Penangkapan Pangeran Diponegoro : Kotinjesi
Dua kemungkinan yang memiliki kemungkinan yang terjadi ataupun tidak terjadi. Memiliki rencana adalah suatu keharusan dalam mengambil sebuah langkah. Namun bagaimana cara kita merencanakan sebuah rencana?
2024-01-09 06:00:28 - R. Gatot Susilo
Bagian I : Lukisan Penangkapan Diponegoro
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro adalah karya dari Raden Saleh, dalam sudut subjektif lukisan itu menggambarkan dua kondisi; Ditangkap dan Menang. Sesuatu yang berlawanan dalam sebuah frame. Emosi yang diambil pun terlihat dalam besarnya kepala sang Penjajah yang merefleksikan sifat kesombongan. Emosi ini pun dilawan oleh Pangeran Diponegoro dengan wajah mendongak ke atas, seakan bilang "Saya telah merdeka.".
Pangeran Diponegoro seakan mengetahui bahwa ia akan ditangkap, namun disisi yang lain ia juga telah memikirkan bagaimana caranya lepas dari tawanan asing. Ketenangan Pangeran Diponegoro yang terbalut pemberontakan menjadi kekuatan paling mengerikan untuk belanda. Kita sebagai penonton memutuskan bagaimana cara kita mengintersepsi mahakarya dari Raden Saleh.
Bagian II : Kontinjesi
Pengambilan sebuah rencana yang baik adalah rencana yang telah memikirkan banyak variabel untuk diterawang. Nalar dari manusia di uji untuk mengetahui kualitas dari logika. Intuisi dari manusia menentukan seberapa banyak kita bisa menerawang variabel yang akan terjadi.
Lalu apakah rencana sesuai dengan perkiraan? Tidak. Hasil akhir dari sebuah rencana adalah tujuan yang sama. Sebagai contoh saya akan pergi ke kota Jogja, rencana saya dan teman saya mungkin akan berbeda tapi kita memiliki tujuan yang sama. Improvisasi dari sebuah rencana adalah hal penting untuk mengasah batin untuk mengetahui mana yang paling sedikit kerugiannya.