Kamar 0
baca dong
2025-08-26 06:31:02 - 상준
Kelas sudah sepi. Jam self-study masih berlangsung, tapi teman-teman lain sudah naik ke asrama. Hanya Apie dan Juny yang masih duduk, ngobrol santai sambil menatap layar Chromebook.
“Juny, kamu pernah denger soal Kamar 0?” tanya Apie, matanya tetap fokus ke game.
Juny mengangguk pelan, “Yang katanya ada di lorong paling pojok asrama itu, kan? Tapi kamar itu nggak pernah dipakai, ya?”
Tiba-tiba Juny berhenti bicara. Ia menoleh, “Eh, Pie... kamu denger suara sepatu yang menghentak di lantai nggak?”
Apie mengangkat kepala, “Iya... tapi kok tiba-tiba hilang?”
Mereka berdua terdiam. Suara itu lenyap. Lorong makin sunyi. Merasa nggak nyaman, mereka buru-buru naik lift ke lantai empat. Di dalam lift, rasa penasaran mulai mengalahkan rasa takut.
“Besok malam kita coba masuk, yuk. Jam 10, pas semua orang udah tidur,” kata Apie.
“Emang kamu nggak takut?” tanya Juny.
“Takut sih... tapi aku penasaran banget.”
Malam itu, setelah sampai di kamar masing-masing, Juny mengajak Apie ke toilet. Mereka belum sempat bersih-bersih. Saat berjalan di lorong menuju toilet yang ada di ujung, mereka melihat sebuah pintu kayu tua.
“Pie, itu... kamar 0, kan?” bisik Juny.
“Iya, Jun. Itu kamar yang kita omongin tadi.”
Pintu itu tampak tua dan berkarat. Catnya mengelupas, nggak ada gagang pintu. Tapi kalau diperhatikan dari sudut tertentu... ada angka samar: 0.
Dari dalam terdengar suara-suara aneh. Lampu di atas pintu berkedip sendiri, padahal lorong itu kosong.
Keesokan malamnya, mereka berdiri di lorong asrama. Semua pintu punya nomor. Kecuali satu.
Apie mengulurkan tangan dan mendorong pintu kayu itu. Ternyata nggak terkunci.
Di dalam, kamar itu kosong. Tapi dingin. Lantai berdebu, ada bekas kasur tua. Di dinding, terlihat bayangan... padahal tidak ada sumber cahaya.
Juny melangkah masuk perlahan. “Ini bukan kamar biasa…”
Apie menutup pintu pelan.
Dan dari luar... suara mereka hilang.
Lanjut Part 2