Nagita Puspa 8 months ago
nagita-puspa #bahasa

Asingnya Umbi Talas

Pengenalan

Nusantara memberikan keragaman tanaman, salah satunya pada jenis umbi-umbian. Tanaman penyimpan karbohidrat tinggi ini memiliki cara hidup yang unik yakni tumbuh dalam tanah. Pertumbuhannya tidak membutuhkan perawatan khusus serta terkenal sebagai salah satu menu diet. Namun, dalam kehidupan masyarakat umbi-umbian tergolong sumber karbohidrat yang diremehkan. Sampai kini, masyarakat masih bergantung pada bahan pokok beras, sehingga membuat para peneliti berusaha mencari bahan pangan lain untuk diversifikasi pangan. Melalui sebuah penelitian terhadap beberapa tepung, salah satunya tepung umbi talas, membuktikan bahwa umbi-umbian layak menjadi sumber pengembangan tersebut. Berikut hasil penelitian kandungan gizi dalam umbi talas di antaranya ada pati (18.02%), gula (1.42%), mineral berupa kalsium sebesar (0.028%, dan fosfor (0.061%).

Argumen

Umbi-umbian telah dijadikan sebagai sumber makanan pokok oleh penduduk lokal semenjak beras belum diperkenalkan secara luas. Ini artinya, tanpa beras masyarakat tetap dapat bertahan hidup dengan pengganti sumber karbohidrat beras yaitu umbi-umbian, di mana nama umbi talas termasuk dalam suku pangan tersebut. Umbi talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) merupakan salah satu umbi-umbian yang banyak ditanam di Indonesia, tumbuh di alam asli daerah tropis yang bersifat perennial herbaceous, yaitu tanaman yang dapat tumbuh bertahun tahun dan banyak mengandung air. Habitat tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah tropis antara India dan Indonesia. Walaupun di negeri sendiri talas cukup diremehkan, namun bagi masyarakat Pasifik, seperti New Zealand dan Australia, talas dijadikan bahan makanan pokok. Hal ini memungkinkan talas lokal dapat diekspor ke beberapa negara yang memiliki penduduk pengonsumsi umbi talas. Selain membangun ketahanan pangan di negara sendiri, umbi talas dapat membantu ekonomi negara dengan mengekspor ke luar negeri.

Karena kandungan pati yang cukup tinggi, umbi talas menjadi harapan bagi konsumsi karbohidrat masyarakat Indonesia. Beberapa produk siap makan juga tercipta dari umbi talas. Salah satu penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, yaitu talas dimanfaatkan sebagai bahan dasar tepung yang memiliki karakteristik yang cukup bagus karena keunggulannya yang mudah dicerna. Di mana tepung tersebut digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan roti, kue, dan makanan pencuci mulut (Njintang, et al., 2008). Namun, penggunaan umbi-umbian seperti talas masih belum banyak diminati masyarakat. Hal ini sangat disayangkan jika pemanfaatannya tidak dimaksimalkan, mengingat produksi talas yang cukup melimpah. Inovasi dalam pemanfaatan umbi talas sudah begitu banyak, hanya saja minat masyarakat lokal pada umbi talas kurang seimbang dengan melimpahnya ketersediaan umbi talas.

Banyak petani umbi-umbian yang lebih memilih untuk menjual umbi talas ke luar negeri daripada di pasar lokal. Permasalahan ketahanan pangan Indonesia bukan terletak pada kurangnya diversitas bahan pangan lokal, sebab keadaan alam Indonesia menyediakan berbagai jenis tanaman. Terlihat pada permintaan masyarakat terhadap beras lebih tinggi daripada permintaan bahan pangan lokal. Hal ini menyebabkan ketahanan pangan yang diusahakan pemerintah masih memiliki akar masalah yang belum dapat dicabut. Walaupun rendahnya kemungkinan peralihan bahan makanan pokok, perkiraan ketahanan pangan melalui hasil lokal tetap memiliki harapan yang tinggi. Melalui pergantian generasi memungkinkan kesadaran betapa berharganya bahan pangan lokal diangkat dan terbuktikan. Ditambah modal dukungan data serta penelitian dari generasi sebelumnya yang mampu menguatkan rencana pembangunan ketahanan pangan melalui bahan pangan lokal.

Penutup

Lalu apakah umbi talas dapat memperkuat ketahanan pangan lokal? Kandungannya yang mampu menyaingi kandungan pada beras impor dibutuhkan untuk dikampanyekan kepada masyarakat. Pasokan bahan pangan lokal juga sudah mulai tinggi, dengan segala inovasi UMKM Indonesia. Melalui kemajuan peradaban zaman, bahan-bahan pangan lokal dapat memperkuat ketahanan pangan negara. Namun, jangan lupakan bahwa salah satu bahan pangan lokal seperti umbi talas masih membutuhkan waktu guna diperkenalkan secara luas kepada masyarakat. Sebagai generasi penerus yang memiliki tanggung jawab besar dapat ikut andil dalam mengusahakan ketahanan pangan Indonesia melalui bahan pangan lokal. Mengonsumsi hasil lokal membantu peningkatan moral dalam menjunjung SDA Indonesia.

16
160
Air dalam Kehidupan Makhluk Hidup

Air dalam Kehidupan Makhluk Hidup

1694832338.png
M. Robibbb
8 months ago
TEROR MALAM ITU

TEROR MALAM ITU

https://lh3.googleusercontent.com/a/AAcHTtdlHrC4Gt7ulAy_8ioR7i2_YfiW19Yxf_jy36ZwStiwtw=s96-c
Arjunas
3 months ago
Bahagia Itu Sederhana

Bahagia Itu Sederhana

https://lh3.googleusercontent.com/a/AGNmyxbI7dhMgZukXFeCcMSlsx8NvH0dBTFEnkHAFv0SUA=s96-c
corry aflah shinta
1 year ago
Apakah Mars Bisa Ditinggali?

Apakah Mars Bisa Ditinggali?

https://lh3.googleusercontent.com/a/AGNmyxaiiBgLESm-Wu6LQjlcqZrPUiXq5rRQxXXfhnuz=s96-c
Garit Ahsanut Taqwim
9 months ago
Hanjeli sebagai Alternatif Pangan dalam Negeri

Hanjeli sebagai Alternatif Pangan dalam Negeri

1714290832.png
Azhnrkhlf
8 months ago