Sedekah Bumi & Nadran (Sedekah Laut)
Sedekah Bumi dan Nadran adalah salah satu adat yang selalu dinanti-nanti oleh masyarakat Cirebon, khususnya di wilayah pesisir Kota Cirebon. Perayaan ini memiliki daya tarik luar biasa bagi masyarakat setempat. Perayaan ini digelar sekali dalam satu tahun oleh para masyarakat yang khususnya bermata pencaharian sebagai seorang nelayan ataupun seorang petani.
2023-07-24 20:24:03 - sunshine
Sedekah Bumi dan Nadran, kedua perayaan yang digelar secara turun temurun ini berpusat di makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Perayaan ini selalu menyedot banyak masyarakat di Kota Cirebon, seperti Indaramayu, Majalengka, Kuningan, dan lainnya. Bahkan beberapa daerah di Tegal, Brebes, termasuk Subang dan Karawang juga ikut menghadiri perayaan ini.
Sedekah Bumi dan Nadran dirayakan setelah panen dan dianggap sebagai bentuk syukur dari masyarakat kepada Yang Maha Kuasa atas segala rezeki berupa hasil bumi dan tangkapan ikan melimpah yang menjaga keberlangsungan hidup manusia dan juga memberikan bumi untuk tempat kita berpijak. Konon, Nadran sudah ada sejak abad ke-15. Saat itu, Ki Ageng Tapa, penguasa Cirebon, mengadakan syukuran setelah putrinya tamat dari pesantren di Karawang. Masyarakat lantas menggelar arak-arakan (ider-ideran), doa, hingga makan bersama di Pelabuhan Muara Jati. Ketika sedang makan, Ki Ageng Tapa kedatangan siluman laut. Mereka meminta makanan agar ikut mendapat berkah. Mendengar itu, Ki Ageng Tapa berjanji akan membawakan makanan yang diminta oleh siluman itu tahun depan. Nazar inilah yang kemudian yang kemudian disebut ‘nadran’.
Sedekah Bumi dan Nadran adalah tradisi yang sudah berjalan selama bertahun-tahun. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam tradisi ini adalah masyarakat akan menggelar pengajian tahlil, tasyakuran, dan doa bersama di pantai dalam prosesi sedekah laut. Kemudian sebagai kegiatan penunjang akan diadakan karnaval, pentas hiburan rakyat, dan seni tradisional Cirebon.