Cerbung (Cerita Bersambung)
Jepang, bertepatan dengan musim semi.
Sudah sekitar satu bulan Ida menjalani kehidupannya di Jepang. Kini Ida sudah sangat lancar berbahasa Jepang. Selama satu bulan penuh Ida habiskan untuk mempelajari dan menguasai bahasa Jepang, sampai-sampai orang Jepang asli pun mengira bahwa Ida adalah orang asli Jepang.
“Ida!” panggil Nana dari ruang kelas.
“Ya Nana, ada apa?” Jawab Ida dari luar kelas.
“Ini tugasmu tertinggal.”
“Oh ya, terima kasih Nana.”
“Iya, ya sudah, ayo kita pulang, sudah hampir malam.”
“Baiklah.”
Mereka berdua berjalan melewati koridor kampus, kemudian turun melewati tangga dan menuju jalan.
“Dingin sekali hari ini.” Kata Ida sambil memulai pembicaraan.
“Iya memang, musim semi kali ini terasa dingin.” Jawab Nana sambil memandang jalanan yang penuh dengan orang.
Kemudian mereka berjalan tanpa obrolan, sampai pada akhirnya mereka tiba di apartemen tempat mereka tinggal bersama.
**
Joanna, atau biasa dipanggil Nana adalah orang Amerika. Sejak SMA, Nana sudah tinggal di Jepang bersama neneknya. Semenjak kuliah dia memutuskan untuk mencari tempat tinggal sendiri karena dia tidak ingin merepotkan neneknya. Ketika Nana sudah diterima di Universitas yang ditujunya, Nana langsung bergegas mencari tempat tinggal yang sekiranya dekat dengan kampusnya. Setelah beberapa hari mencari, akhirnya Nana menemukan Apartemen di dekat kampusnya yang sekarang menjadi tempat tinggal bersama teman-temannya termasuk Ida.
**
“Kami pulang…” Ucap Nana dan Ida yang baru tiba di Apartemen.
“Kalian pulang sore sekali.” Sahut Fuji dari dapur.
Mizufuji Hakiyama, adalah cewek Jepang asli. Fuji, Nana, dan Ida saling bertemu ketika hari pertama kuliah dimulai yaitu pada hari orientasi mahasiswa. Mereka berkenalan dan saling berbagi cerita, sehingga dalam waktu yang singkat, mereka bertiga sudah menjadi teman yang baik.
Di sela-sela obrolan mereka bertiga pada hari pertama kuliah, Nana menanyakan kepada Ida dan Fuji di mana mereka tinggal, Fuji menjawab bahwa dia masih tinggal bersama orang tuanya dan Ida menjawab bahwa dia masih tinggal di asrama tempat dia belajar bahasa Jepang.
Mendengar hal itu, Nana langsung mengajak Fuji dan Ida untuk tinggal bersama di apartemen tempat tinggal Nana. Berhubungan Ida masih tinggal di Asrama dan belum menemukan tempat tinggal, Ida langsung menyetujuinya. Fuji pun menjawab dengan jawaban yang sama.
***
“Kalian pulang sore sekali.” Sahut Fuji dari dapur.
“Ya, tadi ada tugas banyak sekali sehingga kami lupa bahwa waktu sudah sore dan sekarang kami sangat lapar karena tadi siang tidak sempat untuk makan.” Jawab Ida sambil meletakkan barang-barangnya.
Tanpa menjawab apa yang ditanyakan Fuji, Nana langsung bergegas menuju kamar mandi setelah meletakkan barang-barangnya. “Sepertinya mandi akan membuatku lebih baik sebelum makan malam.” Ucap Nana sebelum beranjak ke kamar mandi. “Ya sudah, pergilah, mandi akan membuatmu terlihat segar setelah seharian menghadapi tugas.” Ledek Ida yang ada di sebelah Nana.
Nana langsung bergegas menuju kamar mandi untuk mandi terlebih dahulu sebelum makan malam, Ida berjalan menuju dapur lalu duduk di kursi ruang makan.
“Bagaimana kuliah kalian? Sudah hampir satu bulan kalian tinggal di sini, sangat tidak terasa.” tanya Fuji sambil menyiapkan makan malam.
“Baik-baik saja.” Jawab Ida. “Bagaimana denganmu Fuji?” Ida berbalik tanya. “Sangat baik. Oh ya, akhir semester ini fakultasku akan mengadakan lomba-lomba dan aku akan mengikuti salah satu lomba tersebut.” Jawab Fuji. “Kalau boleh tahu, lomba apa yang akan kamu ikuti? Tanya Ida. “Tidak perlu tahu, besok juga kau akan tahu.” Jawab Fuji datar.
***
Nana keluar kamar mandi dengan perasaan senang. Segar sekali badan Nana. Dia pergi ke kamar untuk menaruh handuk lalu pergi menghampiri Ida dan Fuji di dapur.
“Hai semua, apa yang sedang kalian bicarakan? Sapa Nana dengan perasaan gembira.
“Bukan apa-apa, hanya tentang lomba.” Jawab Ida ambil mengunyah makanannya.
“Lomba? Nana bertanya kebingungan.
“Iya, fakultas Fuji akan mengadakan lomba, jadi Fuji akan mengikutinya.”
“OOH..”
Percakapan mereka terhenti, mereka menikmati makan malamnya. Fuji? Hanya terdiam. sejak Nana menghampiri, yang ada di pikiran Fuji hanyalah lomba pada akhir semester di fakultasnya. Apa yang dipikirkan Fuji? Entahlah, nanti kalian juga tahu.
Penasaran dengan lanjutan kisahnya???
Tunggu ya! :)