Asal Usul Pontianak, Si kota Khatulistiwa
Pontianak, merupakan ibukota dari Provinsi Kalimantan Barat. Kota ini juga merupakan pusat perekonomian yang ada di provinsi ini. Kota ini tidak seluas kota-kota besar yang ada di pulau jawa seperti Jakarta, Semarang, ataupun Surabaya. Meski begitu, Pontianak bisa dibilang kota yang cukup maju meskipun masih banyak sekali tantangan dalam perkembangannya.
Kota ini berada tepat di garis khatulistiwa atau garis lintang 0 derajat. Hal ini membuat Pontianak menjadi menjadi kota yang memiliki posisi geografis yang unik. Lokasi ini juga membuat kota ini memiliki suhu udara yang tinggi, serta kelembaban yang tinggi. Berdasarkan pengalaman saya, jika dibandingkan dengan panasnya pulau jawa, panas yang ada di kota ini terasa sangat menyengat, sehingga kita harus selalu berhati-hati, dan menyiapkan perlindungan diri seperti menggunakan tabir surya.
Asal Usul Nama Pontianak
Kuntilanak
Sebenarnya, banyak versi dari penamaan kota yang satu ini, tetapi yang paling terkenal adalah nama ini berasal dari legenda Melayu, mengenai mitologi makhluk halus dalam mitologi Melayu.
Menurut Cerita yang banyak beredar, nama “Pontianak” berasal dari roh seorang perempuan yang meninggal saat melahirkan. Roh ini menjadi hantu yang dikenal dengan nama Kuntilanak.
Dahulu, Kuntilanak sering mengganggu orang yang ada di daerah tersebut, ataupun di tepi sungai.
Pohon Punti
Selain cerita Kuntilanak, Nama Pontianak juga berasal dari “Pohon Punti” yang artinya pohon-pohon tinggi di hutan Kalimantan yang masih asri.
Pontian
Ada juga yang menyebutkan bahwa nama kota ini berasal dari kata “pontian” yang artinya tempat singgah atau pemberhentian, merujuk pada lokasi kota ini yang yang berada di pertemuan sungai Kapuas dan sungai Landak.
Kesultanan Pontianak
Pontianak didirikan pada 23 Oktober 1771 oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie. Beliau merupakan tokoh yang sangat penting di Kalimantan Barat. Awalnya, ia adalah seorang pedagang Arab yang kemudian menikah dengan putri dari kerajaan yang ada di daerah itu pada saat itu. Syarif Abdurrahman Alkadrie diangkat menjadi sultan Pontianak pada tahun 1779 setelah mendapat banyak dukungan dari Belanda.
Menurut cerita yang beredar, saat tiba di pontianak, ia dan pasukannya sering sekali diganggu oleh hantu Kuntilanak. Untuk mengusir hantu-hantu itu, sultan menembakkan meriam. Lokasi di mana meriam yang ditembakkan itu jatuh, kemudian menjadi tempat berdirinya Istana Kadriah, yang sekarang menjadi pusat kota pontianak.