SI MISKIN DAN SI KAYA YANG DERMAWAN
........
2023-11-07 08:12:58 - Arjunas
Arya adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki banyak perusahaan. Dia sangat dermawan dan suka membantu orang-orang yang membutuhkan. Dia sering memberikan sumbangan kepada panti asuhan, rumah sakit, dan lembaga sosial lainnya. Dia juga tidak segan-segan untuk memberikan pekerjaan kepada orang-orang yang tidak memiliki keterampilan atau pendidikan.
Dina adalah istri dari Adit, seorang nelayan miskin yang tinggal di sebuah gubuk di pinggir pantai. Dina sangat suka meminta apa saja tanpa menyadari bahwa suaminya bekerja keras untuk mencari nafkah. Dia selalu mengeluh dan tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Dia bermimpi untuk hidup mewah seperti orang-orang kaya.
Adit adalah seorang nelayan yang penyabar dan pekerja keras. Dia mencintai istrinya meskipun istrinya sering menuntut hal-hal yang tidak masuk akal. Dia berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dengan hasil tangkapannya di laut. Dia tidak pernah mengeluh atau menyerah meskipun hidupnya sulit.
Suatu hari, Dina melihat sebuah iklan di televisi tentang sebuah pesta mewah yang diadakan oleh Arya untuk merayakan ulang tahunnya. Dina langsung terpesona dengan kemewahan dan keindahan pesta tersebut. Dia ingin sekali menghadiri pesta itu dan bertemu dengan orang-orang kaya. Dia pun meminta Adit untuk membawanya ke pesta itu.
“Adit, aku mau kamu bawa aku ke pesta ulang tahun Arya. Aku ingin sekali melihat-lihat rumahnya yang besar dan indah. Aku juga ingin berkenalan dengan orang-orang kaya dan terkenal. Aku yakin mereka akan menyukai aku dan memberiku banyak hadiah.”
“Dina, kamu tahu itu tidak mungkin. Kita tidak diundang ke pesta itu. Lagi pula, kita tidak punya baju yang pantas untuk datang ke pesta itu. Kita juga tidak punya uang untuk naik taksi atau menyewa mobil.”
“Ah, kamu itu tidak romantis sama sekali. Kamu harus bisa membuat istrimu bahagia. Kamu harus bisa memberikan apa yang aku inginkan. Kamu harus bisa membuktikan cintamu padaku.”
“Dina, aku mencintaimu dengan tulus. Tapi cinta itu bukan hanya tentang materi atau kemewahan. Cinta itu tentang saling mengerti dan menghargai. Aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk membuatmu bahagia dengan apa yang aku punya.”
“Kamu bohong! Kamu tidak mencintaiku! Kamu hanya mau mengekangku! Kamu hanya mau membuatku menderita! Kamu hanya mau membuatku malu di depan orang-orang!”
Dina pun marah-marah dan menampar Adit. Adit hanya diam dan menahan sakit hatinya. Dia tidak tega untuk membalas perlakuan istrinya.
Keesokan harinya, Adit pergi ke laut seperti biasa untuk mencari ikan. Dia berharap bisa mendapatkan hasil tangkapan yang banyak agar bisa membahagiakan istrinya.
Sementara itu, Dina merencanakan sesuatu untuk bisa pergi ke pesta ulang tahun Arya tanpa sepengetahuan suaminya. Dia meminjam baju dari tetangganya yang lebih kaya darinya. Dia juga meminjam kalung dan anting-anting dari temannya yang bekerja di toko perhiasan. Dia kemudian naik angkot dan turun di dekat rumah Arya.
Dina berhasil masuk ke dalam rumah Arya dengan berpura-pura sebagai salah satu tamu undangan. Dia terpesona dengan kemegahan dan kecantikan rumah Arya. Dia melihat banyak orang-orang kaya dan terkenal yang sedang bersenang-senang. Dia juga melihat Arya yang sedang menyambut tamu-tamunya dengan ramah dan sopan.
Dina pun mendekati Arya dan berusaha untuk menarik perhatiannya. Dia memuji-muji Arya dan mengatakan bahwa dia adalah penggemar beratnya. Dia juga mengatakan bahwa dia adalah seorang wartawan yang ingin mewawancarai Arya tentang kesuksesan dan kemanusiaannya.
Arya tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas pujian Dina. Dia juga bersedia untuk diwawancarai oleh Dina. Dia mengajak Dina ke ruang kerjanya yang terpisah dari tempat pesta.
