tapi akan lebih baik jika Anda tidak menegurnya, karena kalian mendapati state di mana kalian adalah orang yang dizalimi (madzlum) dan kita tahu doanya orang yang dizalimi akan mustajab untuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala jadi mintakanlah hidayah untuk orang yang membicarakan aibmu di belakang. 

Wallahu A’lam Bishowab