Kedubes Soviet pasca Gestapu

Bagaimana keadaan Kedutaan besar Uni Soviet setelah G30S ?

2025-10-15 10:12:10 - Галих

Pasca peristiwa Gerakan 30 September (G30S), ibukota Jakarta terasa mencekam. Aparat militer ada di mana-mana dan memberlakukan jam malam untuk mengembalikan keamanan. Namun, aktivitas Kedutaan Besar Uni Soviet (kini Rusia) masih berjalan seperti biasa. Konsulat yang berada di Medan dan Banjarmasin bahkan masih dilindungi oleh militer. 


Sementara kedutaan RRC (Republik Rakyat China) menjadi sasaran demonstrasi massa. Kantor-kantor perwakilan RRC menjadi sasaran amukan massa karena dianggap menjadi kolaborator dalam gerakan G30S bersama Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada 15 April 1966 misalnya, terjadi pembobolan dan penggerebekan Kedutaan Besar RRC. 


Mengingat juga mereka adalah perwakilan negara kiri, kedutaan Soviet juga sempat khawatir. Terlebih setelah mereka mendapatkan kabar bahwa beberapa kediaman warga Soviet di Indonesia digeledah. Penggeledahan itu terjadi untuk memastikan tidak ada orang-orang PKI yang bersembunyi di tempat mereka. 


Petinggi Soviet di Moskow memutuskan untuk memulangkan Tenaga Ahli yang ada di Indonesia. Moskow tidak mengkhawatirkan soal keadaan akan tetapi soal hutang, mereka takut Indonesia melupakan hutangnya. Moskow mempertanyakan proyek-proyek hasil bantuan Soviet yang selama ini masih menggantung lantaran Soeharto mengambil pendekatan yang berbeda dengan pendahulunya, Soekarno. Hingga September 1966, para tenaga ahli Soviet masih meneruskan beberapa proyek seperti pembangunan jalan sepanjang 600 km lebih di Kalimantan, lembaga oseanografi di Ambon, dan sejumlah proyek infrastruktur dan pertanian lainnya. Hanya sebulan kemudian mereka dipulangkan. 

Sikap Moskow terhadap G30S

Tidak ada orang-orang PKI yang bersembunyi di Kedubes Soviet. PKI di bawah DN Aidit lebih condong kepada Beijing sebagai rival komunis Moskow. Mereka juga yang bertanggung jawab membawa Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) Soekarno mengarah kepada Beijing sehingga membentuk poros Jakarta-Pyongyang-Beijing. 


Padahal Soviet membantu membangun prasarana dan sarana Asian Games 1962 di Jakarta serta memberikan bantuan militer kepada Indonesia. 


Moskow memilih untuk mendukung militer melakukan operasi penumpasan PKI yang berisi orang-orang pro Mao Zedong. Tak peduli Aidit dan kawan-kawan tersiksa dan dieksekusi tanpa pengadilan. Moskow berusaha mencari kesepahaman dengan pihak militer Indonesia. Kedutaan Soviet memilih untuk menutup mata.


Setidaknya hingga Oktober-November 1966 Uni Soviet masih melakukan pengiriman bantuan militer sesuai kesepakatan sebelumnya dan para tenaga ahli Soviet masih beraktivitas seperti biasanya sebelum mereka ditarik pulang oleh Moskow.

DAFTAR PUSTAKA


https://www.historia.id/article/reaksi-moskow-dan-kedutaan-soviet-usai-prahara-g30s


https://republika.co.id/berita/selarung/breaking-history/18/10/02/pfxivo282-jakarta-mencekam-pascag30spki

More Posts