Sejarah
“Bangkitnya Fasisme”
Setelah Perang Dunia I, banyak negara di Eropa yang menghadapi masalah besar. Pemerintah hanya memiliki sedikit uang karena sebagian besar dipakai untuk persenjataan perang. Banyak orang yang menganggur dan makanan yang ada tidak mencukupi untuk semua orang. Masyarakat mulai berpikir kalau masalah-masalah tersebut memerlukan solusi baru yang lebih drastis
Awal Gerakan Fasis
Situasi di Italia sangat buruk sehingga banyak orang yang berpaling ke Benito Mussolini, pemimpin Partai Fasis Nasional. Pada 1922, Mussolini menjadi perdana menteri Italia, lalu melarang semua partai politik yang lain dan sepenuhnya mengendalikan pemerintah. Cara berkuasa seperti ini disebut fasisme.
Kekalahan Jerman
Setelah Perang Dunia I, negara-negara pemenang perang memutuskan kalau Jerman harus membayar kerusakan akibat perang. Jerman dipaksa mengurangi pasukan angkatan darat dan lautnya, serta tidak diizinkan memiliki angkatan udara. Jerman juga dipaksa untuk menyerahkan wilayah-wilayahnya. Banyak orang Jerman yang marah dan merasa dipermalukan, serta menyalahkan pemerintah karena menyepakatinya
Depresi
Pada 1929, Jerman dihantam Depresi Besar. Jutaan penduduknya kehilangan pekerjaan, tetapi pemerintah tidak turun tangan sama sekali. Orang-orang menjadi frustasi, kemudian bergabung ke Partai Buruh Nasional-Sosialis (Partai Nazi), yang dipimpin oleh Adolf Hitler.
Harapan Baru
Hitler meyakinkan orang-orang bahwa masalah mereka disebabkan oleh orang asing. Ia percaya kalau Jerman lebih unggul dibandingkan ras lainnya, dan akan membuat mereka kuat kembali. Ia pun menjanjikan kepemimpinan yang kuat, lapangan pekerjaan untuk semua orang, dan kemiskinan akan berakhir.
Kekuasaan Penuh
Nazi menggelar apel besar di seluruh Jerman untuk membujuk orang-orang memilih Partai Nazi. Pada 1932, Nazi menjadi partai terbesar di Reichstag (parlemen Jerman), dan pada 1933 Hitler menjadi kanselir (kepala pemerintahan). Setelah itu, ia meyakinkan Reichstag untuk memberinya kendali penuh terhadap pemerintahan.
German Nazi
Saat Hitler berkuasa, ia pun melarang semua partai politik, kecuali Partai Nazi. Ia juga mengendalikan semua surat kabar dan radio, serta memaksa sekolah dan universitas mengajarkan gagasan-gagasan Nazi. Anak-anak harus bergabung dengan kelompok pemuda Nazi, dan siapa pun yang tidak sependapat dengan Nazi akan ditahan oleh Gestapo, polisi rahasia.