Dinasihatin itu bentuk kasih sayang.
Dalam Kajian Kitab Al-Hikam, Al-Habib Segaf Baharun menjelaskan mengenai hakikat nasihat dan perumpamaan orang yang diberikan nasihat:
وقال النائم يوقظ والغافل يذكر ومن لم يجد فيه التذكير والتنبيه فهو ميت
“Orang yang tidur (harus) dibangunkan dan orang yang lupa (harus) diingatkan. Dan siapapun yang dalam dirinya tidak ada kemanfaatan pengingat dan peringatan maka dia adalah mayat."
Sebelum membahas nasihat, sedikit membahas makna yang terkandung dari nasihat di atas dari Al-Habib Segaf Baharun mengenai sebuah perumpamaan orang tidur atau dalam arti sudah lupa maupun hilang kendali dari agama harus segera dibangunkan atau dalam artian 'diingatkan'. Manusia itu makhluk yang gampang sekali lalai. Akal atau otaknya terbatas. Mengingatkan adalah salah satu cara dalam menolong orang lain yang sudah dalam lingkup kemaksiatan dan yang terpenting lagi jika mengenai lingkup agama. Ada yang lalai seperti orang tertidur dan ada pula yang seperti orang lupa, bahkan ada yang lalai seperti mayat atau mati yang berarti tidak bisa diingatkan atau ditegur.
Nasihat sendiri tidak sepenuhnya langsung bisa diterima. Orang dengan ketulusan hati besar yang dapat menerima nasihat secara langsung dan cepat. Tidak semua orang memiliki ketulusan hati yang sempurna. Sebagaimana yang dijelaskan Habib Segaf mengenai nasihat, yakni umumnya manusia tidak suka dinasihati, namun pujianlah yang membuat mereka senang. Manusia hakikatnya senang dimuliakan, namun tidak semua orang senang dinasihati dan diingatkan kesalahannya.
Lalu, bagaimana jika kita sudah berupaya memiliki hati yang luas namun masih saja nasihat belum bisa masuk? Hati yang luas pun masih kalah dengan iblis yang pintar. Kita semua tahu bahwa sebelum iblis dilaknat, iblis merupakan makhluk paling alim dan paling banyak ibadahnya. Iblis dengan keilmuannya telah mengetahui jauh lebih dahulu dari manusia mengenai berbagai misteri kehidupan yang terdapat dalam hadis dan Al-Qur'an yang berarti teori kebahagiaan, kesuksesan dunia akhirat yang terdapat di dalam Al-Qur'an, dan hadis itu sudah dihafal oleh Iblis sehingga dia menguasainya. Dari segi ini saja manusia sudah kalah jauh dengan iblis.
Memperkuat iman banyak sekali cara, salah satunya dengan banyak mendekatkan diri kepada Allah Swt. Banyaknya jalan yang dapat ditempuh dalam rangka mendekatkan diri dengan-Nya, seperti banyak berzikir dan bermuhasabah diri mengenai amal perbuatannya. Iman yang kuat akan membantu dalam membangun pondasi diri yang kuat. Kegigihan dalam beribadah akan menjauhkan diri dari setan dan sekutunya.
Dari sini pula keikhlasan dalam beribadah akan menjadi tonggak dalam kelapangan hati dan telinga kita akan terbiasa mendengar segala hal maupun nasihat baik mengenai ajaran Islam. Dari kebiasaan ini, ketika nanti mendengarkan nasihat maka hati dengan lapang dada akan menerima nasihat-nasihat tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa manusia memang sejatinya tidak bisa langsung mengamalkan jika dinasihati, manusia lebih suka pujian. Namun, melatih diri dengan menata kelapangan hati akan sangat membantu seorang muslim. Nasihat bukanlah suatu perintah, nasihat lebih kepada peringatan. Manusia akan tidak akan percaya dengan peringatan jika tidak paham arti peringatan itu sendiri. Pentingnya berilmu dan beramal juga berpengaruh terhadap sikap diri ketika menerima nasihat. Banyaklah belajar dan mengoreksi diri, maka nasihat akan menjadi bagian ilmu kedua dan bukan sebagai bentuk rasa malu dinasihati, karena nasihat baik akan kembali kepada diri kita sendiri. Ingatkanlah muslim maupun muslimah lainnya jika sudah lalai dengan ajaran-Nya. Karena ini bagian dari perbuatan yang amalnya jariah.
tugas civic