Melestarikan budaya Jawa
Kain jarik memiliki banyak motif yang berbeda-beda. Selain motif yang berbeda-beda, makna dari setiap motif juga berbeda. Tidak boleh asal pakai, karena setiap motif memiliki makna dan kegunaannya sendiri-sendiri, apa saja itu?
Seperti dalam acara pada rangkaian upacara pernikahan yang memakai adat Jawa, dari acara siraman hingga akad menggunakan jarik dengan motif yang berbeda-beda. Saat acara siraman, jarik yang digunakan adalah batik motif grompol yang memiliki makna dengan harapan diberikan rezeki yang berlimpah, Sedangkan jika acara siraman tersebut menggunakan motif batik truntum, memiliki makna siap dituntun dan jika mempelai laki-laki menggunakan motif batik wahyu tumurun, motif tersebut memiliki arti adanya pengharapan datangnya wahyu Tuhan.
Saat acara akad nikah, keduanya diperbolehkan memilih salah satu dari tiga pilihan motif batik, antara lain yaitu sidomukti yang berarti menjadi kemakmuran, sidoluhur yaitu berarti menjadi mulia, dan sidoasih yang berarti menjadi dicintai.
Pada upacara menjelang kelahiran, motif wahyu tumurun, ksatria, cakar, baon angrem dan sidomukti bisa digunakan. Khusus untuk upacara kematian, jarik yang digunakan adalah jarik dengan motif slobog, yang menjadi lambang duka cita. Dengan maknanya sendiri yaitu agar arwah yang meninggal diberikan kelonggaran serta dilapangkan kuburannya juga diampuni dosa-dosanya.
Itulah sedikit pengetahuan tentang makna dari motif jarik yang berbeda-beda.
Ilmu Des, Filosofi Kain Jarik "Ojo Gampang Serik" Menurut Budaya Jawa, diakses pada 12 Mei 2024. https://ilmudes.com/filosofi-kain-jarik/
"Macam-macam Kain Jarik dan Manfaatnya" diakses pada 12 Mei 2024. https://moselo.com/blog/kain-jarik/