Fitri Isnaeni 1 year ago
fitriisnaeni01 #bahasa

Cerita Narasi: Persahabatan

Sebuah cerita narasi karya Uzdah Malilah Firyal

Thea, namanya. Hanya dia satu-satunya yang tidak memiliki sihir di Negeri Mississippi.

Sayangnya, hal itu membuat Thea selalu direndahkan teman sepantarannya, yaitu El dan Alyn. Mereka selalu mengejek Thea dengan memamerkan kekuatan sihir mereka. Thea selalu menanggapi hal itu dengan sabar. 

Thea juga memiliki teman sejak ia masih kecil. Namanya Amsa.

Lama kelamaan, Thea merasa lelah dengan perlakuan El dan Alyn.

“Kalian kenapa sih selalu memamerkan sihir kepadaku?” Ucap Thea.

“Ya terserah kita dong, kamu iri sama kita?” Ucap Alyn dengan nada meremehkan.

“Pasti orang tuamu menyesal telah melahirkan anak sepertimu. Wah, kasihan sekali ya hidupnya. Dasar gak guna!” El menambah-nambahi ucapan Alyn. Hal itu tentu saja membuat Thea sedih. Thea langsung pergi meninggalkan Alyn dan El. Perasaannya sekarang campur aduk, hatinya sedih, tapi juga ingin sekali marah. Namun apa boleh buat? Alyn dan El juga pasti akan mengejek Thea karena berusaha melawan mereka.

“Amsa, apakah kamu sedang sibuk?” Thea menghampiri Amsa di perpustakaan Mississippi. “Ada apa, Thea?” Amsa menampakkan wajahnya yang kebingungan.

“Sudah berkali-kali El dan Alyn selalu merendahkanku dengan kekuatan sihir mereka. Bahkan kali ini, dia mengatakan bahwa aku adalah anak yang tidak berguna. Aku tahu kalau aku memang tidak seperti anak di Negeri Mississippi lainnya. Mereka memiliki kekuatan, sedangkan aku tidak,” Thea mengeluarkan seluruh keluh kesahnya kepada Amsa. Nadanya sudah memelas, pasti dia sudah lelah dengan seluruh ejekan dan hinaan yang ia terima.

“Lagi? Sudah berapa kali El dan Alyn selalu mengejekmu? Aku tak bisa tinggal diam jika seperti ini. Mungkin kali ini aku akan membantumu melawan mereka, kamu juga pasti merasa tidak betah bila terus mendapatkan perlakuan seperti itu,” Amsa berucap dengan wajah yang sangat yakin. Mungkin dia juga merasa kasihan kepada Thea sebagai satu-satunya anak di Negeri Mississippi yang tidak memiliki kekuatan.

“Amsa, apa kau yakin?” Raut wajah Thea terlihat cemas, ia takut bila sesuatu terjadi kepada temannya itu. “Tentu saja. Besok, tolong bawa aku menemui mereka,” Ucap Amsa, ia tampak sangat yakin.

Thea pergi meninggalkan Amsa. Ia tampak ragu dengan apa yang temannya baru saja katakan. Thea takut bila Amsa akan kalah, 2 lawan 1 bukanlah hal yang adil. 

Selama perjalanannya ke rumah, Thea selalu memikirkan hal itu. Bahkan nyatanya saja, Amsa selama ini tidak pernah bertemu dengan El dan Alyn. Amsa hanya tahu mereka saat Thea menceritakannya saja. Thea berpikir, dengan cara apa Amsa akan melawan? Bisa jadi dengan adu sihir yang mereka miliki. Apakah besok akan menjadi pertengkaran yang hebat? Mungkin, sangat mungkin.

Thea sudah sampai di rumah. Seperti biasa, orang tuanya masih saja bekerja. Padahal, jam sudah hampir menunjukkan pukul 8 malam. Hari ini Thea pulang terlambat, lebih banyak menghabiskan waktu di gerai buku. Lagi pula, siapa juga yang akan memarahinya jika pulang terlambat. Thea tahu, orang tuanya pasti juga belum pulang.

Thea langsung mengganti pakaiannya dan merebahkan dirinya di kasur. 

***


Keesokan harinya, Thea langsung menghampiri Amsa di rumahnya.

“Amsa! Tolong buka pintunya!” Thea berteriak dari luar. Teriakan Thea terdengar sampai dalam rumah Amsa. Amsa pun membuka pintunya.

