๐ต๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐
2024-11-21 02:08:05 - โฎห.โ๐๐ผ๐ช๐ช๐ชโห๊ฉ๏ฝก
Pagi hari yang cerah, seperti biasa aku bangun lalu pergi mandi dan bersiap untuk membuat roti. Seorang gadis berparas cantik dengan rambut digerai itu adalah Ashley. Pagi itu pukul 05.15, seperti biasa aku membuat adonan roti untuk dijual saat siang hari nanti. Saat aku sedang membuat adonan, tanpa kusadari ada yang menepuk pundakku, lalu berkata, โPagi kak!โ Ia adalah laki-laki tinggi yang saat ini sedang duduk di bangku kelas 1 SMA, namanya Aaron. Dengan wajah segar aku menjawab, โPagi, mandilah dan segera sarapan.โ Aaron dengan wajah yang khas bangun tidur pun hanya mengangguk. Jam berlalu sangat cepat hingga tiba pukul 06.30. Aku segera bersiap untuk mengantar Aaron ke sekolah. Sudah kutunggu waktu lama Aaron belum muncul juga, lalu aku memanggilnya, โAaron cepatlah!โ Ia sambil tergesa-gesa menuju ke arahku.
Setibanya di sekolah, ia pamit dan tak lupa meminta uang saku kepadaku. Setelah itu aku lanjut jalan untuk pergi ke kios tempat biasa aku berjualan. Hari sudah sangat terik, jualanku hanya laku 5 biji. Aku memutuskan untuk menjemput Aaron terlebih dahulu. Setelah aku menjemputnya, kubawa kembali ia ke kios dan lanjut berjualan. Di tengah teriknya matahari aku melihat seorang ibu tua yang terlihat sangat lelah berjalan di tengah teriknya matahari, berjalan ke arah kiosku dan berkata, โTolong aku, tolong bayiku ....โ sambil merintih. Aku menghampirinya untuk melihatnya, saat kusentuh, bayi itu sangat panas seperti api. Tanpa berpikir cepat aku langsung mengajak ibu tua tadi untuk ke klinik terdekat. Setelah sampai di klinik ternyata bayi itu demam tinggi dan jika terlambat sedikit saja, bayi itu bisa saja kehilangan nyawanya di umur yang sangat muda. Ibu tua tadi tak ada hentinya untuk mengucapkan โTerima kasih, terima kasih, terima kasih ....โ Selesai di klinik aku pamit untuk kembali ke kios dan lanjut berjualan.
Saat aku kembali ke kios, aku melihat Aaron berdiri di depan pintu kios dan menatapku seperti hendak menerkamku. Aku berkata, โMengapa kau menatapku begitu?โ heranku.
Ia diam sejenak, lalu berkata dengan nada tinggi, โApa yang telah kau lakukan dengan uang tabungan kita? Itu untuk membayar sekolahku!โ marahnya.
Aku mencoba menasihatinya dengan berkata, โBukankah kita seharusnya memang menolong ibu tadi? Bersabarlah ini adalah ujian kita dari Tuhan,โ kataku.
Ia marah dan bergegas pulang ke rumah, meninggalkanku yang masih berdiri di depan kios. Tidak terasa hari sudah Senja, aku bergegas menutup kiosku dan kembali pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku merasa rumah sangat sepi. Aku mencari keberadaan Aaron tetapi tidak menemukannya. Ternyata ia sedang tidur di kamarnya, aku merasa tenang ia tidak bermain keluar saat menjelang malam. Aku pun bersiap untuk tidur karena hari ini sangat melelahkan.
Paginya aku bangun sedikit siang karena hari ini adalah hari Sabtu, jadi aku libur berjualan. Aku mencari Aaron di kamarnya tetapi tidak ada, aku heran dia pergi ke mana. Setelah kupikir mungkin dia bermain dengan temannya, jadi aku akan memasak sarapan untuknya agar ia bisa makan setelah sampai rumah.
Sudah pukul 09.00 tetapi Aaron tak kunjung kembali. Aku memutuskan untuk mencarinya sembari aku membeli bahan untuk berjualan di hari senin. Aku sudah mencarinya ke mana-mana tetapi tidak menemukannya. Akhirnya, setelah aku belanja bahan-bahan, aku kembali pulang.
Sesampainya di rumah aku memutuskan untuk mandi dahulu karena hari sudah sore. Setelah mandi aku membereskan rumah sembari menunggu Aaron pulang. Sampai larut malam aku menunggunya tetapi ia tak kunjung pulang juga, aku heran, โApa yang dilakukannya?โ gumamku.
Keesokan harinya aku bangun ternyata sudah pagi, aku tak sadar semalam ketiduran. Aku bergegas ke kamar Aaron, ternyata ia sedang tidur. Aku berinisiatif untuk membuatkannya sarapan. Saat sedang membuat sarapan, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Aku bergegas membuka pintu, alangkah kagetnya saat aku melihat siapa yang ada di balik pintu, itu adalah ibu tua yang kutolong bayinya kemarin. Tetapi auranya terlihat berbeda dari yang kemarin, jika kemarin seperti sangat mudah untuk didekati, tetapi sekarang seperti sangat jauh hanya untuk diajak bicara. Aku menyapanya ramah di depan pintu dengan tersenyum dan kupersilahkan masuk ke rumahku yang amat sederhana.
Tanpa berbasa basi ibu tua itu berkata, โTerima kasih sudah menolong bayiku kemarin, ini ada sedikit sembako dan uang,โ sambil menyodorkan kepadaku.
Aku terkejut dengan kata โsedikitโ yang sebenarnya sangat banyak. Aku berterima kasih sekali dengan ibu tua itu. Tak sia-sia aku menolongnya kemarin. Setelah mengobrol sebentar ibu itu pamit kepadaku. Aku berpikir bahwa ibu tua itu sangat misterius, bagaimana bisa yang kemarin terlihat seperti kurang mampu, tapi sekarang terlihat sangat mampu, โSemoga ini perantara dari Tuhan Yang ESA,โ gumamku.
ย Aku langsung menuju ke kamar Aaron untuk membangunkannya dan bercerita apa yang sudah terjadi saat ia tertidur. Aaron pun sama terkejutnya denganku. Dari sinilah aku menasihati Aaron untuk selalu berbuat baik dalam hal apapun, keadaan apapun, dan kepada siapapun. Aaron pun mengambil pelajaran dari kejadian ini dan kita pun saling memaafkan.
Pesan moral:
โKebaikan yang kita lakukan kepada orang lain, meskipun tampak kecil, dapat membawa dampak besar dan tak terduga dalam hidup kita.โ