Jalawure: Sumber Karbohidrat yang Terabaikan
Tahukah kalian tentang tanaman ini?
Pendahuluan
Jalawure merupakan salah satu umbi penghasil alternatif pangan bagi wilayah pesisir pantai hingga dataran rendah. Tanaman jalawure berupa perdu dengan tinggi antara 1,5-2 meter, serta tidak berkayu, dan bercabang. Tangkai daun melekat pada batang berbentuk segi lima. Secara taksonomi, jalawure (Tacca leontopetaloides) termasuk pada kingdom Plantae, subkingdom Tracheobionta, subdivisi Spermatophyta, divisi Magnoliophyta, kelas Liliopsida, subkelas Liliidae, ordo Dioscoreales, famili Dioscoreaceae, genus Tacca J.R. species Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze. Jalawure tersebar di pesisir pantai Garut Selatan, Kepulauan Karimunjawa (Jepara), Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung Timur. Secara umum, di Indonesia tumbuhan ini disebut umbi taka. Sejak 1962, Jalawure telah dimanfaatkan warga Kampung Cigadog Kecamatan Cikelet dan masyarakat di sekitar pesisir pantai selatan Kabupaten Garut sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras. Jalawure ditetapkan menjadi Puspa Nasional pada hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2014.
Argumentasi
Tanaman jalawure menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi di dalam tanah. Umbi jalawure memiliki nilai kandungan gizi yang sangat tinggi karena kandungan karbohidrat, kalsium, fosfor, dan air yang cukup tinggi. Jalawure pada umumnya diolah menjadi tepung. Hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menunjukkan bahwa dalam umbi terkandung karbohidrat sebesar 38,16 gram/100 gram. Sedangkan dalam bentuk tepung jalawure mengandung karbohidrat 83,07 gram/100 gram. Tepung jalawure mengandung karbohidrat paling tinggi dibandingkan dengan tepung beras, tepung jagung, dan tepung terigu. Maka dari itu, umbi dan tepung jalawure sudah pasti kaya akan karbohidrat.
Pemanfaatan jalawure selain sebagai solusi alternatif bahan pangan pengganti tepung terigu dan beras, juga dapat meningkatkan taraf hidup. Manfaat dari tepung umbi jalawure adalah sebagai bahan substitusi terigu dalam pengolahan berbagai produk kue kering maupun basah. Tepung ubi jalawure dapat dijadikan berbagai macam produk olahan untuk memperbaiki penampilan dan citarasa. Pengolahan umbi jalawure menjadi tepung dilakukan karena adanya rasa pahit dan racun pada kulit umbi segar jalawure. Pembuatan tepung jalawure dapat dilakukan secara sederhana. Pemanfaatan tepung jalawure sebagai bahan makanan tidak untuk kebutuhan sehari-hari, namun lebih banyak untuk waktu tertentu seperti pada musim paceklik, atau pada saat hari raya. Dengan banyaknya manfaat yang terdapat pada jalawure, perlu adanya kesadaran dari warga sekitar untuk melestarikan tanaman ini.
Kesimpulan
Untuk saat ini, mungkin keberadaan jalawure masih belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Akan tetapi, suatu saat nanti pasti tanaman jalawure ini sangat dibutuhkan. Dengan banyaknya kandungan karbohidrat yang ada, sudah pasti tanaman jalawure ini dapat menjadi pengganti nasi yang paling efektif. Sampai saat ini masyarakat tidak akan bisa hanya mengandalkan nasi sebagai bahan pangan pokok. Ketika semua bahan pangan pokok sudah semakin menurun tingkat produktivitasnya, Perlu adanya bahan pangan pengganti yang sepadan untuk menggantikan keberadaan nasi. Sudah saatnya kita menaruh perhatian pada sumber pangan lokal alternatif untuk menjamin keberlanjutan hidup kita. Upaya ini memang harus sudah mulai dilaksanakan dengan segera di bumi Nusantara ini.
Sumber:
https://www.satuharapan.com/read-detail/read/lipi-jalawure-pengganti-beras-dan-terigu
https://technology-indonesia.com/pertanian-dan-pangan/pertanian/jalawure/
