Nasionalisme

Kita (belum) cukup nasionalisme?

2024-05-12 15:22:46 - Fadil

   Indonesia merupakan negara kepulauan dengan ratusan juta penduduk yang berasal dari berbagai suku. Banyaknya perbedaan suku di Indonesia semestinya tidak mengurangi rasa nasionalisme, justru hal ini menjadi motivasi untuk memperkuat rasa nasionalisme. Meskipun terjadi sedikit kesalahpahaman antarsuku, hal ini tidak mengurangi nasionalisme warga negara Indonesia. 

  Banyak hal yang dapat kita lakukan dalam menerapkan sikap nasionalisme, sebut saja mengharumkan nama negara. Sikap ini tentu harus dilakukan sebagai warga negara Indonesia. Namun, dewasa ini terdapat perselisihan pendapat tentang nasionalisme. Ada yang berpendapat bahwa nasionalisme itu hanya dapat diperoleh oleh orang-orang yang ‘asli Indonesia’. Dalam artian, 3 generasi di atasnya merupakan orang asli Indonesia, bukan orang-orang yang memiliki garis keturunan dari perkawinan campuran. Ini adalah hal yang tidak benar dan menyalahi hak orang lain. 


   Misalnya, penulis berkeluarga dengan orang Hungaria dan sang cucu memilih untuk menjadi warga negara Indonesia. Apakah sang cucu tidak wajib untuk memiliki sikap nasionalisme kepada Indonesia? Tentu wajib. Semua orang yang berstatus sebagai warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya. Selain itu, tidak diperkenankan untuk menilai sikap nasionalisme seseorang hanya karena latar belakangnya yang berbeda dengan kita. 

H2_dGKiJ69UOM4cP70nnTHK1hKVnbxeINGuVSjlwZao_BK1RHMYJopIml5x6-MBYBi2CMY-4EblA6twBI93ZnqqxR9WwXa7miy3WbRWp_Zk7EGt6EI23vWpJByEFABMTbJufb4BSvcpTmbpdLJJJRB8

Contohnya Billie Eilish yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur.

   Sikap nasionalisme kita tidak boleh luntur atau bahkan hilang, karena banyak konflik di negara yang sering terjadi. Contohnya saja konflik sengketa wilayah. Konflik ini telah terpampang nyata, bukan hanya fatamorgana. Konflik sengketa wilayah Blok Ambalat Indonesia dan Malaysia. 

   Konflik sengketa wilayah Blok Ambalat Indonesia dan Malaysia telah terjadi sejak 1969. Malaysia melakukan klaim terhadap Blok Ambalat didasari oleh potensi minyak bumi yang besar pada wilayah tersebut. Secara sepihak Dik Malaysia ini memasukkan wilayah Ambalat ke negaranya. Hal ini menimbulkan protes dari negara-negara lain. Konflik ini dimenangkan oleh Dik Malaysia si Tukang Klaim pada tahun 2002 yang dikatakan berdasarkan pada data sejarah.


   Sikap nasionalisme masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendukung negara dalam menyelesaikan konflik ini. Bagaimana masyarakat peduli apa yang terjadi pada negaranya. Peran masyarakat Indonesia bisa menjadi krusial dalam penyelesaian konflik ini karena ada desakan dari masyarakat. Masyarakat di sini berperan untuk mendukung atau membela negara. Masyarakat bisa saja menyerang akun media sosial parlementer Malaysia, artis Malaysia, atlet Malaysia, atau bahkan menjajah Dik Malaysia. Tapi pasti tidak, ya.


   Pada intinya kita wajib untuk menumbuhkan sikap nasionalisme pada diri kita, karena apa pun yang terjadi kita semua tetap Indonesia.




Sumber: Tedi Kholiludin, Ahmad Asroni, Hatim Gazali, Abdul Waidl, & Ali Usman. (2011). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. [E-book version]. Retrieved from file:///home/chronos/u-b161fa6fc81b5a5a001a86c76d795f277c5b6d24/MyFiles/PPKn/1690430192-PPKN-BS-KLS-XI.pdf

More Posts