Apam Barabai

Wadai napa garang?

Apam Barabai

Sebelum membahas sejarah Apam Barabai alangkah baiknya kita mengenal hal tersebut terlebih dahulu. Jadi, Apam Barabai adalah salah satu makanan tradisional khas Kota Barabai yang berada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) di Kalimantan Selatan. Makanan ini adalah kue yang memiliki bentuk pipih agak tipis, memiliki rasa yang manis, dan pada umumnya berwarna kuning keemasan dan tidak berbentuk bundar sempurna.

Kue Apam ini tidak mampu bertahan lama karena tergolong ke dalam jenis kue basah, tidak mengandung pengawet, dan bahan-bahannya masih tradisional. Oleh karena itu, kue Apam ini tetap memiliki cita rasa yang otentik dikarenakan proses pembuatan dan bahan baku dari kue ini masih tradisional.

Kue ini dibungkus menggunakan daun pisang dan umumnya dijual di pinggir jalan dengan harga 10.000 Rupiah per bungkus, dan biasanya berisi 10 potong untuk rasa yang original dan 15.000 Rupiah untuk yang memiliki rasa atau yang berwarna. Dan biasanya dijual oleh acil-acil (bahasa banjarnya mbak-mbak atau bisa disebut kakak-kakak).

Sejarah Kue Apam

Kue Apam atau Apem merupakan jenis kue yang berasal dari India. Konon, kue ini dibawa oleh Ki Ageng Gribig yang merupakan keturunan dari Prabu Brawijaya sekembalinya dari perjalanan ke tanah suci Mekah. Namun, karena terlalu sedikit, maka kue ini dibuat ulang oleh istrinya, kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar. Masyarakat pun berbondong-bondong dan berebutan untuk mendapatkan kue tersebut, kemudian Ki Ageng Gribig mengucapkan sebuah kata dengan lantang “ يَاقَوِّيُ ” yang berarti “Tuhan berilah kekuatan”.

Tidak lama kemudian, kue ini dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Kue Apem, yang berasal dari bahasa arab ” عَفَا ” yang memiliki arti maaf atau ampunan. Menurut Ki Ageng Gribig ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar selalu mengingat dan memohon ampunan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.