Lepas Rindu - Cerpen

Seorang anak yang merantau dengan meninggalkan ibunya (selamanya), demi cita-citanya.

2023-10-15 19:36:19 - jasmine

Bu Sisi, hanyalah seorang warga biasa di desa. Dia melahirkan seorang anak perempuan yang berparas cantik. Karena kecantikannya yang sangat memukau, kulit putih serta mata yang berwarna coklat tua, ia diberi nama Bella.

Bella tumbuh menjadi remaja yang baik hati dan ramah. Seluruh orang di desa sangat menghargai sifat Bella yang sangat ramah, bahkan ia juga tak memandang usia, entah itu yang muda ataupun yang tua, dia perlakukan dengan sama.

Saat ini, Bella sudah berusia 19 tahun. Dia meminta izin Ibunya untuk melanjutkan pembelajarannya di luar negeri. Awalnya, Ibu Bella tidak setuju dengan mimpinya. Ia merasa bahwa anaknya belum cukup umur untuk harus bepergian jauh tanpa ada orang yang mendampingi. 

“Bukannya Ibu melarangmu, Nak. Tapi Ibu takut bila terjadi apa-apa kepadamu.” Ibu memberi nasihat kepada Bella, tapi ini adalah keinginan Bella sejak ia kecil, ia ingin sekali untuk mewujudkan impiannya itu.

“Bu, aku akan menjaga diriku dengan baik. Ibu tidak perlu mengkhawatirkanku, aku akan pulang dengan selamat, Bu. Aku berjanji”. Setelah Bella meyakinkan Ibunya berkali-kali, dengan berat hati, Ibu harus melepaskan Bella untuk menggapai cita-citanya.


***


Sudah 5 tahun Bella tidak pulang ke rumah. Dihubungi juga tidak pernah bisa. Lantas, Ibu di rumah yang sudah khawatir dengan kondisi Bella, dia mencari segala cara agar bisa menghubungi Bella. Ibunya yang tidak kehabisan cara, pergi ke rumah teman Bella, menelepon lewat hp itu. Telefonnya terhubung.

“Bella, ini Ibu, Nak. Kenapa kamu susah sekali dihubungi? Ibu sangat merindukanmu. Bagaimana kondisimu sekarang?” Ibu langsung menghirup napas lega. Setelah sekian tahun, akhirnya ia bisa menghubungi putri sulungnya itu. Betapa terharunya sang Ibu. Bagaimana tidak, sudah 5 tahun berpisah dengan putrinya, tidak ada kabar bahkan.

“Ibu! Aku sangat merindukan Ibu. Maaf Ibu, aku tidak pernah memberi kabar. Nomor ponselku yang lama sudah diganti.” suara yang sangat Ibu kenali selama ini, air matanya menetes, terharu.


***


Udara di luar terasa sejuk, menembus selimut yang dikenakan Ibu. Ia langsung merubah posisi duduknya, mengusap air mata yang terjatuh. Mungkin Ibu terlalu merindukan Bella. Padahal, Bella sudah meninggal sejak tragedi kecelakaan pesawat 5 tahun silam, tepat saat Bella berangkat dari Indonesia ke London untuk melanjutkan pendidikannya. Bayangkan bagaimana tidak hancur hati seorang Ibu mendapat kabar seperti itu.

“Sudah lama ya sejak meninggalnya Bella. Aku sangat merindukannya. Mungkin hari ini sudah saatnya aku berziarah ke makam Bella,” Ibu mengambil bingkai foto masa kecil Bella, melihatnya dengan wajah tersenyum, menyimpan banyak luka di dalamnya.


***


Ibu sampai di makam Bella. Ia membersihkan makamnya, lalu disiram air dan ditaburi bunga kesukaan Bella, bunga mawar. “Bella, ini Ibu, Nak. Ibu sangat merindukanmu, maafkan Ibu ya, Nak. Mungkin Ibu banyak melakukan kesalahan semasa kamu hidup…” Ibu berucap lirih, sembari mengelus batu nisan milik Bella.

Tanpa disadari Ibu, di belakangnya ternyata ada sosok putih bercahaya yang memegang pundak Ibu. “Apakah kamu mau bertemu dengan Bella sekali lagi?” Suaranya sangat lembut, sosok itu menawarkan kepada Ibu sembari tersenyum. Ibu hanya mengangguk, terlihat matanya yang berkaca-kaca.


Sosok itu membawa Ibu terbang melewati langit-langit, hingga sampai di sebuah tempat entah di mana. “Kita di mana sekarang? Kau membawaku ke mana?” Ibu berseru panik, dia takut bila sosok itu membuatnya tidak bisa balik lagi.

“Ibu! Ibu!”

Ibu sangat mengenali suara itu, suara yang sangat lembut sedikit melengking. Itu suara Bella. Ibu langsung mencari sumber suara, menatap ke sana-kemari. Hingga akhirnya Ibu bisa menemukan suara itu.

Mereka saling berpelukan, melepas rindu. Ibu terharu, ia menangis.

More Posts