Di Balik Pegunungan yang Sunyi

cerita fantasi, dibaca yaa

2025-09-29 13:16:28 - Alex

Terbentanglah Lembah Tawa dan Tangis. Di sanalah setiap hari, emosi manusia mekar menjadi bunga-bunga ajaib. Bunga-bunga tawa mekar dengan kelopak yang berkilau ceria, sedangkan bunga-bunga tangis tumbuh dengan kelopak biru yang dihiasi tetesan embun sedih.

Penduduk lembah, yang dikenal sebagai ras tagis, hidup berdampingan dengan bunga-bunga ini. Tugas mereka adalah merawat setiap emosi agar tetap seimbang. Pemimpin mereka, seorang yang bijak bernama Vikir, telah mengelola keseimbangan ini selama berabad-abad. Namun, ancaman besar datang ketika Hutan Gelap di utara mulai memancarkan energi negatif yang perlahan-lahan merusak bunga-bunga tawa.

Bunga-bunga itu layu, dan tawa di lembah itu perlahan menghilang. Wajah-wajah yang dulu ceria kini dipenuhi dengan keheningan dan kesepian. Vikir tahu bahwa mereka harus bertindak. Dia memanggil Lawrence, seorang anak muda dari ras tagis yang memiliki hati paling sensitif di antara mereka. Lawrence dapat merasakan emosi orang lain dengan sangat kuat.

Vikir memberikan Lawrence sebuah tugas yang mustahil: pergi ke Hutan Gelap dan menemukan sumber kegelapan. Untuk itu, Lawrence harus membawa "Kristal Kesedihan" yang diyakini dapat menembus kegelapan yang lebat.

Lawrence memulai perjalanannya. Di sepanjang jalan, dia menghadapi berbagai rintangan. Dia bertemu dengan makhluk-makhluk yang dipenuhi amarah, tetapi alih-alih melawan, Lawrence mencoba memahami mereka. Dengan hati yang penuh empati, dia membiarkan mereka berbagi kesedihan, dan satu per satu, hati mereka melunak secara perlahan.

Akhirnya, Lawrence mencapai jantung Hutan Gelap. Di sana, dia menemukan bahwa kegelapan itu bukanlah kekuatan jahat, melainkan sebuah gunung berapi emosi yang tertahan. Gunung itu memuntahkan kesedihan yang terkumpul dari seluruh dunia, dan itulah yang merusak bunga-bunga di lembah.

Lawrence mengeluarkan Kristal Kesedihan. Dia tahu bahwa satu-satunya cara untuk menyembuhkan gunung itu adalah dengan menelan semua kesedihan yang tertahan. Dengan air mata yang mengalir, Lawrence mendekap kristal itu, membiarkannya menyerap semua kesedihan yang memancar. Kristal itu menyala dengan cahaya biru yang menyilaukan, dan gunung berapi itu perlahan-lahan menjadi tenang.

Ketika Lawrence kembali, lembah itu tidak lagi seperti dulu. Bunga-bunga tawa kembali mekar, tetapi kini mereka memiliki tetesan embun yang berkilau di kelopaknya. Orang-orang di Lembah Tawa dan Tangis kini tidak hanya tertawa, tetapi juga menangis. Mereka menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak berarti tidak adanya kesedihan, melainkan kemampuan untuk merasakan keduanya dan membiarkan mereka hidup berdampingan selamanya.

Lawrence menjadi pahlawan mereka, bukan karena dia mengalahkan kegelapan, tetapi karena dia mengajarkan mereka sebuah kebenaran universal: kebahagiaan dan kesedihan adalah dua sisi dari koin yang sama, dan hidup yang penuh adalah hidup yang merangkul keduanya secara bersamaan.

Tamat!!!

More Posts