Contrail, Awan Jejak Pesawat
2023-08-05 15:10:31 - ~fi
Contrail, kependekan dari condensation trail atau dalam bahasa Indonesia jejak kondensasi. Contrail adalah jejak berupa garis awan panjang yang terbentuk di belakang pesawat terbang. Partikel-partikel es dalam contrail terbentuk karena hasil pembuangan mesin pesawat yang membeku di atmosfer yang dingin. Suhu rendah di ketinggian pesawat memungkinkannya untuk membeku dan membentuk kristal es.
Bahan bakar pesawat jet adalah campuran hidrokarbon dan bahan tambahan. Saat pembakaran, bahan bakar pesawat menghasilkan uap air bersama dengan beberapa senyawa oksida, di antaranya adalah sulfat dan nitrat yang bertindak sebagai inti untuk pertumbuhan awan yang pada akhirnya membentuk partikel contrail.
Contrail hanya terbentuk di ketinggian di mana udara kurang dari -40 derajat celisus. Suhu dan tekanan atmosfer, serta parameter-parameter lainnya, seperti kelembaban merupakan faktor pengendali pembentukan contrail pada udara yang jernih dan tidak berawan.
Contrail akan segera menghilang karena udara sekitar yang kering membuat partikel es berubah kembali menjadi uap air. Namun, jika atmosfernya lembap, partikel es tidak dapat menguap dan contrail dapat bertahan lebih lama. Dalam klasifikasi awan, contrail dikenal dengan nama Cirrus homogenitus.
Contrail yang bertahan dalam periode waktu lama dan di bawah pengaruh angin yang kuat dapat tumbuh dan menyebar serta mengalami transformasi sehingga akhirnya memiliki tampilan yang lebih mirip dengan awan cirrus alami. Dalam kasus ini, awan yang terbentuk diberi nama Homomutatus.
Contrail juga dapat menambah perawanan yang menimbulkan efek pemanasan pada malam hari melalui efek rumah kaca dengan menangkap radiasi inframerah. Contrail menangkap radiasi yang dipancarkan dari permukaan bumi dan memancarkan kembali sebagian dari radiasi tersebut kembali ke permukaan. Dalam konteks ini, jumlah radiasi yang dipantulkan kembali ke bumi oleh contrail lebih besar daripada jumlah radiasi matahari (insolasi) yang dipantulkan kembali.
Penyesuaian terhadap ketinggian penerbangan yaitu menghindari tempat yang dingin dengan kelembaban tinggi dapat secara signifikan mengurangi efek pemanasan yang disebabkan oleh contrail. Pembentukan contrail juga dapat dikurangi dengan mengurangi jumlah partikel emisi yang dikeluarkan oleh mesin pesawat, karena partikel ini berfungsi sebagai inti pembentukan kristal es.