Dahulu kala, keris dijadikan senjata ketika tanah jawa masih menjadi beberapa kerajaan, dari beberapa referensi keris yang bertuah menjadi senjata yang mematikan bagi musuhnya. Bentuk dari senjata keris cukup unik, sebab dengan bilah yang diukir seperti gelombang menjadi keunikan dari senjata tersebut. Bahkan dalam bilahnya memiliki ukir yang memiliki makna tersendiri.
Namun dengan perkembangan jaman yang terjadi, keris bukan lagi menjadi sebuah senjata namun melainkan sebagai warisan budaya yang harus kita pelihara. Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat juga turut andil dalam menjaga warisan budaya jawa ini, dan diikuti dengan Karaton Solo, serta beberapa karaton yang berada dalam tanah jawa semisal Cirebon yang masih melakukan panjang jimat.
Keris juga memiliki beberapa fungsi yang masih bertahan di jaman ini, salah satunya adalah sebagai pusaka yang seperti dilakukan oleh Karaton Ngayogyakarta, Karaton Solo, dan Cirebon yang biasanya dimandikan dalam acara tertentu.
Selain menjadi pusaka, keris juga menjadi budaya sekaligus penghias pakaian, biasanya ditemukan dalam momen pernikahan, di mana bapak calon pengantin dan pengantin laki-laki menggunakan yang di selipkan di belakang punggung mereka.
Kita sebagai generasi penerus, seharusnya menjaga budaya dan memahami budaya lokal yang di sekitar kita. Seperti peribahasa, “Di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”. Yuk!, kita lestarikan budaya di sekitar kita!