Gerbang Waktu Maeva dan Prulia

2025 dan 2085?

“Hidup kok gini-gini aja ya, flat nggak ada seru-serunya sama sekali.” Oceh Maeva kepada teman satu circle-nya.

“Ya kalo tiba-tiba muncul orang dari tahun 2085 lebih nggak lucu, Maev,” balas serentak teman-temannya.

“Hehehe, tapi asyik nggak sih?” Lantur Maeva.

“Tau dah, balik yok!” Ajak salah seorang temannya.

“Yuk,” Jawab serentak semuanya.

Di perjalanan pulang, Maeva yang memang sangat menyukai alampun berniat ingin singgah di sebuah hutan yang sedikit jauh dari kota. 

“Sejak kapan ada gerbang, baru kah?” Ucap Maeva heran sambil mengerjapkan matanya untuk memastikan apakah memang benar ada gerbang. Maeva mulai mendekat ke gerbang, tak lama kemudian ia terkejut karena melihat pemandangan yang sangat indah. 

“Hah, gila bagus banget!” Ucapnya sambil mengeluarkan benda tersayangnya.

“Harus diabadikan ini mah,” Katanya asal sambil memotret pemandangan yang ada di dalam gerbang.

Setelah hampir satu jam, ia yang mulai bosan pun memutuskan untuk pulang karena hari juga semakin sore, tetapi saat ia ingin berswafoto tiba-tiba gerbang yang semula tertutup dan terkunci membuka.

“Aduh,” refleks Maeva sambil menahan badannya yang jatuh.

“Eh, ada orang.” Ucap seorang perempuan bertubuh tinggi dan memakai kacamata.

Maeva yang diliputi rasa takut dan bingung langsung bergegas berdiri.

“Kamu siapa?” Tanya Maeva sambil sedikit mundur.

“Nggak usah takut dong, aku kayak kamu kok manusia,” Jawab seseorang tersebut santai sembari mengulurkan tangan untuk berkenalan.

Maeva yang seperti tersihir pun langsung mengulurkan tangannya membalas jabatan tersebut.

“My name is Pink and I’m really glad to meet you” Senandung perempuan tersebut.

“You’re recommended to me by some people, eh kok malah bikin trend” Ucap maeva menyadarkan lawan bicaranya.

“Hehehe, kenalin aku Prulia,” ucap seorang perempuan tersebut semangat.

“Ha, Puella?” Tanya Maeva memastikan.

“Prulia, P R U l I A, Prulia,” jawab Prulia sambil mengeja namanya.

“Oh, Prulia, aneh banget sih namamu.” Katanya heran.

“Bukan namaku yang aneh tapi bukan zamannya saja namaku,” Oceh Prulia ketus.

“Lah memang kamu lahir kapan? Zaman sekarang si sudah aneh tapi namamu kayak asing dan aneh banget,” Jelas Maeva panjang.

“Adalah, by the way ini 2025 kah?” Tanya Prulia penasaran.

“Yaiyalah orang belum tahun baru kok,” Jawab Maeva.

“Ya santai dong, kan aku nggak sengaja nyampe sini” Jelasnya santai sambil melihat jam AI kesayangannya.

“Nggak sengaja nyampe sini? Maksudnya?” Tanya Maeva bingung.

“Penasaran ya……” Ucapnya dengan nada mengejek.

“Dibilang penasaran enggak tapi kalau enggak penasaran juga apa” Jawab Maeva dengan nada datar.

“Aku tu dari…..” Ucapnya dengan nada mengejek.

“Dari matamu-matamu ku mu..” Nyanyiannya terhenti seketika.

“Ststst, nanti bayar royalti,” Sambar Prulia sambil meletakkan telunjuknya ke mulut Maeva.

“Sudah dari mana kok?” Ucap Maeva sebal.

“Penasaran kan, ikut aku saja yuk,” Tawar Prulia.

“Eh ke mana, nggak diculik kan?” Ceplos Maeva.

“Muka baik hati seperti malaikat ini mirip penculik kah?” Ucap Prulia percaya diri.

“Enggak juga tapi kan bisa saja, kalau di film-film kan begitu” Jelas Maeva polos layaknya anak kecil.

“Sudah gede masih saja percaya kayak gitu” Judes Prulia sambil melihat Maeva dari ujung kepala hingga kaki.

“Kan siapa tahu” Balas Maeva tak terima.

“Sudahlah ikut aku saja ke 2085” Tawar Prulia kedua kalinya.

“What, 2085? Nggak salah kah, bukannya masih 60 tahun lagi” Jawab Maeva terkejut.

“Iya, nggak usah kaget-kaget amay” Ucapnya sambil melambai-lambaikan tangan.

“Amat nggak sih kok amay” Koreksi Maeva.

“Iya memang amat tapi di tahun 2085 sudah ganti nggak amat lagi” Jelas Prulia.

“Mau ikut nggak nih jadinya?” Tawar Prulia terakhir kalinya.

 “Emm…” 

 

Bersambung....