Prolog: Shin'en no Senshi
Bagian prolog dari 5 Chapter
2025-09-24 00:30:21 - Nabil Versi Akal Sehat
Sebelum dunia mengenal cahaya dan bayangan, ada satu ruang yang tidak pernah disebut dalam kitab para Rengai (Petarung yang Memerangi Kehendak Jahat). Ruang itu tidak memiliki arah, tidak memiliki waktu, dan tidak memiliki nama. Hingga suatu hari, para Rengai membuang emosi mereka ke dalam rasa takut, dendam, cinta yang gagal, dan harapan yang hancur. Dari tumpukan emosi itu, lahirlah Tenshin, dimensi terdalam perasaan yang tak pernah disebutkan. Suara retakannya pun terdengar dari daratan.
Krrkk.. Trk..
Tenshin bukan sekadar tempat. Ia adalah luka dunia yang tidak pernah sembuh. Di dalamnya, waktu membeku dan bayangan berbicara. Dari kedalaman itu, lahirlah makhluk yang disebut Shikou (cahaya kematian). Mereka bukan roh, bukan iblis, tapi manifestasi dari emosi yang telah terpendam. Shiko tidak memakan tubuh, melainkan menghapus jiwa. Mereka tidak membunuh, tapi menghilangkan keberadaan. Mereka membisikan suara yang samar kepada makhluk.
"Wswswsw"
Ketika Tenshin mulai merayap ke dunia manusia, langit berubah warna dan bumi kehilangan nadinya. Para Rengai tidak turun tangan. Mereka telah melupakan luka yang mereka ciptakan. Maka munculah manusia-manusia yang terpilih, mereka yang pernah disentuh oleh jurang, tapi tidak tenggelam. Mereka disebut Shin’en no Senshi, prajurit daratan yang menyerang.
Para prajurit ini bukan pahlawan. Mereka adalah korban yang memilih untuk melawan. Setiap dari mereka membawa luka yang tidak bisa disembuhkan, dan kekuatan yang tidak bisa dijelaskan. Mereka dilatih di Kuil Shakyo, tempat di mana cahaya dan kegelapan berdamai. Di sana, mereka belajar mengendalikan kekuatan Tenshin tanpa menjadi bagian darinya.
Namun tidak semua yang disentuh oleh jurang memilih jalan yang sama. Beberapa jatuh terlalu dalam, dan menjadi pelayan Shikou. Mereka adalah pengkhianat, manusia yang percaya bahwa dunia harus kembali ke asalnya yaitu ke dalam Tenshin. Mereka; Sagiru, Sagara, Parika, dan Ayara menjadi legenda kelam yang ditakuti karena kemahirannya dalam menggunakan Teknik Tenshinnya.
Kisah ini bukan tentang kemenangan. Ini adalah kisah tentang pilihan. Tentang mereka yang berdiri di tepi Tenshin, dan memutuskan apakah akan tenggelam ke dalamnya atau bertarung. Dan di tengah semua itu, seorang pemuda bernama Narita akan menemukan bahwa darahnya menyimpan sesuatu yang lebih tua dari dunia itu sendiri.
Sebelum cerita dimulai, sebelum pedang diangkat dan jurang terbuka, dunia telah memilih siapa yang akan menjadi penonton, dan siapa yang akan menjadi api. Dan Tenshin… masih menunggu.