Di ruang kerja Arya, Dina mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan pekerjaan atau kemanusiaan Arya. Dia hanya ingin tahu tentang kehidupan pribadi dan rahasia Arya.
Arya merasa tidak nyaman dengan sikap Dina. Dia menyadari bahwa Dina bukanlah seorang wartawan yang profesional, melainkan seorang wanita yang hanya ingin mengetahui tentang kehidupan pribadinya. Dia pun menolak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Dina yang tidak pantas.
“Dina, saya minta maaf, pertanyaan Anda makin ke sini kok makin nyangkut privasi keluarga saya.”Ucap Arya sambil memegang handphone siap untuk menelepon ajudannya.
Ternyata sehabis itu Arya yang semakin tidak nyaman di posisi yang sangat terpojokkan akhirnya si Arya masih menahan dan bersabar dalam posisi tersebut hingga amarahnya sedikit naik.
"Silakan kamu keluar dan pulang sana tinggal tempat ini sekarang juga saya sudah tidak nyaman dengan Anda yang sangat tidak sopan kepada saya." kata Arya sambil menahan emosi. Tetapi si Dina tidak mau pulang sebelum dikabulkan permintaannya.
Dina mau pergi dari tempat itu asalkan Arya mengabulkan permintaannya yaitu mengantar Dina pakai mobil mewahnya dan membawakan hadiah untuk Dina. Tanpa berpikir lama Arya pun langsung menelfon ajudannya karena ingin segera mengenyahkan Dina dari hadapannya.
“Halo…., Yusuf kamu masih berada di tempat pesta 'kan?” ucap Arya menelepon ajudannya.
“Halo…., iya Pak saya masih ada di tempat pesta, bagaimana ya?” ucap Yusuf dalam telefon.
“Kamu segera ke ruangan saya. Dan bawakan hadiah untuk tamu satu,“ ucap arya sambil duduk di kursi kerjanya.
Tidak lama kemudian Yusuf masuk bersama satu temannya ia terlihat kaget karena ada satu tamu yang berada di ruangan kerja Arya, sedangkan tidak sembarangan orang bisa memasuki ruangan kerja Arya.
“Assalamualaikum Pak, ini permintaan Bapak.“ ucap Yusuf sambil berdiri tegak.
“Kamu kasih ke wanita ini dan antar dia pulang sekarang juga.” ucap Arya sambil sedikit tersenyum.
“Kamu antarkan wanita ini pulang ke rumah dengan mobil yang ada di depan segera.“ ucap Arya.
Setelah beberapa jam, wanita itu meninggalkan ruangannya. Tiba-tiba, pintu ruang kerja Arya terbuka. Seorang pria berjalan masuk dengan langkah cepat. Dia adalah Adit, sahabat Arya sejak kecil. Wajahnya tampak pucat dan cemas.
“Halo, Adit. Ada apa?” tanya Arya dengan heran.
“Arya, aku butuh bantuanmu. Istriku, Dina, dia sakit keras. Dia harus segera dioperasi. Tapi aku tidak punya uang cukup untuk membayarnya,” kata Adit dengan suara terbata-bata.
Arya terkejut mendengar kabar itu. Dia tahu betapa Adit mencintai Dina, meskipun Dina sering meminta-minta hal-hal yang tidak perlu. Adit adalah seorang nelayan yang hidup sederhana. Dia selalu bekerja keras untuk menghidupi keluarganya.
“Tenang, Adit. Aku akan bantu kamu. Berapa uang yang kamu butuhkan?” tanya Arya dengan simpati.
“Sepuluh juta rupiah,” jawab Adit.
Arya tidak ragu-ragu. Dia segera mengambil dompetnya dan memberikan uang sejumlah itu kepada Adit.
“Ambil, ini untuk keperluan operasi Dina. Semoga dia cepat sembuh,” kata Arya dengan ikhlas.
Adit terharu. Dia berterima kasih kepada Arya dengan mata berkaca-kaca.
“Terima kasih, Arya. Kamu adalah sahabat yang baik. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini,” kata Adit.
Arya tersenyum. Dia merasa senang bisa membantu sahabatnya.
“Tidak usah berterima kasih, Adit. Kamu juga pernah membantuku saat aku susah dulu. Aku hanya membalas budi baikmu,” kata Arya.
Adit berpamitan kepada Arya dan bergegas menuju rumah sakit. Arya berdoa dalam hati agar istri Adit bisa selamat.
***
Cerpen dibuat berdasarkan nilai kehidupan dalam "Hikayat Si Miskin" sebagai tugas Bahasa Indonesia.
Penyunting: Ms. Fitri Isnaeni.