Sebuah cerita fantasi karya Muhammad Wiryo Soeripto yang mengajarkan kepada kita untuk janganlah mengejek orang jika tidak mau diejek kembali.
Pada tahun 2017 Fatan masuk jenjang sekolah SD dia memiliki banyak sekali teman
Dan salah satunya adalah Sibli dan Arshaka mereka bermain dengan sangat seru.
Pada saat kelas 3 bahkan Sibli , Arshaka, dan Fatan menginap di rumah Fatan. Mereka bermain game bermain bola dan memakan jajan.
Sibli itu orangnya ramah dan tidak pemarah, suka berteman dengan siapa saja, dia bahkan memiliki telinga yang besar yang bisa membuatnya mendengar hal yang jauh.
Fatan itu orangnya baik dan pemaaf dia suka bermain game bersama teman-temanya. Fatan memiliki mata yang besar yang membuat dia bisa menggunakan matanya seperti microscope.
Arshaka itu orang suka bermain apapun dengan temannya namun dia tidak suka diejek. Arshaka memiliki pohon pisang yang tumbuh di tubuhnya karena dia pernah menelan tunas pohon pisang.
Pada saat kelas 5 ada anak pindahan bernama Budi. Dia selalu mengejek orang dengan ejekan apapun dengan kekuatannya.
Namun tidak hanya dia. Dia bersama teman-temanya selalu mengejek dan mengganggu hal yang dikerjakan orang bahkan saat Arshaka membawa pisang, dia selalu memanggil Arshaka dengan panggilan gedhang. Sibli pun mendengarnya, lalu Fatan dan Sibli tidak terima dengan perbuatannya. Lalu Fatan dan Sibli menyuruh dia untuk meminta maaf kepada Arshaka. Namun, dia tidak mau dan malah mengejek Sibli dan Fatan. Pada saat itu Fatan dan Sibli mengatakan, "Kalau kamu tidak mau meminta maaf, kamu akan terkena balasan." dan dia hanya menertawakan omongan Sibli dan Fatan.
Pada saat kelas 5 semester 1 telah selesai, dia terkena minus mata dan menggunakan kacamata lalu teman-temanya mengejek dia, "Hahaha si Mata Empat sudah datang."
Pada saat itu dia pun malu dan tidak punya teman. Setelah itu, dia meminta maaf kepada Arshaka.
Lalu, Arshaka pun memaafkannya. Setelah itu, teman-temannya yang dulu sering mengejek dia pun lama-kelamaan menjadi baik dan tidak mengejek orang lain lagi. Dia pun kembali berteman dengan teman-temanya yang dulu lagi. Dan semua kembali menjadi baik tanpa adanya pertempuaran.
Sebuah cerita fantasi karya Suheyakhansa Ipak Isnaini