Menjaga Persatuan di Era yang Penuh konflik

Sikap persatuan dan kesatuan merupakan sikap penting yang seharusnya sudah dimiliki dan ditanamkan oleh seluruh WNI. Tetapi dengan kondisi masyarakat sekarang yang dipenuhi oleh ketidakpercayaan dan konflik antar pihak, bagaimana caranya kita bisa menjaga nilai persatuan dan kesatuan di Indonesia?

2025-09-03 04:41:29 - Mochammad Setya Airlangga

Menjaga Persatuan di Era yang Penuh konflik

Di era sekarang ini, Indonesia menghadapi masalah yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan pecah belahnya negara kita. Setiap hari seakan negara kita akan terjerumus ke arah dimana kesenjangan antara pihak-pihak kementrian dan para warga NRI makin membesar sehingga negara bisa saja masuk ke saat dimana perlawanan terjadi secara nyata. Dan sekarang dengan protes dan demo unjuk rasa yang berawal dari 25 Agustus hingga hari ini memang sudah jelas seberapa besarnya resiko pecah belahnya negara kita. Lantas, apakah protes seperti demo unjuk rasa dapat memecah belahkan negara, masalah apa saja yang meresikokan tanah air untuk pecah, dan apa yang kita sebagai WNI bisa lakukan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan Indonesia?

Indonesia memang sudah tidak asing dengan masalah protes di dalam negara. Sejak kemerdekaan Indonesia, beberapa demo dan protes telah terjadi di Indonesia. Seperti Demo Tritura (1966), Demo reformasi (1998), Demo kenaikan BBM (2012), Demo tolak RKUHP (2019), dan lain-lain. Demo-demo tersebut biasanya terjadi karena para masyarakat-masyarakat merasa lelah dan marah terhadap apa yang pemerintahan sedang lakukan atau ada sebuah kejadian tragedi yang akhirnya membikin masyarakat marah. Dan disaat sebuah demo dan protes terjadi, terjadilah kekacauan dan keributan dengan kerusakan paling terkecil adalah ban mobil dibakar dan vandalisme dan yang paling ekstrim dan tidak terkendali adalah membakar atau meraja sebuah bangunan atau properti umum dan berkelahi secara langsung dengan polisi atau pihak-pihak serupa. Dan alasan mereka melakukan semua hal itu adalah dengan tujuan untuk menarik perhatian pihak-pihak seperti pemerintah supaya mereka merespon dan melakukan sesuatu yang mereka mau secara cepat, efisien, dan penuh transparansi. Walaupun ada beberapa demo dan aksi masyarakat yang memang dapat memecah belahkan seperti pada saat demo reformasi di 1998 dimana warga-warga beretnis Tionghoa ditargetkan dan diancam oleh masyarakat, gerakan G30 PKI dimana percobaan partai komunis mengambil ahli Indonesia menyebabkan masyarakat marah dan akhirnya menyebabkan sekitaran setengah miliar orang dibantai, dan sekarang dengan demo unjuk rasa telah memperlihatkan seberapa muaknya masyarakat dengan pemerintah dan seberapa tidak percayalah mereka dengan mereka. Tetapi dengan semua itu, masih terdapat satu hal yang tetap berada di semua demo yang pernah terjadi di Indonesia. Dan hal itu adalah masyarakat Indonesia bersatu demi melawan sesuatu hal. Sehingga walaupun demonstrasi dan protest dapat memecah belahkan negara jika situasi memang menjadi tidak bisa diandalkan, protest justru bisa menjadi sesuatu yang menyatukan demi sebuah tujuan yang sama. Sehingga jika bukan protest, apa saja masalah yang dapat meresikokan terpecah belahnya tanah air?

Ada beberapa hal yang dapat mengancam perasaan persatuan dan kesatuan di Indonesia dan beberapa hal tersebut sudah atau hampir terjadi di sejarah negara. Seperti protes Mei 1998 yang sebelumnya sudah dijelaskan dapat mengancam persatuan di-Indonesia. Selain dari itu, peristiwa-peristiwa seperti pemberontakan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan konflik Papua menunjukkan bahwa rasa persatuan-dan kesatuan harus ditumbuhi dari kecil dan diterapkan secara serius atau nanti perselisihan akan muncul di kalangan provinsi dan akhirnya terjadi perang saudara atau terjadi seperatisme. Selain dari itu, aksi pemberontakan seperti peristiwa G30 PKI dimana pihak komunis mencoba untuk menghancurkan konsep NKRI (Negara kesatuan Republik Indonesia) dan menggantinya dengan ideologi komunisme tentu saja dapat menghancurkan nilai persatuan Indonesia jika mereka berhasil. Selain dari itu, hal-hal seperti diskriminasi antar ras atau agama, pertumbuhan sikap etnosentrisme dimana itu merupakan sebuah rasa sombong dengan budayanya diri sendiri dan merendahkan budayanya warga lain, melemahkan dan melupakan nilai budaya karena alasan apapun, dan terjadinya kesenjangan di dalam negara. Dan juga pemimpin yang korup atau yang tidak mampu menjaga stabilitas dan keamanan negara dapat juga merusak dan menghambat persatuan Negara karena pemimpin yang bersifat korup atau tidak mampu akan berhasil dengan masyarakat menjadi marah dan hubungan antara warga dan pemerintahan sehingga terjadilah penghambatan persatuan negara.

