Makna yang sangat mendalam dan begitu erat kaitannya tentang kehidupan terutama masyarakat Jawa,
Salah satu budaya dalam busana adat Jawa, jarik. Berupa kain panjang yang memiliki motif batik dengan berbagai corak. Kain jarik mempunyai ciri dan motif yang berbeda-beda pada jarik di setiap daerah. Umumnya pada zaman sekarang kain jarik ini dipakai oleh semua orang, termasuk masyarakat biasa karena memiliki banyak fungsi. Tetapi pada zaman dahulu jarik menjadi suatu yang menunjukkan status sosial dan yang menunjukkan dari mana orang tersebut berasal.
Seperti yang dikatakan tadi, jarik memiliki beragam fungsi yaitu biasa digunakan sebagai alas tidur, penutup badan dan kepala dari dinginnya udara, kain untuk menggendong bayi atau seperti pada saat ini, menjadi fashion.
Bagi orang Jawa, jarik bukanlah sekedar kain biasa, tahukah kalian apa makna dari jarik?
Dijelaskan pada buku yang ditulis M. Hariwijaya dengan berjudul Islam Kejawen: Sejarah, Anyaman Mistik, dan Simbolisme Jawa, bahwa sinjang atau jarik adalah kain panjang yang dikenakan untuk menutup tubuh sepanjang kaki. Jarik memiliki makna aja gampang sirik dalam bahasa Jawa yang berarti jangan mudah iri terhadap orang lain, menanggapi segala masalah yang terjadi dengan hati-hati, tidak grusa-grusu (terburu-buru) juga emosional.
Cara memakai jarik adalah dengan cara di wiru atau wiron bagian ujungnya (melipat-lipat), wiru yaitu bermakna wiwiren aja nganti kleru, yang artinya adalah dalam segala hal harus terjadi demikian hingga dapat membuat suasana menjadi harmonis. “Bebed yaitu kain atau jarik yang sedang dikenakan oleh seorang laki-laki pada bagian tubuh sepanjang kakinya. Bebed artinya manusia harus ubed, rajin bekerja, berhati-hati terhadap segala hal yang dilakukan dan tumindak nggubed ing rina wengi yang artinya adalah bekerjalah sepanjang hari,” tulis Hariwijaya.
Pada jarik yang membebat tubuh perempuan memiliki makna bahwa perempuan harus menjaga kesucian dirinya, artinya tidak mudah menyerahkan diri kepada siapa pun,
Menurut Hariwijaya, ada perilaku yang tidak seharusnya dilakukan dan bahkan harus dijauhi dengan jarik. Yaitu menjadikan kain jarik untuk berselimut, karena “Tidak sepantasnya karena jarik hanya untuk menyelimuti jenazah sebelum dikebumikan” tulis Hariwijaya.
Selain makna dari pemakaian jarik, motif kain jarik juga memiliki banyak makna. Penasaran? Tunggu artikel tentang makna motif kain jarik yang berbeda-beda selanjutnya!
Primasari, Okki Nila. "Makna Filosofis kain Jarik Dalam Busana Adat Jawa - Cerita Kita" diakses pada 10 Mei 2024, dari https://ceritakita.viva.co.id/fashion/33-makna-filosofis-kain-jarik-dalam-busana-adat-jawa-cerita-kita#:~:text=Jarik%20memiliki%20sebuah%20makna%2C%20yaitu,dalam%20menghadapi%20segala%20persoalan%20hidup.
F. Isnaeni Hendri. "Makna Menarik Kain Jarik. Diakses pada 10 Mei 2024, dari https://historia.id/kultur/articles/makna-menarik-kain-jarik-PzdpV
Ilmu Des. "Filosofi kain Jarik "Ojo Gampang Serik" Menurut Budaya Jawa" diakses pada 10 Mei 2024, dari https://ilmudes.com/filosofi-kain-jarik/
Memahami Arti Kehadiran Seseorang lewat Cerpen Arah Mata Tenggara Karya Maulida Nasywa Ts...
tugas civic