Sebuah Cerita Fantasi Karya Zahra Asri Ramadhani
Pada jaman dahulu di sebuah istana, terdapat raja dan ratu yang hidup harmonis, mereka bernama raja Edward dan ratu Ella. Tetapi belum dikaruniai anak juga dan pada suatu hari, ratu tersebut ingin sekali mempunyai 2 anak kembar perempuan, lalu ia berkata pada suaminya.
Ratu Ella: “Edward, karena kita sudah lama tak kunjung dikaruniai anak ,maka karena itu aku ingin sekali mempunyai anak kembar untuk mendampingi kita sampai tua nanti! Maka karena itu, mintalah kepada Raya, burung ajaib yang berwarna emas itu!”
Raja Edward: “Baik, ayah juga setuju. Kalau begitu ayah pamit dulu, ya!”
Ratu Ella: “Ok, kalau begitu ini bekal minum dan makanan kesukaan kamu untuk di perjalanan, dan jangan lupa hati-hati ya!”
Oleh karena itu, suaminya pergi meminta permintaan kepada seekor burung bernama Raya yang berwarna emas ajaib itu di hutan. Sesampainya di hutan, Raja Edward mengatakan keinginannya kepada burung Raya itu dan berkata:
“Wahai Raya, tolong karuniai kita anak kembar untuk mendampingi hidup saya dan istri saya sampai tua nanti, wahai Raya!”
Setelah beberapa hari menunggu di hutan, akhirnya Raya mengabulkan permintaannya dan kembali ke istana dengan membawa pulang anak kembar yang imut yang diberi nama Shana dan Serraya.
Setelah 9 tahun kemudian, mereka tumbuh menjadi gadis yang cantik yang akur, tetapi mereka tiba-tiba mereka tidak akur, yang memulainya adalah Serraya. Serraya sering sekali memperlakukan kembarannya dengan tidak baik ke Shana dengan menyuruh-nyuruhnya dengan kasar dan mengejeki Shana dan Shana juga mengerjainya dengan menjebloskannya ke dalam sebuah prank yang berlebihan.
Tetapi seketika ibu mereka memergoki mereka berdua karena sudah tidak akur yang berlebihan, maka ia memarahi Serraya dan juga Shana. Akan tetapi memarahi mereka tak kunjung berhasil maka karena itu setelah lelah menasihati mereka dan tidak kunjung berubah, akhirnya ratu Ella mengadu ke suaminya yaitu raja Edward dan merencanakannya rencana untuk menghukum mereka dengan mengasingkan mereka ke tempat yang terpencil, mereka tidak bisa keluar kecuali jika mereka sudah akur dan mau bekerja sama untuk keluar dari sana.
Ratu Ella: “Serraya, dan Shana ayok pergi ke suatu tempat ke hutan. Di sana banyak sekali hewan-hewan dan tanaman yang indah dan unik untuk me-refresh-kan otak kalian untuk berpikir jernih dan tidak bertengkar lagi!”
Serraya: “Udah deh mah, udah tahu kita gak bisa akur, cara macam apa sih mah?” katanya ragu.
Shana: “Iya mah, kita tidak bakal bisa akur mah!”
Serraya: “Apa sih kamu, ikut-ikutan saja sih!”
Shana: “Apa orang gak ada yang mau ngikutin kamu toh, apa sih!”
Serraya: “Udah kelihatan kok, kamu itu ngomongnya sama kayak aku!”
Ratu Ella: “Udah-udah baru saja mau dikasih tau berantem lagi. Kalian ini kan adek kakak bukannya akur malah berantem!”
“Kita bukan kakak-adik!” kata mereka kompak
Setelah ibunya menenangkan mereka akhirnya mereka sampai pada tujuannya. Disana bukannya akur, mereka malah menyalahkan satu sama lain yang akhirnya berujung mereka berpisah ke arah jalan hutan yang berbeda karena masalah yang sudah memuncak yang membuat mereka berpisah yang sekarang sedang mencari makanan untuk bertahan hidup.
Tetapi saat Serraya lagi berjalan sembari menggendong tasnya, ia kesal kepada Shana sering gampang ngambek dengannya.
Serraya: “Apaan banget sih, dasar anak tidak berguna!, kenapa dia dilahirkan untuk menjadi kembaranku, nyeselin banget sih!.”
5 jam berlalu mereka berpisah, yang saat itu juga ketika ia mengomel sendiri, ia mengambil kayu tajam dan tiba-tiba… ia tidak sengaja melemparkannya ke arah burung!, oleh karena itu berujung dia harus mencari pertolongan karena burung tersebut luka parah. Karena tidak ada siapa-siapa di sana, Serraya akhirnya memutuskan untuk mencari Shana untuk meminta pertolongan untuk mencari tanaman ajaib untuk menyembuhkan burungnya.
Ketika Serraya menemukan Shana, Shana masih marah kepadanya. Tetapi karena teringat perkataan ibunya, akhirnya Shana rela berjalan yang lumayan jauh hanya untuk mendapatkan. Sesudah ia menemukannya, lalu ia berikan kepada Serraya, kembarannya.
Saat itulah sekarang Serraya sangat berterima kasih karena dia ingin membantunya, maka karena ketika mereka di hutan mereka saling membantu sama lain. Yang ternyata selama ini ada prajuritnya menyaksikan mereka, dan karena mereka sudah damai si prajurit tersebut melaporkannya kepada ratu Edward dan ratu Ella yang berujung mereka kembali ke istana sampai akhir hidup orang tuanya.
Sebuah cerita fantasi karya Aviva Octavia