Gatotkaca : Otot kawat tulang wesi

2024-02-09 14:47:22 - Adissya Maulidina Cahyani

Gatotkaca adalah tokoh populer dalam wayang Jawa Tengah. Ia sendiri digambarkan seperti sosok yang gagah, perkasa yang memiliki badan tegap dengan mata yang bulat. Dirinya juga dikisahkan sebagai sosok yang dengan mudahnya mengalahkan semua musuhnya dengan mudah. Tak heran jika ksatria dari Kerajaan Pringgodani ini memiliki sebutan populer, “Otot kawat tulang wesi.”


Jabang Tetuko, itu adalah nama kecil dari Gatotkaca. Ia lahir dari Bima (atau, dengan nama lainnya, Werkudara) dan Dewi Arimbi, seorang raksasa yang sangat setia pada Bima. Namun pada saat Gatotkaca mengalami peristiwa di mana tali pusarnya tidak bisa dipotong. Kemudian, Prabu Sri Batara Kresna meminta Prabu Puntadewa agar dapat memotong tali pusar dengan pusaka andalan Pandawa, namun ternyata tetap tidak berhasil. Saat Prabu Sri Batara Kresna menyuruh Raden Arjuna untuk memotongnya dengan pusaka andalan miliknya, hasilnya juga sama, nihil. Penyebab pusaka andalannya gagal memotong tali pusar milik jabang Tetuko adalah, pusaka itu hanya dapat digunakan kekuatannya oleh Eyang Batara Narada.


Pada akhirnya, Arjuna diutus oleh Kanda Prabu kresna dan Kanda Prabu Puntadewa untuk menemui Eyang Batara Narada. Ternyata, pada waktu yang bersamaan, Raden Karna yang merupakan panglima Hastinapura melangkah mendahului dan menyamar sebagai Arjuna. Dan sialnya, pusaka itu malah jatuh ke tangan yang salah, sehingga Arjuna hanya mendapatkan sarungnya. Akan tetapi, siapa yang menyangka bahwa pusar milik Jabang Tetuko akhirnya dapat terpotong, meski akhirnya sarung itu ikut menyatu pada Jabang tetuko itu sendiri dan menjadikannya raksasa dengan taring yang menyeramkan. Kresna pun langsung saja memotong taring milik Jabang Tetuko guna menghindarkan dirinya dari sifat buruk yang dimiliki raksasa.


Kemudian, Dewi Arimbi dinobatkan menjadi ratu kerajaan Pringgodani. Akan tetapi, kekuasaan itu akan diberikan pada Gatotkaca jika ia sudah beranjak dewasa karena Dewi Arimbi sendiri lebih sering tinggal di Kesatrian Jodipati.


Namun pada suatu hari, Sangkuni datang untuk menghasut Brajadenta. mengatakan bahwa ialah yang seharusnya menduduki tahta Pringgodani. Sedang, Brajamusti berpihak pada Gatotkaca. Brajadenta yang tak terima akhirnya memulai perang dengan Brajamusti. Meski akhirnya, tak ada yang menang, keduanya mati dan kedua rohnya berakhir ke dalam diri Gatotkaca, yang membuat Gatotkaca memiliki dua kekuatan dari Brajadenta dan Brajamukti.


Sebelum menjadi raja di Pringgodani, ia sempat dinobatkan menjadi raja sehari di Jonggrang Saloka. Kepulangannya tentu sangat disambut oleh Bima dan Dewi Arimbi. Ternyata, Pringgodani di bawah kekuasaan gatotkaca menjadikan rakyatnya semakin damai, aman dan makmur. 




Sumber : https://regional.kompas.com/read/2022/02/24/205415578/gatotkaca-satria-dari-pringgadani-cerita-rakyat-dari-jawa-tengah?page=all


https://www.detik.com/jateng/budaya/d-6717041/sosok-gatotkaca-satria-dari-pringgadani-di-cerita-rakyat-jawa-tengah

More Posts