Almira Quinsha 2 months ago
almira-quinsha #bahasa

Perpustakaan Gema

   Di sebuah kota kuno bernama Veridia yang dikelilingi oleh pegunungan dan diselimuti kabut abadi, berdiri megah Perpustakaan Gema. Bukan sekadar bangunan dari batu dan kayu, perpustakaan ini adalah jantung kota, tempat di mana setiap cerita dan emosi yang pernah dituliskan, beresonansi. Penjaga perpustakaan ini adalah Elara, seorang wanita tua yang telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk merawat gema-gema ini.

   Elara tidak membaca buku dengan mata, melainkan dengan sentuhannya. Dia bisa merasakan getaran dari setiap kata, kebahagiaan dari sebuah puisi yang ditulis dalam euforia, atau keputusasaan dari novel yang ditulis di tengah badai kehidupan. Ia bisa merasakan gema cinta, kehilangan, keberanian, dan penyesalan yang tersimpan di dalam setiap halaman.

   Suatu sore yang dingin, seorang pria muda bernama Kael datang ke perpustakaan. Kael adalah seorang kartografer, pria yang hidupnya diatur oleh garis-garis presisi dan titik-titik koordinat. Namun, di balik peta-peta yang ia buat, ada kekosongan yang tak bisa ia jelaskan. Ia mencari sesuatu yang tak bisa ia temukan di peta manapun.

   Matanya tertuju pada sebuah buku tua bersampul kulit yang tergeletak di sebuah sudut yang jarang terjamah. Buku itu tidak memiliki judul dan halamannya kosong. Ketika Kael menyentuhnya, ia terkejut. Buku itu tidak memiliki gema. Buku itu terasa hampa dan mati, berbeda dengan buku-buku lain yang berdenyut dengan kehidupan.

   "Buku ini tidak memiliki gema," kata Kael pada Elara, suaranya dipenuhi rasa ingin tahu.

   Elara tersenyum, matanya yang tua menatap Kael dengan bijaksana. "Mungkin gema itu belum dibuat, Tuan Kael. Buku ini menunggumu."

   Elara menjelaskan bahwa buku itu adalah sebuah Jurnal Kosong, sebuah buku yang ditakdirkan untuk menjadi peta dari sebuah perjalanan jiwa. Kael, yang selalu membuat peta dari dunia luar, merasa tertantang. Ia memutuskan untuk menerima tantangan itu. Ia mulai mengisi buku itu, bukan dengan peta geografi, melainkan dengan peta emosionalnya. Setiap malam, ia kembali ke perpustakaan, duduk di meja kayu yang sama, dan menuangkan isi hatinya.

   Awalnya, tulisannya terasa kaku. Seperti garis-garis yang terlalu lurus dan tidak memiliki perasaan. Ia menulis tentang kegagalannya, tentang rasa takutnya, tentang masa lalunya yang ia coba lupakan. Setiap kali ia menulis, ia merasakan sensasi aneh. Kertas kosong itu seolah menelan setiap kata, menyerap setiap emosi yang ia tumpahkan.

   Seiring berjalannya waktu, tulisan Kael mulai mengalir. Ia mulai jujur pada dirinya sendiri. Ia menulis tentang kesepian yang ia rasakan di tengah keramaian, tentang kerinduannya pada sesuatu yang tak bisa didefinisikan, dan tentang impian yang ia kubur dalam-dalam. Setiap kali pena Kael menyentuh kertas, ia merasakan kehangatan yang menjalar dari buku itu. Perlahan tapi pasti, gema itu mulai terbentuk.

   Suatu malam, ketika ia membuka Jurnal Kosongnya, ia tidak lagi melihat halaman kosong. Ia melihat gambaran sebuah peta. Bukan peta geografis, melainkan peta jiwanya. Ada jalan-jalan yang berkelok-kelok yang melambangkan keraguan dan kebingungan. Ada danau-danau yang tenang yang melambangkan momen-momen kedamaian yang ia temukan. Dan ada puncak-puncak gunung yang menjulang tinggi, melambangkan impian dan ambisinya yang belum tercapai.

Kael menyadari bahwa ia telah menemukan apa yang hilang: dirinya sendiri. Buku itu adalah cermin yang memantulkan jiwanya. Ia telah membuat peta yang paling penting dari semua peta, peta yang mengarah ke dalam. Sejak saat itu, Kael tidak hanya membuat peta untuk orang lain, ia juga menjadi pemandu bagi mereka yang tersesat di dalam diri mereka sendiri, membantu mereka menemukan jalan, sama seperti Jurnal Kosong itu membantunya.

The History of Dinosaurs Research

The History of Dinosaurs Research

1757922026.webp
Mochammad Setya Airlangga
2 months ago
Proses Membuat Patung Kepala  Usia Laki Laki

Proses Membuat Patung Kepala Usia Laki Laki

1739794664.png
ALDEBARAN HAYKAL TROVALDI
10 months ago
Buah dari Keikhlasan

Buah dari Keikhlasan

https://lh3.googleusercontent.com/a/AEdFTp64ojUSJ2dXm_qvrWsF1bCkkAFxOK7hrZaWel8t=s96-c
Shulhan
2 years ago
Kisah Diqi: Api Kelulusan (Cerpen)

Kisah Diqi: Api Kelulusan (Cerpen)

1708867858.png
ℤ𝕦𝕓𝕒𝕪𝕪𝕣~
10 months ago
Umbi Talas Sumber Karbohidrat Murah

Umbi Talas Sumber Karbohidrat Murah

1731308278.png
almatheaaa
1 year ago