"Air Mata yang Mengikat Batu"
Gyomei himejima
2025-10-14 13:20:22 - han maru gf
Assalamualaikum wr wb, teman-temanku semua (kalau dianggap hehe). Siapa yang di sini sering down atau kecewa karena sesuatu tidak sesuai dengan ekspektasi teman-teman atau sering mendapatkan penolakan dari orang sekitar…, Yaa Piyol (author) juga sering ngerasain itu sih pasti ngga enak dan ngga nyaman banget kan? Nah, di sini Piyol bakal ajak teman-teman.
Buat mempelajari tokoh dari anime yang baru aja, Piyol tonton season per season-nya dan langsung terpikat dan terharu melihat ketulusan hati dan ketabahan yang di alami tokoh ini *//cry// read*
Ada kisah dari salah satu karakter anime loh.., ada yang tau ngga dia siapa? Hmm, gatau ya? Nih, Piyol kasih spill sedikit visual dari karakter ini yaa! Dia ini tuna netra sejak lahir karena penyakit misterius dan dia seorang pilar loh.., sudah pada kebayang kan yaa siapa dia? Atau ada yang masih belum tahu? Oke deh Piyol spill yaa. Dia adalah salah satu tokoh dari anime “Kimetsu No Yaiba” atau biasanya disebut Demon Slayer yaitu Gyomei Himejima,
Gyomei ini lahir dalam keadaan buta karena penyakit misterius yang merenggut penglihatannya.
Ibu Gyomei meninggal saat melahirkannya, sedangkan ayahnya tewas karena wabah yang sedang terjadi di Klan Himejima. Meski begitu, Gyomei tumbuh menjadi pria berbadan besar dan kuat loh, setinggi dua meter dengan otot yang menjulang bagai gunung batu. Namun, di balik visualnya yang begitu di dalam hatinya tersimpan sifat lembut bagai daun maple di musim gugur loh *lucunya suami author xixi//read//*. Pada saat remaja, Gyomei tepatnya pada usia 18 tahun ini lebih memilih untuk mengadopsi 9 anak yatim piatu, anak-anak miskin yang tidak punya siapa-siapa di sebuah kuil kecil yang sudah reyot dan kumuh.
Dengan tangannya yang kasar itu Gyomei merawat mereka semua dengan hal-hal sederhana namun sangat berarti yaitu memasakkan sup sederhana dari akar-akaran gunung, bercerita tentang dewa-dewa yang melindungi yang lemah, dan selalu menjaga mereka sepenuh hati penuh cinta dan perhatian walaupun ia buta, tak lupa juga Gyomei selalu mengajari anak-anak agar selalu menjaga satu sama lain dan selalu saling menjaga. Tidak hanya itu di usia Gyomei ke-18 tahun sangat bekerja keras agar bisa menghidupi ke sembilan anak-anak tersebut yang membuatnya terlihat sangat kurus dan ramping karna kekurangan gizi akibat rela menahan lapar dan tidak makan demi anak-anak yatim yang ia asuh di kuil itu. *terharu banget ihh sama perjuangannya…//read//*
Lalu, sebuah kejadian mengenaskan pun terjadi, pada suatu malam Kaigaku, salah satu anak asuhan Gyomei sekaligus yang pada akhirnya menjadi iblis karena tidak terima menjadi yang tidak menaati peraturan untuk kembali sebelum gelap, dia bertemu dengan seekor iblis dan malah pergi ke kuil untuk mematikan dupa-dupa wisteria hanya karena lebih takut nyawanya tak tertolong. Alhasil iblis itu bisa masuk dan mengamuk tak terkendali. Anak-anak yang menyadari kejadian itu terbangun dan berteriak hingga membangunkan Gyomei. Ia menyuruh anak-anak itu untuk berdiri di belakangnya, tetapi mereka malah berlari karena ragu dengan keadaan Gyomei yang buta. Hanya ada satu anak yang menurut, ia adalah Sayo. Dia diam di belakang Gyomei sambil menangis ketakutan, hal itu yang membuat Gyomei berusaha sangat keras untuk melindungi Sayo hingga tidak dahinya terluka.
Pagi hari setelah serangan itu, sebagian besar anak-anak yatim tidak bisa diselamatkan. Bukannya mendapatkan dukungan atau pemahaman, karena saat pagi jasad iblis itu sudah berubah menjadi abu dan Gyomei malah dituduh sebagai pelaku tanpa penyelidikan yang adil karena Sayo yang masih berusia 4 tahun kesulitan berbicara setelah kejadian tragis itu. Ia mengatakan bahwa “orang itu monster” yang merujuk pada iblis tapi orang-orang malah mengira bahwa yang dimaksud adalah Gyomei dan membuatnya masuk ke penjara. Sejak kejadian itu hubungan Gyomei dan anak-anak yang selamat yaitu Sayo dan Kaigaku menjadi buruk dan membuat Gyomei kehilangan kepercayaan terhadap manusia.
Akhirnya Gyomei dibebaskan oleh Kagaya Ubuyashiki, pemimpin korps pemburu iblis karena melihat jika Gyomei tidak salah melalui institusinya yang sangat kuat. Setelah Gyomei bebas pun, ia masih dibayang-bayangi perasaan bersalah atas kematian anak-anak asuhan Gyomei, dan tidak pernah benar-benar pulih dari rasa bersalah itu. Gyomei selalu menyalahkan dirinya karena tidak mampu menyelamatkan anak-anak yang ia cintai seperti keluarganya sendiri.
Kemudian Kagaya merekrut Gyomei untuk menjadi pembasmi iblis karena merasakan kekuatan yang besar pada diri Gyomei meskipun dia buta. Setelah bergabung dengan korps, Gyomei memperkuat indra-indra lainnya seperti pendengaran dan bisa mendengar detak jantung musuh dari jarak ratusan meter dan hanya dengan waktu singkat tepatnya dua bulan menjadi pembasmi iblis, Gyomei diangkat menjadi salah satu dari sembilan pilar yaitu pilar batu menangis bahkan kekuatan dan kemampuannya dianggap luar biasa oleh Tengen Uzui (seorang hashira suara).
Jadi motivasi yang kita dapat adalah kita tetap harus bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Allah dan memanfaatkan apa yang kita bisa semaksimal mungkin dan kita tetap harus tabah dengan apa yang terjadi pada kita karna pasti Allah sudah mengaturnya agar kita bisa lebih kuat dalam menjalani masalah dalam kehidupan di dunia yang fana ini. Karena kalau teman-teman membaca kisah dari Gyomei, ia sangat tabah dalam menghadapi masalah dengan terus berdoa, tabah dan ikhlas. Ketulusan hati juga perlu kita pelajari dan amalkan seperti Gyomei yang difitnah oleh warga tetapi ia tidak menyalahkan Sayo melainkan menyalahkan dirinya sendiri.