Bagaimana Etika Saat Makan Bagi Orang yang Berpuasa Menurut Rasulullah?
Anjuran Rasulullah
2024-01-15 10:15:24 - corry aflah shinta
Puasa pada bulan Ramadhan sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang dijalankan selama 29-30 hari. Seperti yang sudah kalian tahu, puasa adalah menahan diri dari hawa nafsu yang dilakukan mulai dari terbit fajar kedua atau shadiq hingga waktu berbuka puasa yaitu terbenamnya matahari kembali.
Pada bulan Ramadhan, banyak sekali amalan yang dapat kita lakukan. Pada berbuka puasa salah satunya. Rasulullah mempunyai banyak sekali etika makan yang bisa kita lakukan saat berbuka puasa, apa sajakah itu?
Yang pertama, memulai berbuka puasa atau membatalkan puasa dengan 3 biji kurma dan bila tidak ada bisa diganti dengan makanan manis dan jika tidak ada maka pilihan terakhirnya ada dengan air putih. Kedua, dalam hadits riwayat Ahmad, beliau menganjurkan agar kita menjadikan sepertiga perut untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk nafas. Di negara kita, bukber atau buka bersama sudah seperti tradisi pada bulan Ramadhan, dalam hal tersebut Rasulullah mengingatkan agar kita tidak menghadiri undangan makan jika kita tidak diundang. Selanjutnya, saat makan kita dianjurkan untuk berkumpul, mengerumuni makanan, dan tidak berpencar, sebagaimana hadits riwayat Muslim dari sahabat Wahsyi ibn Harm.
Dan ketika kita memiliki makanan, sangat dianjurkan yang turut makan makanan kita adalah orang yang saleh, bertakwa, dan orang yang berpuasa.
Tidak makan sambil tiduran atau telentang, tidak pula makan di tempat yang tersedia makanan tidak halal.
Badan tidak bersandar saat makan. Hal ini dimakruhkan karena duduknya terlihat seperti orang yang sedang lahap dan nafsu makan. Agar bisa mengontrol daya tampung perut sendiri, menekuk kedua lutut dan menduduki bagian dalam telapak kaki, atau menegakkan betis dan paha kanan serta menduduki kaki yang kiri adalah posisi duduk yang dianjurkan pada saat makan.
Mencuci tangan dengan air kedua tangan sebelum dan setelah makan.
Meskipun tidak menyukainya. Jangan pernah mencela makanan.
Membaca basmalah sebelum makan. Jika terlupa, maka bacalah bismillâhi fî awwalihi wa âkhirihî.
Makan dan minum selalu dengan tangan kanan.
Agar cepat merasa kenyang, menghindari kesan rakus, serta lebih memberikan kenikmatan. Makanlah dengan tiga jari.
Tidak mengambil bagian pucuk atau bagian tengah makanan. Rasulullah saw dalam hadis Abu Dawud dan At-Tirmidzi, “Keberkahan itu turun di tengah makanan. Maka, makanlah di pinggir-pinggirnya, jangan di tengah-tengahnya.”
Tidak menyisakan makanan yang ada di piring, dan mengambil makanan yang terjatuh. Karena kita tidak tahu keberkahan itu berada pada makanan manakah. Seperti dalam hadits At-Tirmidzi.
Tidak bersendawa di saat makan dan tidak makan makanan yang panas, maka tunggulah sampai dingin.
Sebagaimana dalam hadits riwayat Ibnu Majah, “Jika salah seorang kalian minum, maka janganlah bernafas di dalam gelas. Namun, jauhkanlah gelas itu dari mulutnya.” Maka tidaklah mengambil dan mengeluarkan nafas dalam gelas minum.
Melumat sisa-sisa makanan yang masih menempel pada jari-jari. Seperti yang dilakukan Rasulullah saw sebagaimana riwayat Anas.
Lebihkanlah masakan untuk berbagi, sebagaimana sabdanya, “Jika kalian memasak dalam sebuah wajan, maka perbanyaklah airnya agar tetangga kalian dapat turut menikmatinya.”
Tidak diperbolehkan makan dan minum sambil berdiri kecuali dalam kondisi darurat.
Bersiwak atau menyikat gigi setelah makan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di dalam mulut.
Sebagai bentuk syukur kepada Allah, dan mengundang ampunan-Nya. Maka berdoalah setelah makan.
Kurang lebih itulah etika makan menurut Rasulullah.
Sumber:
- Damayantiy Putri, 2023. https://www.liputan6.com/islami/read/5249724/etika-makan-saat-berbuka-puasa-menurut-rasulullah-saw?page=2
- M. Wijaya Tatam, 2023. https://nu.or.id/tasawuf-akhlak/23-etika-cara-makan-rasulullah-teladan-bagi-orang-yang-berpuasa-H4c7f