“Thea? Ayo kita berangkat sekarang!” Tanpa berlama-lama, Amsa langsung mengeluarkan sihir terbangnya. Thea pun segera menunjukkan lokasi di mana El dan Alyn biasa bermain.

***


“Hei kalian!” Amsa berteriak pada El dan Alyn. El dan Alyn langsung menoleh ke sumber suara. Wajah mereka tampak kebingungan. Namun tak lama, Thea yang berada di belakang Amsa langsung menampakkan diri. “Oh, hai Thea. Kau membawa temanmu ke sini? Pasti kekuatan sihirnya lemah,” Alyn tampak mengejek Amsa. “Bahkan kau saja tidak tahu namaku,” Amsa mulai turun ke tanah dan berjalan mendekati El dan Alyn.

Secara mengejutkan, Amsa langsung melemparkan sihir terkuat yang dia punya. Dia mengeluarkan sihir (gak tahu kasih nama sendiri) yang membuat Alyn langsung terlempar ke belakang. El yang melihat itu langsung membalas sihir Amsa, dia mengeluarkan petir dari tangannya. Amsa terkejut dengan balasan itu. Namun dengan cepat, Amsa langsung menghindar hingga petir itu menyambar pohon di belakangnya.

Sementara itu, Thea hanya melihatnya dari kejauhan.

“Apa yang kau baru saja lakukan kepada sahabatku? Dasar sok jagoan, ayo lawan aku!” El mencoba melawan Amsa, dia mengeluarkan sihir bayangan. Dengan sigap, Amsa langsung dapat menghindar. 

“Thea pernah membuat salah apa dengan kalian? Hingga kalian bisa dengan teganya menghina Thea. Apakah kalian tidak tahu bagaimana perasaannya selama ini? Sihir bukanlah segalanya! Perlakukanlah orang yang tidak memiliki sihir sekali pun dengan adil!” Amsa mulai berhenti menyerang, dia menasihati El dan Alyn. Thea yang ada di luar area pun segera mendekat kepada Amsa, menenangkannya. 

El, tiba-tiba merasa kasihan dengan Thea. El sudah berniat untuk minta maaf kepada Thea, tapi dia merasa malu karena sudah mengejek Thea.

“Thea… Aku minta maaf, ya. Aku selalu merendahkanmu. Aku merasa kasihan denganmu, tapi aku malu…” El mendekat kepada Thea, mengajak berbaikan. “Tidak apa-apa, El. Aku tetap memaafkanmu,” Thea tersenyum. Dia dengan senang hati tetap memaafkan El. “Alyn, bagaimana denganmu?” El mengajak Alyn untuk berbaikan dengan Thea. Namun, Alyn tidak mau meminta maaf kepada Thea. Alyn merasa apa yang dia katakan kepada Thea selama ini benar. Akan tetapi, El membujuk Alyn agar Alyn mau meminta maaf kepada Thea. Beberapa menit kemudian, Alyn sadar apa yang dia lakukan kepada Thea selama ini salah, dan Alyn pun mau meminta maaf kepada Thea. “Thea… Aku minta maaf, ya. Selama ini aku selalu mengejekmu” Alyn menyodorkan tangannya kepada Thea untuk mengajaknya minta maaf. “Nah, gitu dong, kan enak dilihatnya.” Kata Amsa dengan perasaan yang senang.

6
268
Lukisan Asa Para Pejuang

Lukisan Asa Para Pejuang

1712062096.jpg
ラファエル
1 year ago
Ring Of Fire (Cincin Api)

Ring Of Fire (Cincin Api)

https://lh3.googleusercontent.com/a/AGNmyxaiiBgLESm-Wu6LQjlcqZrPUiXq5rRQxXXfhnuz=s96-c
Garit Ahsanut Taqwim
6 months ago
Dibalik Permen Karet

Dibalik Permen Karet

https://lh3.googleusercontent.com/a/AGNmyxYKZ-s4XsIaC9Al3R5ep1uEBVAvHMkuM9MhZQxr=s96-c
Afra Septi Kania
1 year ago
Hakikat Sang Waktu

Hakikat Sang Waktu

1706664012.jpg
R. Gatot Susilo
2 years ago
Umbi Porang: Bahan Pangan Pokok Pengganti Nasi

Umbi Porang: Bahan Pangan Pokok Pengganti Nasi

https://lh3.googleusercontent.com/a/AAcHTtdxpb1bzzGD_VDemj50b46gzPHGbHcl34hctI-af4zOQZ8=s96-c
Andini Aliyah Putri Putri
1 year ago