Pengepungan Baghdad 1258M
Sejarah pengepungan Baghdad 1258M
2025-08-08 14:23:35 - blablablibliblublu
Pengepungan Baghdad tahun 1258 adalah peristiwa yang sangat menyedihkan dalam sejarah dunia Islam. Baghdad, yang dulu menjadi pusat pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah dan juga tempat berkembangnya ilmu pengetahuan serta budaya Islam, diserang oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan, cucu dari Jenghis Khan.
Serangan ini adalah bagian dari ekspansi Kekaisaran Mongol ke wilayah Timur Tengah. Hulagu membawa banyak pasukan yang besar dan mempunyai peralatan pengepungan yang sangat canggih. Khalifah terakhir Abbasiyah, Al-Musta'sim, tidak menganggap ancaman Mongol sebagai sesuatu yang serius dan tidak mempersiapkan pertahanan yang cukup kuat.
Pengepungan dimulai pada 29 Januari 1258. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, tembok kota berhasil dihancurkan. Pada 10 Februari 1258, Baghdad jatuh ke tangan Mongol. Setelah itu, terjadi pembantaian besar-besaran. Diperkirakan sejumlah ratusan ribu penduduk meninggal, termasuk para ulama, ilmuwan, dan warga sipil yang tewas. Perpustakaan Bayt al-Hikmah, yang berisi ribuan naskah kuno sekaligus ilmu pengetahuan, dimusnahkan dengan cara dibakar atau dibuang ke Sungai Tigris. Air sungai tersebut hingga kini dikatakan masih mengandung tinta buku yang menjadikan berwarna gelap.
Khalifah Al-Musta'sim sendiri dibunuh, yang menjadi tanda berakhirnya Kekhalifahan Abbasiyah sebagai kekuatan politik. Pengepungan ini tidak hanya memusnahkan Baghdad, tetapi juga mengguncang dunia Islam secara keseluruhan. Kota yang sebelumnya merupakan pusat ilmu, budaya, dan politik berubah menjadi kota yang hancur dan dipenuhi kekosongan.
Pengepungan Baghdad menjadi simbol akan keruntuhan peradaban akibat perang. Namun, peristiwa ini juga memberikan pelajaran bahwa persatuan dan kesiapan menghadapi ancaman dari luar sangat penting. Meskipun Kekhalifahan Abbasiyah akhirnya bangkit kembali secara simbolis di Kairo, kejayaannya tidak pernah kembali seperti dulu.