Isu sosial yang terkait dengan pelanggaran nilai-nilai Pancasila pada sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, toleransi beragama yang menurun, dan intoleransi. Isu ini bisa dianggap sebagai masalah seperti melanggar nilai-nilai Pancasila dikarenakan banyaknya orang-orang yang mengesampingkan toleransi, dan kurangnya penanaman nilai-nilai Pancasila dan toleransi dalam masyarakat melalui pendidikan, keluarga, dan lingkungan. Setelah itu, ada beberapa faktor juga yang dianggap sebagai masalah karena adanya alasan sebagai berikut.
Radikalisasi agama dan intoleransi sangat merugikan kehidupan bermasyarakat. Pertama, hal ini mengancam kerukunan sosial dengan menimbulkan ketegangan antarumat beragama yang merusak harmoni dalam masyarakat yang beragam. Selain itu, radikalisasi sering berujung pada kekerasan seperti terorisme, yang tidak hanya menimbulkan korban jiwa tetapi juga mengganggu stabilitas sosial dan ekonomi. Intoleransi juga menyebabkan diskriminasi terhadap kelompok minoritas, yang memarginalkan mereka dan melanggar hak asasi manusia, memperburuk kondisi sosial.
Kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila, terutama sila pertama, memperparah masalah ini dengan menimbulkan penyimpangan dan kesalahpahaman dalam beragama. Jika tidak ditangani dengan baik, radikalisasi, dan intoleransi dapat mengganggu stabilitas politik dan sosial negara. Konflik yang berkepanjangan juga menghambat pembangunan dan kemajuan ekonomi karena menghalangi kerja sama yang diperlukan. Dengan demikian, radikalisasi agama dan intoleransi merupakan ancaman serius bagi kerukunan, keadilan, stabilitas, dan kemajuan bangsa.
Dapat disimpulkan bahwa radikalisasi agama dan intoleransi sangat merugikan masyarakat karena mengancam kerukunan, memicu kekerasan, dan menimbulkan diskriminasi. Kurangnya pemahaman nilai Pancasila memperparah masalah ini, sehingga mengganggu stabilitas negara dan menghambat pembangunan. Oleh karena itu, penanganan radikalisasi dan intoleransi harus menjadi prioritas untuk menjaga persatuan dan kemajuan bangsa.