Allah Ta'ala Lebih Tahu Tentang Dirimu
Yuk baca, mari kita renungi bersama"
2025-11-09 14:33:13 - Nabil Versi Akal Sehat
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Allahumma allimna ma yanfa'una wa anfa'na bima allamtana
Halo pembaca GIGA rahimakumullah
Pernahkah diri kita merasa, “Ya Allah ini adalah yang terbaik, kenapa engkau ambil / tarik ya Allah?” Marilah kita merenung bersama-sama. Tetapi, apakah perasaan ini membantumu untuk melanjutkan hidup? Tidak sama sekali, karena ini hanya angan-angan kalian. Allah adalah Rabb semesta alam. Jiwa, bumi dan langit berada dalam genggaman-Nya. Jadi, apakah kita lebih tahu daripada Allah? Hanya orang yang tidak memiliki iman, yang merasa dirinya lebih tahu tentang hidupnya.
Allah Maha Mengetahui segalanya apa yang ada di hati, di pikiran dan apapun yang ada di semesta ini, termasuk hidup kita.
Sesungguhnya Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah [2]: 216
"Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui".
Ibnu Katsir rahimahu al-lāhu menjelaskan bahwa sesuatu yang disukai seseorang yang bisa jadi buruk baginya itu bersifat umum dalam setiap perkara. Bisa jadi seseorang menyukai sesuatu namun ternyata tidak ada kebaikan dan kemaslahatannya. Allah Ta’alā lebih mengetahui akhir setiap urusan hamba. Allah Ta’alā lah yang mengabarkan mana yang mashlahat untuk dunia dan akhirat seseorang.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1: 248)
Apakah kita masih merasa lebih tahu terhadap hidup kalian? Jika masih dekatkan lah diri kita kepada Allah.
Pikirkan lah kembali tentang hakikat Zat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Seseorang akan lebih ridha dan senang ketika yakin bahwa Zat yang telah menakdirkan segala sesuatu itu lah yang Maha Mengetahui segala hal yang terbaik untuk hamba-Nya. Semakin kuat keimanan seseorang bahwa Allah Ta’alā Maha Mengetahui, maka semakin kuat pula keridhaannya terhadap masalah atau ujian yang dihadapkan padanya. Semakin besar pula tingkat pengenalannya terhadap nama dan sifat Allah Ta’alā, semakin lapang pula dadanya dalam menghadapi berbagai hal. Apabila kita merasakan begitu berat dan tidak terima terhadap ujian/masalah yang telah menimpa kita, sudah seharusnya kita bicara pada diri sendiri dan pertanyakan keimanan kita, apakah ilmu tentang nama dan sifat Allah Ta’alā yang telah dipelajari sudah masuk ke dalam hati?
Mungkin selama ini kita lalai untuk kembali kepada Allah Ta’alā. Sudah ‘lupa’ bahwa Allah Ta’alā adalah Zat yang Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya, melihat seluruh canda dan tangis dari hamba-Nya, mendengar seluruh doa-doa, menyayangi hamba yang bersabar, memberikan hamba-Nya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, memberikan jalan keluar dari berbagai problem, memberikan kesehatan dan kelapangan meskipun seringkali hamba tak memintanya. Semoga kita tidak ‘lupa’ bahwa Dia juga Maha Pengampun, mengampuni hamba-hamba yang bertaubat dan mau berbenah dari kelalaian mengenal-Nya.
وَلاَتَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ
“Dan janganlah Engkau menjadi seperti orang-orang yang melalaikan Allah, lalu Allah membuat mereka melalaikan diri mereka sendiri” (QS. Al Hasyr: 19).
Jazakumullahu Khairan Katsiran
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh