People Change dan Upaya Memahaminya

2024-12-13 15:11:12 - Sasa am

Kayaknya terakhir kali ketemu, orangnya enggak gitu banget deh.


Saya sering mendapati orang-orang bilang begitu kalau habis melihat hal-hal kecil dari kehidupan orang lain. Dari story, postingan, foto-foto di sosmed, catatan di X dan lainnnya.


Yang awalnya posting gini, sekarang gitu. Dulu pake ini, sekarang pake itu. Baru kemarin begini sekarang kok begitu.


Ya, people changes, kata teman saya. 


Lalu saya mikir, people change emang bisa secepat itu? Ini baru urusan postingan. Belum urusan kehidupan atau agama.


Pada prinsipnya hati manusia bisa merasakan banyak sekali perasaan, dari sedih, senang, ragu, khawatir, yang diikuti banyak cabang perasaan lainnya. Namun perasaan itu bisa sangat cepat berubah.


Hal ini dikarenakan hati kita memang amat peka dan akan mudah terbolak-balik. Saking mudahnya, kata Nabi salallahu’alaihiwassalam, ia bagaikan bulu pada suatu tanah yang lapang, yang selalu terbolak-balik diterbangkan angin. (HR. Ibnu Majah)


Iman kita juga tersimpan di dalam hati yang terbang-terbang itu.


Apakah hanya manusia biasa seperti kita-kita saja yang imannya naik turun? 


Suatu hari Hanzhalah, seorang sahabat sekaligus juru tulis nabi didatangi Abu Bakar dan ditanya kabarnya. Hanzhalah menjawab kepada Abu Bakar, "Hanzhalah kini telah jadi munafik."

(Pada masa itu munafik adalah sifat yang amat mengerikan, pengucapannya sangat dihindari dan tidak sembarangan dikatakan karena digolongkan sifat yang sangat-sangat buruk). 


Alasannya karena jika di sisi Rasul ia akan teringat neraka dan surga sampai-sampai seperti melihatnya di depan mata. 


Namun ketika sudah keluar dari majelis, bertemu keluarga, sibuk dengan berbagai urusan, ia pun jadi banyak lupa.


Lalu sayyidina Abu Bakar menjawab, "Kami pun begitu."


Merekapun pergi menemui Rasulullah, lalu menceritakan apa yang mereka rasakan.


Rasulullah SAW bersabda, "Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kalian mau terus dalam beramal sebagaimana keadaan kalian ketika berada di sisiku dan kalian terus mengingat-ingatnya, maka niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat tidur dan di jalan kalian. Namun Hanzhalah, lakukanlah sesaat demi sesaat." Beliau mengulanginya sampai tiga kali.


Sekelas sahabat nabi pun ternyata pernah merasa iman dalam hatinya goyang-goyang. Tapi nabi tidak merespon itu sebagai hal yang perlu di komen jauh-jauh apalagi disebut munafik.


Yang beliau lakukan justru memberi jalan keluar paling masuk akal:


Lakukanlah sesaat demi sesaat. 


Artinya, tidak harus ekstrem, yang penting konsisten, begitu pula dalam urusan meningkatkan kualitas ibadah. 


Ada kutipan yang mengatakan, sesungguhnya hati itu adalah sesuatu yang paling mulia pada diri seseorang, ialah yang mengetahui tentang Allah, yang mendorong jiwa untuk beramal untuk-Nya, yang mendekatkan diri dan menyingkap apa yang ada di sisi-Nya. 


Sedangkan anggota tubuh hanyalah pembantunya, sebagaimana seorang raja mempelakukan budaknya. Siapa yang mengenal hatinya niscaya ia akan mengenal Rabnya. (Ibnu Quddamah, Mukhtashar Minhaj al-Qashidin: 114).


Nabi mengalami fenomena people change namun beliau tidak menghakimi. Sebaliknya, tetap merangkul dan fast respon men-shareloc sahabat dan umatnya agar bisa segera kembali ke jalur yang sesuai.


Notenya, pelan-pelan, tidak apa-apa.


So, people change and we don’t judge.


Yaa Muqallibal qulub tsabbit qulubuna ‘ala diinika…


More Posts