Lantas, apa saja yang kita sebagai warga negara Indonesia bisa lakukan demi mempertahankan kesatuan tanah air? Hal pertama dan yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan belajar. Secara lebih specifiknya, belajar mengenai pancasila dan kesatuan. Ilmu itu penting untuk menjaga persatuan dan dengan belajar mengenai ilmu sosial, pancasila, dan lain-lainnya, maka wawasan kita terhadap persatuan akan bertumbuh dan dengan itu kita dapat membantu dalam menjaga persatuan tanah air dengan baik. Selain dari tu, kita juga perlu menumbuhkan rasa simpati, solidaritas, persaudaraan, serta juga rasa kerjasama antara orang lain karena tanpa ada rasa itu, kita akan kesusahan untuk menumbuhkan niat atau rasa untuk membantu dan menyayangi orang lain dan pada akhirnya, memperlemahkan rasa persatuan. Dan terakhir, kita juga perlu mencoba untuk membantu pemimpin negara dalam menjaga persatuan dengan mendukung perilisan hukum-hukum yang adil untuk masyarakat, melaksanakan program yang membantu menumbuhkan rasa persatuan, dan memberikan kritik secara lisan dengan cara menulis di sebuah artikel atau memberikan tanggapan melalui sosial media hingga melakukan protes damai supaya pemerintah dapat mempercepat memperbaiki sebuah masalah.

Pada akhirnya, menumbuhkan sifat persatuan dan menjaganya memang bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan. Di masa dimana korupsi merupakan masalah besar, ketidakadilan makin membesar, dan brutalitas polisi membikin masyarakat semakin tidak percaya dengan pihak-pihak pemerintahan, menjaga rasa simpati, kemanusiaan, dan persatuan memang sesuatu yang sulit untuk ditahankan. Tetapi pada akhirnya, jika kita sebagai negara ingin maju, maka kita sebagai WNI harus mengingat nilai-nilai yang sudah tercantum kepada Pancasila dan kita harus menjaga dan mempertahankan nilai kesatuan dan persatuan negara supaya perang saudara tidak terjadi dan supaya kita bisa mengatasi masalah-masalah yang akan datang.

Daftar Pustaka:

Elmy Tasya Khairally. 2023. “4 Peristiwa yang Dapat Menimbulkan Pecahnya Persatuan Bangsa Indonesia”. DETIK.COM. 10 April 2023, dilihat Kamis 28 Agustus 2025

<https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6665864/4-peristiwa-yang-dapat-menimbulkan-pecahnya-persatuan-bangsa-indonesia>

Denny Armandhanu. 2025. “What Triggered Violent Protest Across Indonesia, and How Bad Could It Get For President Prabowo?”. CHANNELNEWSASIA. 30 Agustus 2025, dilihat Sabtu 30 Agustus 2025

<https://www.channelnewsasia.com/asia/indonesia-protest-violence-analysis-prabowo-response-threat-5324011>

Lusianti Dwi Cahyani, Serafica Gischa. 2025. “5 Demonstrasi Terbesar dalam Sejarah Indonesia”. KOMPAS. 26 Agustus 2025, dilihat Minggu 31 Agustus 2025

<https://www.kompas.com/stori/read/2025/08/26/180000979/5-demonstrasi-terbesar-dalam-sejarah-indonesia>

Laila. “Manfaat Persatuan dan Kesatuan bagi Bangsa Indonesia”. GRAMEDIA, dilihat 3 September 2025

<https://www.gramedia.com/literasi/manfaat-persatuan-dan-kesatuan/?srsltid=AfmBOorQVN0XlQ5197wsWHZyXxfYjqVmYOfkDr-kgk7XcpoUvaJmgcr0>

More Posts