Perjalanan Timtim, sang negara di selatan Indonesia...
Timor Timur..
Di masa modern saat ini, tentu kita semua pernah mendengar kata-kata “Timor Timur”, atau paling tidak “Timor Leste”, sebuah negara yang baru saja diakui sebagai anggota ASEAN. Namun, berapa banyak yang tahu tentang sejarahnya? Atau seberapa banyak orang yang tahu bahwa Timor Leste pernah menjadi bagian dari negara Indonesia? Mungkin ada yang tahu, mungkin pula ada yang tak tahu, dan mungkin bisa saja hanya orang-orang yang hidup di era lampau saja yang mengetahui semua kejadian masa lalu tersebut.
Pada awalnya, Timor Timur merupakan sebuah negara dengan bentuk pulau kecil yang menjadi wilayah kekuasaan Portugis pada abad ke-16 sampai abad ke-20. Kekuatan bangsa Portugis yang mendominasi pada era itu mampu membuat mereka menduduki Timor Timur selama lebih dari empat abad lamanya. Selama itu pula, rakyat Timor timur selalu berada dibawah aturan dan tekanan dari pemerintah Portugal kala itu.
Pada tahun 1859, Portugal dan Belanda menyepakati Perjanjian Lisboa terkait penentuan perbatasan wilayah saat itu. Bertahun-tahun setelahnya, kedua negara tersebut sepakat untuk membagi wilayah kekuasaan mereka, dan Portugal kembali mendapatkan kawasan Timor Timur sebagai “rumah kedua”-nya lagi. Setelah beratus tahun mengadakan perlawanan yang tentunya dilakukan dengan cara primitif, Timor Timur akhirnya menunjukkan semangat dan keseriusan mereka untuk dapat meraih kemerdekaan pada masa pertengahan Perang Dunia II.
Saat itu, Jepang menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara, dan dalam waktu dekat Portugal akhirnya disingkirkan dalam hal penguasaan wilayah. Namun, pendudukan Jepang disana tidak berjalan lama, setelah Indonesia merdeka pada 1945 dan Jepang mengalami kekalahan, Portugal kembali mengambil alih pendudukan kawasan Timor Timur tersebut.
Singkat cerita, Portugal harus melepaskan wilayah-wilayah kekuasaannya termasuk Timor Timur pada 1974 karena terjadinya Revolusi Bunga. Setahun kemudian tepatnya pada 1975, Indonesia memutuskan untuk secara resmi “mengakuisisi” wilayah Timor Timur menjadi bagiannya.
Pada 1991, terjadi sebuah tragedi kemanusiaan yang menimpa rakyat Timor Timur kala itu. Dan lebih diperparah lagi, kerusuhan yang terjadi saat itu disebabkan oleh angkatan bersenjata negara kita, ABRI. Banyak yang berasumsi bahwa inilah yang nantinya akan mendorong rakyat Timor Timur untuk melakukan aksi separatisme atau menuntut untuk melepaskan diri dari Indonesia.
Dan benar saja, hingga menjelang turunnya rezim Orde Baru, rakyat Timor Timur terus menyuarakan tuntutan untuk berpisah dari NKRI. Puncaknya terjadi saat era Presiden BJ Habibie, saat itu ribuan masyarakat turun ke jalan untuk terus mendemonstrasi pemerintahan Indonesia yang sedang tidak stabil kala itu.
Tidak mau ambil pusing, Presiden Habibie memutuskan untuk melaksanakan referendum pada 30 Agustus 1999. Dan hasilnya, 78% lebih masyarakat memilih untuk melepaskan Timor Timur dari Indonesia. Tak lama setelah hasil diumumkan, wilayah Timor Timur diserahkan oleh pemerintah Indonesia kepada UNTAET (badan bentukan PBB) untuk sementera. Hingga akhirnya secara resmi Timor Timur merdeka pada tanggal 20 Mei 2002.
Apabila diteliti lebih lanjut, memang banyak yang mendukung Timor Timur untuk melepaskan diri, tetapi tidak sedikit pula yang menentang kebijakan pemerintah Indonesia saat itu yang terkesan menganggap Timor Timur sebagai “kerikil dalam sepatu”. Bahkan imbas terbesarnya yakni dilengserkannya Presiden Habibie dari jabatannya dua bulan setelah hasil referendum tersebut.
Namun mau bagaimanapun juga, semua itu adalah sejarah, dan kita sebagai generasi muda minimal harus tahu dan memahami perjalanan panjang bangsa ini pasca kemerdekaan, dan tentu kita juga harus menghormati tokoh-tokoh pahlawan bangsa yang terdapat di dalamnya.
JAS MERAH - Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah!