Tiga Tahun dibalik Layar Waktu
Memoar dalam Diari
2025-05-07 14:07:02 - Fifahaulia
*cerita ini bersifat multitafsir, sehingga tidak ada patokan khusus dalam memaknainya.
...
Aku belajar…kalau ditampar di luar ekspektasi rasanya sangat aneh, bukan sakit lagi tapi rasa yang datang dari negeri antah berantah. ALIEN. Belajar dalam waktu tidak lebih dari tiga tahun, ditempa bersama “mereka” yang beragam, mulai dari “Kapan aku harus bersapa ria? Kapan aku harus bersikap lucu? Lagu apa yang mereka sukai? Haruskah aku duduk bersama “mereka” ketika sedih? Apakah orang ini benar-benar tangguh? Lemah dibagain mana? Apakah penyakitnya begitu serius? Apa aku tidak bisa menggunakan nada bicaraku yang asli? Raut wajah apa yang harus aku keluarkan?” bahkan sekedar makanan pun….aku belajar.
Menurutku, dibanding dengan pelajaran matematika, kimia, dan fisika, sepertinya jika pengalamanku ditulis ke dalam sebuah buku, mungkin akan menghabiskan ribuan jilid yang tidak akan ada orang lain yang sanggup membacanya. Berdiri di dunia ini sendirian seperti mendapatkan pekerjaan tetap tentang memata-matai gempa sosial yang sudah dan sedang terjadi. Sekali saja aku berkata “lelah” hidupku akan musnah….karena sekali lagi…banyak di luar sana yang “lelah” dalam menghadapi gempa sosial tersebut, tapi mereka masih sempat menahannya.