Menceritakan si Tirto Berdinas ke Babaranjang Bersama Sahabatnya, Tomang.
Berawal mula di Dipo Tanjung Karang/ di Sumatera yang di mana di situlah rumah si Tirto beserta keluarganya. Nama ayahnya adalah Pak Kumpul dan ibunya bernama Bu Eni. Ia memiliki dua adik laki-laki bernama Ampo (Amir Sutopo) dan Wasong (Wajan Gosong).
Tirto sendiri berumur 18 tahun dan yakin bahwa dia sudah bisa untuk bekerja/ dinas agar bisa menggantikan pekerjaan ayahnya yaitu membawa si Babaranjang. Tirto sendiri sudah mampu membawa gerbong Babaranjang yang punya sekitar 40 gerbong atau sekitar 106 ton dengan menariknya.
***
Cerita dimulai di pagi yang indah. Ada si Tirto sedang mempersiapkan dirinya untuk dinas KA Babaranjang di Medan. Sebelum ia pergi ia tidak lupa untuk berpamitan dulu kepada keluarga yang ia cintai.
Tirto: "Pak, Bu, aku berangkat dinas Babaranjang dulu, ya."
Bu Eni: "Iya, le. Hati-hati ning dalan, ya."
Tirto: "Nggih, Bu."
Pak Kumpul: "Le, kowe wis ngecek perlengkapanmu?"
Tirto: "Wis, Pak. Komplit kok."
Pak Kumpul: "Oh, ya wis. Hati-hati, ya."
Adik-adik kumpul tidak lupa mendoakan dan berpesan kepada Tirto untuk hati-hato di jalan.
Tirto: "Nggih, Dik, Pak, Bu. Ya wis berangkat dulu ya. Assalamualaikum."
Semua: "Waalaikumsalam."
Tepat pagi hari itu, Tirto langsung berangkat menuju Padang untuk dinas rangkaian Babaranjang.
*** beberapa lama kemudian ***
Saat jam tepat pukul 9, akhirnya dia telah tiba di Padang setelah melewati perjalanan yang panjang sekali. Setibanya dia di Stasiun Padang terlihat sudah ada temannya yang bernama Tomang.
Tomang adalah sahabat lamanya si Tirto. Mereka sudah bersahabat sejak 5 tahun yang lalu, lalu Tirto berpindah jalur untuk menghubungkan jalur menjadi double traksi agar kereta menjadi lebih kuat. Setelah ia menunggu 12 menit, sinyal di jalur si Tirto dan Tomang itu bernyala hijau dan mereka pun berangkat dari Stasiun Padang dan berakhir di Stasiun Medan. Tirto sangat senang sekali menikmati perjalanan yang ia lewati bersama sahabatnya.
Bersambung.
Tunggu update by Nehan . . .
Sebuah cerita fantasi karya Naura Hanifah.