Olahan Kedelai sebagai Makanan Pokok Pengganti Beras

Tempe goreng pakai sambal 😋😋😋

Konsumsi beras yang tinggi sudah menjadi masalah umum masyarakat Indonesia. Kenaikan harga, beras oplosan, korupsi impor beras, krisis beras, dan berbagai berita serupa lainnya sudah menjadi berita harian bagi rakyat kita. Hal ini memanggil beberapa orang untuk mencari tahu, “Apakah ada makanan yang efektif sebagai pengganti beras?” Belum sempat pertanyaan tersebut terjawab, pertanyaan lainnya pun ikut mengiringi seperti: sudah siapkah rakyat menerima perubahan ini? Apakah berdampak terhadap ekonomi Indonesia? Dan deretan pertanyaan lainnya yang terus bermunculan yang menghalangi terjadinya perubahan ini. Akan tetapi kita tak bisa terus berputar di lingkaran yang sama, kita harus membuat perubahan yang mampu menyelesaikan masalah yang terus bermunculan. Salah satu sumber pangan lokal yang berpotensi menyelesaikan masalah ini adalah kacang kedelai (fithub.id). Berikut saya berikan teks argumentasi yang menjelaskan olahan kedelai sebagai makanan pokok pengganti beras.

Kedelai memiliki kandungan gizi yang tinggi. Dalam 100 gram kacang kedelai terdapat 172 kalori, 18,2 gram protein, 3 gram gula, 6 gram serat, dan 9 gram lemak. Jauh lebih tinggi daripada 100 gram beras yang hanya memiliki 2,66 gram protein, 0,05 gram gula, 0,4 gram serat, dan 2 gram lemak (fatsecret.co.id). Selain itu, Kedelai juga memiliki vitamin K1, B9, B1, dan kandungan lainnya yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Kacang kedelai memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan, termasuk menurunkan risiko kanker, menjaga kesehatan tulang, mengontrol penyakit gula, dan segudang manfaat lainnya (halodoc.com, 2023). Dengan kandungan gizi yang lengkap, membuatnya berpotensi sebagai solusi dari masalah pangan lokal selama ini, bahkan mampu mengatasi masalah kekurangan gizi di beberapa daerah yang membutuhkan. Hal ini tentu saja sangat bermanfaat, terlebih lagi bagi masyarakat menengah-bawah yang membutuhkan makanan sehat dengan harga yang terjangkau.

Untuk memproduksi beras dibutuhkan ladang yang luas, irigasi yang lancar dan melimpah, tak jarang pupuk kimia digunakan dalam jumlah tinggi. Salah satu cara supaya pengolahan menjadi lebih efektif adalah penanaman kedelai. Kedelai dapat ditanam langsung setelah panen padi, metode ini dapat meningkatkan efektivitas lahan, meningkatkan kesuburan tanah, dan mengurangi risiko gagal panen (digitani.ipb.ac.id, 2025). Bisa kita lihat minat masyarakat yang kian meninggi akan penggunaan kedelai sebagai sumber pangan lokal (Ramadhani, 2014). Tentunya, kita tak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja. Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus mampu dan bisa memanfaatkan potensi ini dengan efisien.

Kedelai juga memiliki banyak jenis olahan yang fleksibel dan variatif, salah satunya adalah tempe mendoan. Tempe mendoan adalah makanan khas Banyumas, Jawa Tengah. Mendoan terbuat dari tempe yang dipotong tipis dan dibaluri tepung, lalu digoreng dalam minyak panas. Dibandingkan nasi, mendoan memiliki beberapa kelebihan, di antaranya harga yang murah, rasa gurih dan krispi, kaya protein, dan tentunya mengenyangkan. Mendoan biasanya disajikan dengan sambal kecap yang menambah kenikmatan saat menyantapnya. Tidak hanya mendoan, kacang kedelai juga bisa diolah menjadi makanan lainnya, sebagai contoh masyarakat Indonesia sering mengkonsumsi tahu, peyek kedelai, susu kedelai, dan lain sebagainya (tempo.com, 2023). Potensi kedelai ini juga dapat dimanfaatkan oleh UMKM (Usaha mikro kecil menengah) sebagai salah satu sumber pemasukan demi melancarkan perputaran ekonomi dalam negeri.

Kedelai memiliki potensi besar untuk menjadi alternatif sumber pangan lokal bagi masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan konsep pangan fungsional yang digalakkan demi kemajuan komoditas pangan Indonesia (Krisnawati, 2017). Pemanfaatan kedelai juga bisa mengurangi ketergantungan pada impor pangan yang kerap kali menjadi masalah di Indonesia, mengingat petani kedelai di Indonesia juga berpotensi memajukan sumber pangan satu ini (ugm.ac.id, 2025). Walaupun beras masih menjadi sumber pangan yang masyhur di masyarakat Indonesia, kita dapat mulai mengubah gaya pangan kita sedikit demi sedikit. Langkah ini juga dilakukan demi mempertahankan ketahanan pangan negara, mengurangi masalah ekonomi, dan memajukan UMKM. Maka dari itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama demi menyukseskan gerakan ini. Karena langkah kecil yang kita buat sekarang dapat berdampak pada masa depan.

Daftar Pustaka

digitani.ipb.ac.id (2025, 20 Maret). SISTEM TANAM SUPERBODI: INOVASI CERDAS BUDIDAYA KEDELAI DI LAHAN SAWAH. Diakses pada 13 Agustus 2025, dari digitani.ipb.ac.id/sistem-tanam-superbodi-inovasi-cerdas-budidaya-kedelai-di-lahan-sawah/#:~:text=Efisiensi%20dan%20Keunggulan%20Superbodi,apabila%20padi%20tidak%20berhasil%20dipanen
fatsecret.co.id. (n.d.). Nasi Putih. Diakses pada 12 Agustus 2025, dari fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum/nasi-putih?portionid=53181&portionamount=100,000
fithub.id. (n.d.). 18 Makanan Pengganti Nasi yang Menyehatkan dan Mengenyangkan. Diakses pada 7 Agustus 2025, dari fithub.id/blog/makanan-pengganti-nasi
halodoc.com. (2023, 23 November). Kandungan Nutrisi dan Manfaat Kedelai untuk Kesehatan Tubuh. Diakses pada 14 Agustus 2025, dari halodoc.com/artikel/kandungan-nutrisi-dan-manfaat-kedelai-untuk-kesehatan-tubuh?srsltid=AfmBOoqtof-vIBSmLljyZvCslQf3EkbNIgJiXh2cQQxGaCyLZab7LIOq
Krisnawati, A. (2017). Kedelai sebagai Sumber Pangan Fungsional. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jawa Timur, Indonesia, 1(1), (62).
Ramadhani, D.A., & Hsb, R. A. (2014). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN KEDELAI DI INDONESIA. Jurnal ekonomi dan keuangan, 2(3), (131).
tempo.co. (2023, 21 Januari). 7 Olahan Makanan Tradisional yang Berbahan Dasar Kedelai: Tempe Hingga Natto. Diakses pada 12 Agustus 2025, dari tempo.co/arsip/7-olahan-makanan-tradisional-yang-berbahan-dasar-kedelai-tempe-hingga-natto-227097
ugm.ac.id. (2025, 7 Januari). Pakar UGM: Kebijakan Stop Impor Pangan harus diikuti dengan Penguatan Infrastruktur Irigasi dan SDM Petani. Diakses pada 14 Agustus 2025, dari ugm.ac.id/id/berita/pakar-ugm-kebijakan-stop-impor-pangan-harus-diikuti-dengan-penguatan-infrastruktur-irigasi-dan-sdm-petani/