Lebih dari Sekadar Padi: Mengapa Sorgum Layak Jadi Pengganti Beras?
2025-08-21 07:24:51 - ⋆˚。⋆✧ ყυᥒᥒιᥱ's ˚୨୧𓂃 ࣪˖⊹
Di Indonesia, sorgum, atau cantel, memiliki sejarah yang panjang. Kemungkinan besar tanaman ini telah tiba di Nusantara sejak abad keempat Masehi, dan telah dibudidayakan di berbagai tempat, meskipun tidak selalu dalam skala besar karena Indonesia bukanlah penghasil makanan pokok sorgum. Namun, pada masa lalu, karena ekonomi Indonesia yang lemah, orang Indonesia sempat mengonsumsi sorgum karena harganya lebih rendah daripada beras.Dengan kandungan gizinya yang tinggi, sorgum adalah alternatif yang baik untuk beras. Menurut data dari Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup, sorgum telah lama dikenal oleh petani karena banyak dibudidayakan sebagai makanan di beberapa wilayah Indonesia antara tahun 1950-1970-an, seperti Demak, Wonogiri, Gunung Kidul, Selayar, Sumbawa, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Pada masa itu, beras adalah suatu benda yang sangat berharga dan tidak terjangkau bagi sebagian besar masyarakat, khususnya golongan masyarakat miskin. Dibanding beras, sorgum jauh lebih unggul dalam hal nilai gizi. Data Departemen Kesehatan RI mencatat bahwa sorgum memiliki kandungan protein, kalsium, zat besi, fosfor, dan vitamin B1 yang lebih tinggi dibanding beras. Selain itu, sorgum juga baik dikonsumsi oleh penyandang diabetes, Maka dari itu kita perlu membudidayakan sorgum sebagai pengganti beras.
Setiap bagian dari tanaman sorgum bisa dimanfaatkan, seperti biji, batang, dan daun. Pada bagian biji selain dimanfaatkan untuk kita konsumsi, biji sorgum juga dapat kita manfaatkan sebagai pakan hewan ternak. Bagian batang dan daun sorgum bisa menjadi santapan sehat bagi sapi, kerbau, kambing, dan domba. Selain itu, batang dari beberapa jenis sorgum dapat diolah menjadi etanol. Batang ini diketahui menghasilkan nira yang kemudian diolah menjadi gula alami atau sirup sebagai pengganti gula dari tebu. Batang sorgum yang manis dipanen dan digiling untuk diekstraksi niranya (sari batang). Selain itu, nira sorgum mengandung gula fermentasi seperti sukrosa, glukosa, dan fruktosa, yang menjadi bahan baku utama sehingga dapat memproduksi 95% ethanol.
Sorgum menjadi pilihan yang cocok untuk dibudidayakan sebagai altenatif pengganti beras, bahkan sorgum juga mudah untuk beradaptasi pada iklim tropis. Namun, kita juga memerlukan kebijakan pemerintah untuk mendorong masyarakat dalam berbudidaya sorgum kembali. Ketika sistem budidaya sorgum mulai beroperasi perlahan-lahan dapat menggantikan beras maka akan membantu mengatasi perekonomian di Indonesia yang sangat konsumtif terhadap beras.Kemudian kita dapat memperkenalkan sorgum kepada masyarakat secara perlahan-lahan untuk mendorong pembudidayaan sorgum agar kita dapat memodifiksinya sebagai makanan pokok pengganti beras. Untuk dapat menarik perhatian masyarakat, kita juga perlu memberikan edukasi manfaat sorgum kepada masyarakat sehingga dapat diterima ketika produk telah didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.
Maka dari itu, dengan berlimpahnya kandungan dan kegunaannya dalam masing-masing pemanfaatan bagian yang berbeda, kita perlu memanfaatkan sorgum dengan cara membudidayakannya kembali tanaman sorgum untuk menjadi altenatif pengganti beras dan memodifikasinya agar dapat diterima masyarakat kembali, khususnnya generasi muda Indonesia. Dengan mengoptimalkan tanaman sorgum sebagai makanan pokok, dapat mengatasi konsumtif pangan masyarakat terhadap beras dan membantu perekonomian Indonesia serta membantu meningkatkan gizi masyarakat agar memiliki gizi yang cukup.
INDONESIA.GO.ID (2019, 19 september). Sorgum Pengganti Nasi yang Kaya Manfaat. Indonesia.go.id, 25 September 2019.Diakses pada 7 augustus 2025
Dari https://indonesia.go.id/ragam/kuliner/ekonomi/sorgum-pengganti-nasi-yang-kaya-manfaat#:~:text=Di%20Jawa%20sorgum%20dikenal%20dengan,dengan%20biji%20berbentuk%20bulat%20kecil.