Kenaikan Biaya Hidup dan Pengangguran
2025-08-28 08:31:06 - Selvia Wijayanti
Indonesia dengan jumlah populasi sekitar 280 juta jiwa dan lebih dari 44% masyarakat menyebutkan bahwa biaya hidup sebagai isu utama menunjukkan bahwa wacana publik sangat bergantung pada kondisi ekonomi, daya beli, dan kepercayaan sosial. Kenaikan biaya hidup yang terus terjadi di Indonesia memberikan tekanan pada masyarakat, terutama pada kelompok berpenghasilan rendah dan menengah. Hal ini dapat memicu ketidakstabilan ekonomi, yang pada gilirannya memperberat kondisi pencarian kerja dan mempertahankan pekerjaan. Di tengah inflasi yang tinggi, beberapa perusahaan terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja, sehingga pengangguran cenderung naik.
Disampaikan oleh Bhima Yudhistira dalam laman KBR.id beliau menanggapi bahwa peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2025 naik sekitar 83 ribu orang atau 1,11% dibandingkan Februari 2024. Sekitar 59,4% tenaga kerja berada di sektor informal yang cenderung kurang terlindungi dan rentan terhadap kenaikan biaya hidup dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), kelompok anak muda usia sekitar 15-24 tahun juga menanggung beban pengangguran tertinggi 16,16%, hampir setengah dari total pengangguran adalah anak muda sekitar 3,6 juta orang. Di sisi lain, kenaikan biaya hidup juga menurunkan daya beli masyarakat dan menghambat kemampuan masyarakat untuk mengakses pendidikan dan pelatihan yang bisa meningkatkan kesempatan kerja. Akibatnya, kompetensi mereka tidak bisa berkembang dan sulit bersaing di dunia pekerjaan, pengangguran pun menjadi sebuah fenomena yang sulit dihindari akibat kurangnya keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri. Pemerintah diperkirakan akan sulit untuk bisa menciptakan lapangan kerja baru untuk menurunkan angka pengangguran yang terus bertambah. Hal tersebut dikarenakan dua faktor yaitu melebarnya defisit anggaran pendapatan dan belanja negara serta besarnya hutang jatuh tempo.
Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025 memprediksi bahwa tingkat pengangguran di Indonesia bisa mencapai 5% pada 2025, menjadikan Indonesia salah satu negara dengan pengangguran tertinggi di Asia Tenggara. Kenaikan biaya hidup juga mendorong meningkatnya tingkat kemiskinan, yang membuat masyarakat sulit berinvestasi dalam memulai bisnis kecil. Hal tersebut memicu penurunan kesempatan untuk berwirausaha yang seharusnya dapat menjadi salah satu solusi pengurangan angka pengangguran. Kenaikan biaya hidup berpotensi memperburuk kondisi pengangguran di Indonesia yang sudah cukup tinggi, terutama di kalangan pekerja muda dan sektor informal. Dibutuhkan kebijakan terpadu yang menjangkau pengendalian inflasi, penyediaan pelatihan pelatihan kerja relevan, dan penciptaan lapangan kerja formal untuk mengurangi dampak negatif dari kedua masalah ini secara berkelanjutan. Pemerintah perlu fokus pada pengendalian inflasi dan pemberdayaan keterampilan tenaga kerja agar pengangguran dapat berkurang dan daya beli masyarakat meningkat.