Bulan Rajab adalah salah satu diantara bulan yang dimuliakan Allah SWT. Salah satu peristiwa yang wajib diketahui di bulan Rajab ialah peristiwa Isra’ Mi’raj. Isra’ Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW. dari kota Makkah ke Masjid Al-Aqsa Yerusalem, Palestina. Kemudian dilanjutkan ke langit ketujuh atau biasa disebut Sidratul Muntaha. Peristiwa ini hanya dilakukan dalam satu malam saja.
“Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat” (Q.S Al-Isra’:1)
Rasulullah SAW. melakukan perjalanan ini karena kehendak Allah. Allah Ta’ala mengutus Nabi Muhammad sebagai bukti Maha Kuasanya. Rasulullah melaksanakan perjalanan ini pada tanggal 27 Rajab tahun ke-10 kenabian. Saat itu Rasulullah kurang lebih berusia 50 tahun. Rasulullah melakukan perjalanan ini bersama Malaikat Jibril yang mengendarai Buraq.
Peristiwa ini terdiri dari dua bagian perjalanan Rasulullah, yakni Isra’ dan Mi’raj.
Isra’ merupakan perjalanan yang dilakukan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Pada zaman itu, perjalanan dari Makkah ke Yerusalem ditempuh satu bulan. Namun Rasulullah hanya membutuhkan sedikit sekali waktu. Setelah sampai di Masjidil Aqsa, Rasulullah lalu melakukan shalat dua rakaat.
Mi’raj merupakan lanjutan perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Rasulullah diundang Allah SWT. untuk menghadapnya. Ini adalah keistimewaan yang tidak pernah dirasakan oleh Rasul sekalipun.
Setiap tingkatan langit, Rasulullah bertemu dengan para Nabi pendahulunya, diantaranya sebagai berikut :
Rasulullah selalu menyapa dengan mengucapkan salam setiap bertemu dengan para Nabi Nabi Allah. Hingga akhirnya, Rasulullah sampai ditempat tujuan utamanya yaitu Sidratul Muntaha. Disana, Allah Ta’ala dengan nabi Muhammad berdialog mengenai shalat. Awalnya shalat dilakukan 50 waktu dalam sehari, namun pada saat nabi berada di tingkatan langit ketujuh, nabi Musa berkata kepada nabi Muhammad agar meminta diberi keringanan waktu shalat, karena nabi Musa mengira dengan waktu 50 kali shalat dalam sehari, umat sekaligus nabi Muhammad tidak sanggup untuk melakukannya. Lalu nabi pun meng-iyakan apa yang nabi Musa katakan, awalnya waktu shalat telah dikurangi menjadi 40 dan ada juga yang mengatakan dikurangi 45.
Beberapa kali nabi Muhammad tawar-menawar, dengan didorong oleh nabi Musa supaya meminta keringanan lagi untuk seringan-ringannya. Pada akhirnya waktu shalat menjadi hanya lima waktu dalam sehari dan sejak itulah perintah ataupun wajib shalat ditegakkan.